Pendidikan Kewarganegaraan SMA MA Kelas XI
160
Cara ini adalah suatu teknik yang ditempuh untuk mencegah konflik maupun untuk menciptakan perdamaian.
Peace Keeping merupakan “penemuan” PBB sejak pertama kali dibentuk,
Peace Keeping telah menciptakan stabilitas yang berarti diwilayah konflik. Sejak tahun 1945 hingga 1992, PBB telah membentuk 26 kali operasi
Peace Keeping. Sampai bulan Januari 1992 tersebut, PBB telah menggelar 528.000 personel militer,
polisi dan sipil. Mereka telah mengabdikan hidupnya di bawah bendera PBB. Sekitar 800 dari jumlah tersebut yang berasal dari 43 negara telah gugur dalam melaksanakan
tugasnya.
4. Peace Building
Peace Building adalah tindakan untuk mengidentifikasi dan mendukung struktur-struktur yang dan guna memperkuat perdamaian untuk mencegah suatu konflik yang telah
didam aikan berubah kem bali m enj adi konf lik. Peace Building lahir set elah
berlangsungnya konflik. Cara ini bisa berupa proyek kerja sama konkret yang menghubungkan dua atau lebih negara yang menguntungkan di antara mereka. Hal
demikian tidak hanya memberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi dan sosial, tetapi juga menumbuhkan kepercayaan yang merupakan syarat fundamental bagi
perdamaian.
5. Peace Enforcement
Di samping keempat hal tersebut, sarjana Amerika Latin, Eduardo Jimenez De Arechaga, memperkenalkan ist ilah lain yait u
Peace Enfocement Penegakan Perdamaian. Yang dimaksud dengan istilah ini adalah wewenang Dewan Keamanan
berdasarkan Piagam untuk menentukan adanya suatu tindakan yang merupakan ancaman terhadap perdamaian atau adanya tindakan agresi. Dalam menghadapi
situasi ini, berdasarkan Pasal 41 Bab VI I , Dewan berwenang memutuskan penerapan sanksi ekonomi, politik atau militer. Bab VI I yang membawahi Pasal 41 Piagam ini
dikenal juga sebagai “gigi”-nya PBB
the “teeth” of the United Nations. Contoh dari penerapan sanksi ini, yaitu Putusan Dewan Keamanan tanggal 4 November
1977. putusan tersebut mengenakan embargo senjata terhadap Afrika Selatan berdasarkan Bab VII Piagam sehubungan dengan kebijakan negara tersebut menduduki
Namibia UNSC Res.418[ 1971] .
Termuat dalam Pasal 33 ayat 1 Piagam yang menyatakan bahwa para pihak yang bersengketa
“ shall, first of all, seek a resolution by negotiation…,” tersirat bahwa penyelesaian sengketa kepada organ atau badan PBB hanyalah “ cadangan”, bukan
cara utama dalam menyelesaikan suatu sengketa. Namun demikian, ketentuan tersebut tidak ditafsirkan manakala sengketa lahir. Para
pihak tidak boleh menyerahkan secara langsung sengketanya kepada PBB sebelum semua cara penyelesaian sengketa yang ada sudah dijalankan. Pada kenyataanya
bahwa organ utama PBB dapat secara langsung menangani suatu sengketa apabila PBB memandang bahwa suatu sengketa sudah mengancam perdamaian dan keamanan
internasional.
Organ-organ utama PBB bedasarkan Bab I I I Pasal 7 ayat 1 Piagam PBB terdiri atas Majelis Umum, Dewan Keamanan, ECOSOC, Dewan Peralihan, Mahkamah Internasional
dan Sekretariat. Organ-organ ini berperan penting dalam melaksanakan tugas dan fungsi PBB. Terutama dalam memelihara perdamaian dan keamanan internasional,
sesuai dengan kaedah keadilan dan prinsip hukum internasional.
Sumber: http: klinikhukum.wordpress.com 2007 07 25 penyelesaian-sengketa-internasional-dalam-kerangka-pbb
161
Bab 5 Sistem Hukum dan Peradilan I nternasional
3 . Panel Khusus dan Spesial Pidana I nternasional The I nternational
Criminal tribunals and Special Courts, I CT SC
Lembaga ini adalah lembaga peradilan internasional yang berwenang mengadili para tersangka kejahatan berat internasional yang bersifat tidak
permanen, artinya setelah selesai mengadili peradilan ini dibubarkan. Dasar pembentukan dan komposisi penuntut dan hakim ad hoc ditentukan
berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB. Yurisdiksi atau kewenangan Panel Khusus dan Spesial pidana internasional ICT SC menyangkut tindak kejahatan
perang dan genosida tanpa melihat apakah negara dari si pelaku sudah meratifikasi statuta Mahkamah Pidana Internasional atau belum. Hal ini berbeda
dengan Mahkamah Pidana Internasional yang yurisdiksinya berdasarkan pada kepesertaan negara dalam traktat multilateral tersebut.
Perbedaan antara panel khusus pidana internasional dan panel spesial pidana internasional terletak pada komposisi penuntut dan hakim ad hoc-nya. Pada Panel
khusus pidana internasional komposisi sepenuhnya ditentukan berdasarkan ketentuann peradilan internasional. Adapun pada panel spesial pidana
internasional komposisi penuntut dan hakim ad hoc-nya merupakan gabungan antara peradilan nasional dan peradilan internasional.
Contoh-contoh panel khusus pidana internasional dan panel spesial pidana internasional, antara lain adalah sebagai berikut.
a. International Criminal Tribunal for Rwanda
ICTR, yang dibentuk oleh Dewan Keamanan PBB pada tahun 1994.
b. International Criminal Tribunal for Former Yugoslavia ICTY, yang dibentuk pada tahun 1993.
c. Special Court for Irag
SCI: Toward a Trial for Saddom Hussein and Other Top Booth Leaders
. d. Special Court for East Timor SCET.
e. Special Court for Leone
SCSL.
Abdoel Moeis
lahir di Sungai Puar, Bukittinggi, Sumatra Barat, 3 Juli 1883 – meninggal di Bandung, Jawa Barat, 17 Juni 1959 pada umur 75 tahun adalah seorang sastrawan dan wartawan I ndonesia. Pendidikan
terakhirnya adalah di Stovia sekolah kedokteran, sekarang Fakultas Kedokteran Universitas I ndonesia, Jakarta, tetapi tidak tamat. I a juga pernah menjadi anggota Volksraad pada tahun 1918 mewakili Centraal
Sarekat I slam. I a dimakamkan di TMP Cikutra – Bandung dan dikukuhkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden RI , Soekarno, pada 30 Agustus 1959 Surat Keputusan Presiden Republik I ndonesia No. 218
Tahun 1959, tanggal 30 Agustus 1959.
SEKI LAS TOKOH
123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456
123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456
123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890123456
Apa yang dapat kamu teladani dari beliau? Ungkapkan penilaianmu terhadap tokoh ini.
Kegiatan 2