149
Bab 5 Sistem Hukum dan Peradilan I nternasional
b. Tahta Suci
Tahta Suci Vatikan sejak dulu merupakan subjek hukum internasional. Hal ini merupakan peninggalan sejarah masa lalu. Paus bukan hanya Kepala Gereja
Roma. Namun, memiliki pula kekuasaan duniawi. Hingga saat ini Tahta Suci memiliki perwakilan diplomatik di banyak ibu kota negara, termasuk Jakarta.
Tahta Suci adalah subjek hukum dalam arti penuh karena memiliki kedudukan sejajar dengan negara. Kedudukan seperti itu terutama terjadi setelah diadakannya
perjanjian antara Italia dan Tahta Suci pada tanggal 11 Februari 1929 yang dikenal dengan perjanjian Lateran Lateran Treaty. Berdasarkan perjanjian itu,
pemerintah Italia mengembalikan sebidang tanah di Roma kepada Tahta Suci. Dalam sebidang tanah itu kemudian didirikan Negara Vatikan.
c. Palang Merah Internasional
Palang Merah Internasional diakui sebagai organisasi internasional yang memiliki kedudukan
sebagai subjek hukum internasional, meskipun dengan ruang lingkup yang terbatas. Palang Merah
Internasional bukan merupakan subjek hukum internasional dalam arti yang penuh. Pengakuan Palang
Merah Inter-nasional sebagai subjek hukum internasional terjadi karena hal itu merupakan warisan
sejarah.
Sumber: wikipedia
Gambar 5.3
Tahta suci Vatikan
Sumber: wikipedia
Gambar 5.4
Logo Palang Merah I nternasional
Pendidikan Kewarganegaraan SMA MA Kelas XI
150
d. Organisasi Internasional
Organisasi Internasional berkedudukan sebagai badan hukum internasional yakni suatu badan yang berkedudukan sebagai subjek hukum internasional dan
dibebani hak dan kewajiban yang diatur oleh hukum internasional. Hak dan kewajiban organisasi internasional dibatasi oleh tugas organisasi internasional
tersebut.
Organisasi internasional juga meliputi lembaga-lembaga internsaional non- pemerintah atau disebut Non-Government Organization NGO, misalnya Green
Peace dan Transparancy Internasional.
e. Orang Perseorangan Individu
Pergantian hak dan kewajiban individu dalam hukum internasional banyak dikaitkan dengan kewarganegaraan individu yang bersangkutan. Yang dimaksud
dengan kewarganegaraan adalah kedudukan hukum individu sebagai anggota suatu negara. Kewarganegaraan merupakan penghubung antara individu dan
hukum internasional. Karena kewarganegaraannya individu dapat memanfaatkan hukum internasional. Karena kewarganegaraan itu individu tersebut dilindungi
hukum internasional.
Dalam perjanjian perdamaian Versailles 1919 yang mengakhiri Perang Dunia I antara Jerman dengan Inggris dan Prancis telah terdapat pasal-pasal yang
memungkinkan orang perorangan mengajukan perkara ke hadapan Mahkamah Arbitrase Internasional. Sejak saat itu dalil lama yang menyatakan bahwa hanya
negaralah yang bisa menjadi pihak di depan suatu peradilan internasional, sudah ditinggalkan.
Dalam suatu proses di depan mahkamah penjahat perang yang diadakan di Tokyo dan Nuremberg, bekas para pemimpin perang, Jepang dan Jerman dituntut
sebagai orang perorangan atau individu atas perbuatan yang dikualifikasikan sebagai kejahatan terhadap perdamaian, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan
kejahatan perang.
Palang Merah merupakan suatu perhimpunan yang anggotanya memberikan pertolongan secara sukarela kepada setiap manusia yang sedang menderita tanpa membeda-bedakan
bangsa, golongan, agama, dan politik. Berawal dengan pecahnya perang antara pasukan Prancis dan I talia melawan Austria pada tahun 1859 di Selferino I talia Utara, Henry
Dunant menyaksikan terjadinya perang tersebut di mana banyak korban perang yang tidak mendapat pertolongan, sehingga timbul ide atau gagasan untuk memberi pertolongan
kepada korban perang tersebut. Pengalaman selama beberapa hari bergelut di medan perang, ia tuangkan di dalam buku yang ditulisnya pada tahun 1962 berjudul
A Memory of Solferino Kenangan di Solferino. Buku tersebut berkisah tentang kondisi yang ditimbulkan
oleh peperangan dan mengusulkan agar dibentuk satuan tenaga sukarela yang bernaung di bawah suatu lembaga yang memberikan pertolongan kepada orang yang terluka di
medan perang.
Teropong
151
Bab 5 Sistem Hukum dan Peradilan I nternasional
4 . Pemberontak dan Pihak dalam Sengketa Belligerent
Berdasarkan hukum perang dalam keadaan tertentu pemberontak dapat memperoleh kedudukan dan hak sebagai pihak yang bersengketa belligerent.
Dewasa ini muncul perkembangan baru yang mirip dengan pengakuan terhadap status pihak yang bersengketa dalam perang. Akan tetapi, perkembangan baru
itu memiliki ciri lain yang khas, yakni adanya pengakuan terhadap gerakan pembebasan, misalnya gerakan pembebasan Palestina PLO.
Pengakuan terhadap gerakan pembebasan sebagai subjek hukum internasional merupakan perwujudan dari suatu pandangan, baru khususnya dianut oleh
negara-negara dunia ketiga, yaitu bahwa bangsa-bangsa mempunyai hak asasi seperti hak secara bebas memilih sistem ekonomi, politik, dan sosial sendiri, hak
menguasai sumber kekayaan alam di wilayah yang didiaminya, dan hak menentukan nasib sendiri.
5. Sumber Hukum I nternasional
Istilah sumber hukum internasional memiliki makna materiil dan makna formil. Sumber hukum dalam arti materiil mempersoalkan apakah yang menjadi
dasar kekuatan mengikat suatu hukum internasional. Adapun sumber hukum dalam arti formal memberikan jawaban atas pertanyaan: dimanakah kita
mendapatkan ketentuan hukum yang dapat diterapkan sebagai kaidah hukum internasional. Sumber hukum dalam arti materiil mempersoalkan isimateri
hukum, sedangkan sumber hukum dalam arti formel mempersoalkan bentuk atau wadah aturan hukum.
Istilah sumber hukum adakalanya digunakan dalam arti lain, yakni kekuatan atau faktor-faktor politis, kemasyarakatan, ekonomi, teknis, psikologi yang
mendorong pembentukan hukum. Dalam pengertian ini hukum dilihat sebagai suatu gejala sosial dalam kehidupan masyarakat manusia.
Pada umumnya istilah sumber hukum internasional menunjuk pada sumber hukum dalam arti formal. Terkait dengan sumber hukum formal tersebut ada
empat sumber hukum internasional yang digunakan oleh mahkamah internasional dalam mengadili perkara yang diajukan kepadanya, yakni
a Perjanjian internasional b Kebiasaan internasional
c
Prinsip hukum umum yang diakui oleh bangsa-bangsa beradab d Keputusan pengadilan dan pendapat para sarjana terkemuka dari berbagai
negara. Menurut Starke, tiga sumber hukum yang disebut pertama adalah sumber
hukum utama primer, sedangkan selebihnya adalah sumber hukum tambahan subsider.
Berikut ini adalah uraian singkat keempat sumber hukum internasional tersebut.
a. Perjanjian internasional
Perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antaranggota masyarakat bangsa-bangsa dan bertujuan untuk memunculkan akibat hukum
Pendidikan Kewarganegaraan SMA MA Kelas XI
152
tertentu. Dari pengertian tersebut, suatu perjanjian dapat dikatakan sebagai perjanjian internasional apabila perjanjian itu diadakan oleh subjek hukum
internasional yang menjadi anggota masyarakat internasional. Perjanjian internasional itu dapat berupa treaty, pakta pact, konvensi
convention, piagam statute, charter, deklarasi, protokol, accord, modus vivendi, arrangement
, covenant, dan sebagainya. b. Kebiasaan internasional
Kebiasaan internasional merupakan kebiasaan umum yang diterima sebagai hukum. Tidak setiap kebiasaan internasional merupakan sumber hukum.
Untuk dapat menjadi sumber hukum, kebiasaan internasional tersebut mempunyai syarat sebagai berikut.
1 Kebiasaan itu merupakan kebiasaan yang bersifat umum. 2 Kebiasaan itu diterima sebagai hukum.
Kedua unsur itu disebut unsur material dan unsur psikologi. Unsur material menunjuk pada adanya kebiasaan yang bersifat umum, sedangkan unsur
psikologis menunjuk pada kenyataan diterimanya kebiasaan internasional tersebut sebagai hukum, yakni ada ikatan batin atau kesadaran untuk
memenuhi tuntutan kebiasaan internasional tersebut. Suatu kebiasaan internasional dapat dikatakan sebagai suatu kebiasaan umum
jika memenuhi dua persyaratan, yakni sebagai berikut. 1 Kebiasaan itu merupakan suatu pola kelakuan yang berlangsung lama.
Pola kelakuan itu merupakan serangkaian tindakan yang serupa mengenai hal dan keadaan yang serupa pula.
2 Kebiasaan atau pola kelakuan itu, harus berlaku umum dan berkenaan dengan hubungan internasional.
c. Prinsip hukum umum yang diakui oleh bangsa-bangsa beradab
Prinsip hukum umum adalah asas hukum yang mendasari sistem hukum modern. Sistem hukum modern adalah sistem hukum positif yang
didasarkan pada asas dan lembaga hukum negara Barat yang sebagian besar didasarkan pada asas dan lembaga hukum Romawi.
Berdasarkan pasal 38 ayat 1 Deklarasi prinsip-prinsip hukum internasional, asas hukum umum merupakan suatu sumber hukum utama primer yang
berdiri sendiri di samping perjanjian internasional dan kebiasaan.
d. Keputusan pengadilan dan pendapat para sarjana terkemuka Maksudnya di sini merupakan sumber hukum subsider atau sumber hukum
tambahan. Artinya keputusan pengadilan dan pendapat para ahli dapat dikemukakan untuk membuktikan adanya kaidah hukum internasional
mengenai suatu persoalan yang didasarkan pada sumber hukum primer yakni perjanjian internasional, kebiasaan, dan asas hukum umum. Keputusan
pengadilan di sini meliputi segala macam peradilan internasional dan nasional, termasuk di dalamnya mahkamah dan komisi arbitrase.
Keputusan peradilan merupakan ketentuan hukum yang hanya mengikat pihak-pihak bersengketa yang bersangkutan dan hanya mengikat untuk
153
Bab 5 Sistem Hukum dan Peradilan I nternasional
Uji Pemahaman Kew arganegaraan Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar.
1. Deskripsikan makna dari hukum internasional. 2.
Deskripsikan macam-macam hukum internasional. 3.
Deskripsikan asas-asas hukum internasional. 4.
Deskripsikan mengenai subjek hukum internasional. 5.
Deskripsikan tentang sumber hukum internasional.
MARI BERDI SKUSI
Carilah artikel di koran tentang persoalan-persoalan hukum internasional, kemudian diskusikan dengan kelompokmu mengenai:
1. Subjek hukum internasional dari persoalan tersebut.
2. Deskripsikan kronologi kejadian.
3. Komentar kelompokmu atas asas hukum internasional yang bertentangan dengan
fakta tersebut. Presentasikan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas.
Kegiatan 1
sengketa yang diadili, dengan kota lain keputusan pengadilan tidak berlaku umum.
Ajaran pakar hukum, yang biasanya disebut dengan doktrin, merupakan ketentuan yang tidak mengikat siapa pun. Artinya, keputusan pengadilan dan
pendapat para sarjana tidak dapat menimbulkan suatu kaidah hukum. Dalam sistem peradilan menurut piagam mahkamah internasional, tidak dikenal
asas putusan pengadilan yang mengikat. Meskipun tidak mengikat, putusan pengadilan mempunyai pengaruh yang besar dalam perkembangan hukum
internasional. Sumber hukum formal merupakan proses yang menetapkan ketentuan
menjadi ketentuan hukum yang berlaku umum dan sumber hukum material merupakan prinsip yang menentukan isi ketentuan hukum yang berlaku.
Tampak bahwa sumber hukum tersebut dapat dijadikan ukuran untuk menentukan apakah suatu ketentuan yang berlaku dalam masyarakat
merupakan ketentuan hukum atau tidak. Pada hakikatnya dapat ditentukan bahwa ketentuan yang berlakunya yang ditetapkan melalui sumber hukum
internasional adalah ketentuan hukum internasional. Begitu juga ketentuan yang isinya yang merupakan penjabaran dari prinsip hukum internasional
yang diterima umum merupakan ketentuan hukum internasional.