Keluarga Pentingnya Sosialisasi Politik dalam Pengembangan

15 Bab 1 Budaya Politik di I ndonesia 1 . Pengertian Budaya Politik Partisipatif Partisipasi berarti ikut serta dalam suatu usaha bersama dengan orang lain untuk kepentingan bersama. Budaya politik partisipatif adalah salah satu jenis budaya politik bangsa. Budaya politik partisipatif sebangun atau selaras dengan sistem politik demokrasi. Ciri-ciri warga yang berbudaya politik partisipatif, antara lain adalah sebagai berikut. a. Warga memiliki kesadaran untuk taat pada peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan tanpa perasaan tertekan; b. Warga menyadari adanya kewenangan atau kekuasaan pemerintah; c. Warga memiliki kesadaran akan peran, hak, kewajiban, dan tanggung jawabnya selaku warga negara; d. Warga memiliki pengetahuan dan kepekaan yang cukup terhadap masalah atau isu-isu mengenai kehidupan politik negaranya; dan e. Warga mampu dan berani memberi masukan, gagasan, tuntutan, kritik terhadap pemerintah. Menurut Ramlan Surbakti, partisipasi politik adalah keikutsertan warga dalam politik atau politik memengaruhi hidupnya. Ciri-ciri politik partisipatif adalah sebagai berikut. Uji Pemahaman Kew arganegaraan Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar. 1. Deskripsikan apa yang dimaksud dengan sosialisasi politik. 2. Deskripsikan bagaimana cara melakukan sosialisasi politik itu. 3. Deskripsikan pendapatmu tentang keluarga sebagai sarana sosialisasi politik yang penting. 4. Deskripsikan sosialisasi politik yang terjadi melalui media massa. 5. Deskripsikan bagaimana sekolah berperan penting dalam sosialisasi politik. BERPI KI R KRI TI S Kamu mempelajari dan memahami materi sosialisasi politik, coba kamu berikan gambaran tentang kegiatan sosialisasi politik di sekolahmu. Kegiatan 4

D. Menampilkan Peran Serta Budaya Politik Partisipatif

f. Kontak Politik Langsung

Kontak politik langsung dapat berupa pengalaman nyata yang dirasakan oleh seseorang dalam kehidupan politik. Betapa pun positifnya pandangan terhadap sistem politik yang telah ditanamkan oleh keluarga atau sekolah, apabila pengalaman nyata seseorang bersifat negatif, maka hal itu dapat mengubah pandangan politiknya.