83
yang dilakukan pada akhir siklus II. Data non tes diperoleh dari hasil observasi performansi guru ,observasi aktivitas belajar siswa, dan dokumentasi.
4.1.2.1 Observasi Proses Pembelajaran
Observasi digunakan untuk memantau proses aktivitas siswa dan performansi guru selama proses pembelajaran. Uraian selengkapnya sebagai
berikut:
4.1.2.1.1 Performansi Guru
Observasi proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus II tampak beberapa peningkatan terhadap performansi guru dalam penerapan model
pembelajaran kooperatif TPS, Nilai performansi guru pada siklus II sudah menunjukkan adanya peningkatan dari observasi siklus I. Peningkatan nilai
performansi guru pada siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.4 Hasil Performansi Guru Siklus II
Pertemuan APKG Skor
Nilai Nilai Akhir
1
APKG 1
26 81,25 84,22
APKG 2
24 85,71 2
APKG 1
27 84,37 87,64
APKG 2
25 89,28 Rata-rata
93 ,
85 2
64 ,
87 22
, 84
= +
Pada tabel 4.4 di atas menampilkan performansi peneliti yang sudah baik, ditandai adanya peningkatan yang signifikan baik pada pembuatan rencana
pelaksanaan pembelajaran maupun pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Perolehan nilai pada pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran yakni
84,22 sedangkan perolehan pada pelaksanaan pembelajaran yakni 87,64.
84
Diperoleh nilai rata-rata performansi guru yakni 85,93. Nilai pada paparan di atas dapat disimpulkan bahwa performansi guru pada siklus II sudah memenuhi
kriteria pencapaian indikator keberhasilan minimal 71. 4.1.2.1.2
Aktivitas belajar siswa Observasi proses pembelajaran berikutnya yaitu mengenai aktivitas belajar
siswa yang juga mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut tampak pada keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru dan keberanian siswa dalam
mempresentasikan hasil diskusi. Hasil observasi proses pembelajaran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Aktivitas Belajar Siswa Siklus II No Aspek yang diamati
Jumlah skor Presentase
ketercapaian Pert I
Pert II 1
Keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru
77,08 78,12 77,60
2
Kerjasama siswa pada saat kerja berpasangan
77,08 76,04 76,56
3 Ketekunan siswa dalam menyelesaikan
tugas berpasangan yang diberikan guru 76,04 79,12
77,58 4
Kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas berpasangan yang diberikan guru
78,12 77,08 77,60
5
Keberanian siswa dalam menyelesaikan tugas berpasangan yang diberikan guru
75,00 79,12 77.06
6
Keberanian siswa dalam mengemukakan tanggapanpendapat
76,04 83,33 79,68
Rata-rata aktivitas
76,56 78,80 77,68
Pada tabel 4.5 di atas dapat diketahui indikator keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru mencapai 77,60. Kerjasama siswa pada saat kerja
berpasangan menjadi 76,56 . Indikator ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas berpasangan yang diberikan guru meningkat setelah siswa mendapat
pengalaman pada pembelajaran siklus I, adapun hasil pada siklus II yakni 77,58. Indikator Kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas berpasangan yang
85
diberikan guru menunjukkan persentase ketercapaian 77,60. Ketercapaian indikator keberanian siswa dalam menyelesaikan tugas berpasangan yang
diberikan guru dan keberanian siswa dalam mengemukakan tanggapan atau pendapat sudah jauh lebih baik dari siklus I yakni masing-masing 77,06 dan
79,68. Hasil data di atas, dapat diketahui persentase keseluruhan indikator
aktivitas belajar siswa pada siklus II sebesar 77,68. Disimpulkan bahwa hasil observasi aktivitas belajar siswa berhasil untuk mencapai skor rata-rata aktivitas
belajar siswa ≥ 75.
4.1.2.2 Hasil Belajar Siswa