Berdasarkan bagan 5, siswa responden 35 dalam kelompok I terpilih menjadi siswa yang paling sulit diajak bekerja sama dalam kelompoknya. Begitu juga siswa
dengan responden 4 dalam kelompok II dan siswa responden 10 dalam kelompok III. Selanjutnya, siswa responden 17 dalam kelompok IV, siswa responden 18 dalam
kelompok V, siswa responden 24 dalam kelompok VI, dan siswa responden 34 dalam kelompok VII banyak dipilih teman kelompoknya sebagai siswa paling sulit
diajak bekerja sama.
4.1.2.3.5 Hasil Dokumentasi Siklus I
Dokumentasi merupakan bukti visual terhadap pembelajaran bermain peran menggunakan metode kontekstual elemen pemodelan dan teknik tutor sebaya.
Pengambilan dokumentasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran bermain peran siklus I berlangsung. Gambar yang diambil, yaitu: 1 kegiatan siswa menerima
penjelasan guru, 2 aktivitas pada saat siswa melaksanakan membaca ekstensif, 3 pada saat siswa berdiskusi mengidentifikasikan masalah utama tiap paragraf dan
menulis kembali isi bacaaan secara singkat dalam beberapa kalimat, 4 pada saat siswa mempresentasikan hasil diskusinya, 5 pada saat siswa mengerjakan tes
membaca ekstensif, 6 pada saat akhir pembelajaran. Berikut adalah deskripsi gambar pada saat pembelajaran berlangsung.
Gambar 1. Kegiatan Awal Siswa Menerima Penjelasan Guru Siklus I
Guru menjelaskan pengertian membaca ekstensif, masalah utama, dan metode P2R. Terlihat siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru
dengan sungguh-sungguh. Meskipun masih ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan masih bingung dalam menerima penjelasan guru.
Gambar 2. Aktivitas Pada Saat Siswa Melaksanakan Membaca Ekstensif
Gambar 3. Siswa Berdiskusi Mengidentifikasikan Masalah Utama
Siswa begitu antusias dalam kegiatan mengidentifikasi masalah utama. hal itu dapat terlihat dari keseriusan siswa saat mendengarkan penjelasan yang disampaikan
tutor kepada kelompoknya. Gambar selanjutnya adalah aktivitas siswa ketika latihan yang dipimpin oleh tutor
Gambar 4. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusinya Tentang Membaca Ekstensif
Gambar 5. Siswa Sedang Mengerjakan Tes Membaca Ekstensif
Gambar 6. Kegiatan Pada Saat Akhir Pembelajaran 4.1.2.4 Refleksi Siklus I
Pembelajaran membaca ekstensif untuk menemukan masalah utama dengan menggunakan metode P2R pada siklus I ini menggunakan hasil tes dan nontes untuk
mendapatkan hasil keseluruhan dari proses pembelajaran. Berdasarkan hasil tes dapat diuraikan hasil membaca ekstensif secara klasikal mencapai total nilai 2305, dengan
rerata 65.86 dalam kategori cukup. Dari 35 siswa, ada I siswa atau 2,86 siswa yang
berhasil memperoleh nilai dalam kategori sangat baik dengan rentang nilai 85-100. Selanjutnya, 11 siswa atau 31,14 siswa memperoleh nilai dalam kategori baik
dengan rentang nilai 70-84. Siswa yang memperoleh nilai dalam ketegori cukup sebanyak 20 siswa atau 57,14 dari keseluruhan siswa, sedangkan siswa yang
memperoleh nilai dalam kategori kurang sebanyak 3 siswa atau 8,57. Hasil tes siklus I masih mengindikasikan perlunya peningkatan hasil tes keterampilan bermain
peran untuk dapat menjadi baik bahkan lebih baik lagi karena hasil rerata yang diperoleh masih belum mencapai nilai 70.
Hasil nontes pada siklus I yang meliputi observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi juga menunjukkan banyak kekurangan. Berdasarkan hasil observasi,
kekurangan yang paling menonjol adalah siswa kurang aktif dalam bertanya atau berkomentar tentang materi yang diberikan. Masih rendahnya nilai bermain peran
siswa dalam siklus I disebabkan pembelajaran membaca ekstensif untuk menemukan masalah utama dengan metode P2R yang diterapkan merupakan hal yang baru bagi
siswa, sehingga cara pembelajaran seperti ini merupakan proses awal bagi siswa untuk menyesuaikan diri dalam belajar. Sebagian besar siswa masih bingung dengan
penerapan metode P2R. Hasil tes pada siklus I hanya mencapai rerata klasikal 65,86. Hasil tersebut
masih belum memuaskan atau masih belum memenuhi kriteria hasil yang harus dicapai. Peneliti merasa perlu melakukan perbaikan pelaksanaan tindakan dengan
sedikit perubahan perlakuan belajar dari peneliti untuk memantapkan metode dan teknik yang digunakan peneliti sehingga benar-benar efektif dalam meningkatkan
keterampilan bermain peran pada siklus II dengan berpijak pada hasil yang diperoleh
pada siklus I. Dengan demikian, perlu diadakan siklus II agar nilai siswa dapat mencapai target yang diharapkan.
4.1.3 Siklus II
Tindakan siklus II dilakukan karena pada siklus I keterampilan membaca ekstensif pada siswa kelas VIII 3 SMP Muhammadiyah 4 Semarang masih pada
kategori cukup dan belum memenuhi target pencapaian nilai rata-rata kelas yang telah ditentukan, yakni 70. Selain itu, masih banyaknya perilaku belajar siswa yang
negatif dalam proses pembelajaran membaca ekstensif. Oleh karena itu, tindakan siklus II dilakukan untuk meningkatkan keterampilan membaca ekstensif dan
mengubah perilaku belajar siswa dalam pembelajaran dari perilaku belajar negatif ke perilaku positif.
Hasil tes membaca ekstensif siklus II adalah hasil tes membaca ekstensif untuk menemukan masalah utama dengan metode P2R kedua, setelah diadakan
perbaikan-perbaikan pembelajaran pada siklus I. Kriteria penilaian dalam siklus II masih tetap sama dengan siklus I, yang
meliputi dua aspek. Kedua aspek tersebut, yaitu 1 mengidentifikasi ide pokok tiap paragraf dan 2 menuliskan kembali isi bacaan secara singkat dalam
beberapa kalimat. Jumlah siswa yang mengikuti tes siklus II adalah 44 siswa.