Pengolahan dan Analisis Data

39

3.8.5. Uji Karbohidrat

Kandungan karbohidrat dihitung secara perbedaan antara jumlah kandungan air, protein, lemak dan abu dengan 100. Rumus karbohidrat g100g = 100 – protein + lemak + abu + air

3.9. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang sudah dikumpulkan, diolah secara manual kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif persentase ini digunakan untuk mengkaji reaksi panelis terhadap suatu bahan yang diujikan. Untuk mengetahui tingkat kesukaan dari panelis dilakukan analisis deskriptif kualitatif persentase yaitu kualitatif yang diperoleh dari panelis harus dianalisis dahulu untuk dijadikan data kuantitatif. Skor nilai untuk mendapatkan persentase dirumuskan sebagai berikut Ali, 1992: = nN x 100 Keterangan : = skor presentase n = jumlah skor yang diperoleh N = skor ideal skor tertinggi x jumlah panelis Untuk mengubah data skor persentase menjadi nilai kesukaan konsumen, analisinya sama dengan analisis kualitatif dengan nilai yang berbeda, yaitu sebagai berikut: Nilai tertinggi = 3 suka Nilai terendah = 1 tidak suka Jumlah kriteria yang ditentukan = 3 kriteria Universitas Sumatera Utara 40 Jumlah panelis = 30 orang a. Skor maximum = jumlah panelis x nilai tertinggi = 30 x 3 = 90 b. Skor minimum = jumlah panelis x nilai terendah = 30 x 1 = 30 c. Persentase maksimum = skor maksimumskor maksimum x 100 = 100 d. Persentase Minimum = Skor minimumskor Maksimum x 100 = 33,3 e. Rentangan = Persentase maximum – Persentase minimum = 100 - 33,3 = 66,7 f. Interval presentase = Rentangan : Jumlah kriteria = 66,7 : 3 = 22,23 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka dapat dibuat interval persentase dan kriteria kesukaan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 41 Tabel 3.4. Interval Persentase dan Kriteria Kesukaan Persentase Kriteria Kesukaan 74 – 100 Suka 48 – 73 Kurang suka 33 – 47 Tidak suka Setelah mengetahui bagaimana penerimaan panelis terhadap biskuit tepung pisang awak dan kecambah kedelai, langkah selanjutnya adalah mengetahui ada atau tidaknya perbedaan pada organoleptik biskuit dengan berbagai konsentrasi tepung pisang awak dan kecambah kedelai, maka dapat dilakukan beberapa tahapan uji, yaitu: 1. Uji Barletts, dilakukan untuk menguji kesamaan varians populasi. 2. Uji Anova, dilakukan apabila varians populasi dimana sampel ditarik adalah sama homogen. 3. Uji Kruskal Wallis, dilakukan apabila varians populasi dimana sampel ditarik adalah tidak sama heterogen. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan pada uji barletts adalah : 1. Siapkan tabel penolong sedemikian rupa, dan tabel penolong ini juga akan digunakan dalam analisis varians. Universitas Sumatera Utara 42 Tabel 3.5. Tabel Penolong Untuk Uji Barlett Subjek Pengamatan Kelompok Perlakuan 1 2 ... K 1 x 11 x 12 ... x 1k 2 x 21 x 22 ... x 2k ... .... ... ... ... N x n1 x n2 ... x nk Jumlah pengamatan n 2 n 2 ... n k b i 1 nj Jumlah data b i 1 1 o x b i 1 2 o x ... b i 1 ok x b i 1 k j xij 1 Jumlah kuadarat data b i 1 2 1 o x b i 1 2 2 o x ... b i 1 2 ok x b i 1 k j ij x 1 2 Varians Ragam 2 1 S 2 2 S ... 2 k S k j j S 1 2 Rata-rata 1 x 2 x ... k x 2. Pasangan hipotesis : Ho : data populasi homogen Ha : sekurang-kurangnya ada dua varians populasi yang tidak sama data populasi tidak homogen 3. Sebaran Barlett b h : 2 1 S 2 2 S 2 k S k nj 1 k j j S 1 2 4. Koefisien sebaran Barlett b c : k j j n 1 5. Daerah kritis : tolak Ho, jika b h b c 6. Kesimpulan : Universitas Sumatera Utara 43 a. Jika hasil analisis statistik menunjukkan Ho diterima, artinya varians data populasi darimana data sampel ditarik seragam homogen. b. Jika hasil analisis statistik menunjukkan Ho ditolak, artinya data populasi dari mana data sampel ditarik tidak seragam tidak homogen. Apabila kesimpulan menunjukkan Ho diterima maka dapat dilanjutkan ke analisa sidik ragam. Tabel 3.6. Daftar Analisa Ragam Rancangan Acak Lengkap Sumber Keragaman Db JK KT F. Hitung

F. Tabel

Perlakuan Galat P-1 PU-1 JKP perlakuan JKG F Tabel Total PU-1 JKT Keterangan : db : derajat bebas JK : Jumlah kuadrat KT : Kuadrat Total F : Uji-F P : Jumlah perlakuan U : Jumlah unit percobaan G : Galat Rumus: Universitas Sumatera Utara 44

1. derajat bebas db

a. db perlakuan jumlah perlakuan - 1 b. db galat jumlah perlakuan x jumlah unit percobaan – 1 c. db jumlah = jumlah perlakuan x jumlah unit percobaan – 1

2. Faktor Koreksi FK

3. Jumah kuadrat JK

a. Jumlah kuadrat total ΣYij 2 – FK b. c. Jumlah kuadrat galat = jumlah kuadrat total – jumlah kuadrat perlakuan

4. Kuadrat total KT

a. b.

5. F-Hitung

Bandingkan F-hitung dengan F-tabel Lihat tabel Anova, dimana : Pembilang = db perlakuan Penyebut = db galat Bila F-hit F-tabel = H o ditolak, H a diterima Bila F-hit F-tabel = H o diterima , H a ditolak Universitas Sumatera Utara 45 Dengan menggunakan derajat bebas α 5 Bila F-hitung F-tabel berarti Ho ditolak artinya ada perbedaan antara perlakuan- perlakuan tersebut. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan tiap-tiap perlakuan maka di lanjutkan dengan Uji Ganda Duncan Duncan’s Multiple Range Test. Dengan Uji Ganda Duncan maka dapat diketahui perlakuan mana yang paling berbeda dengan perlakuan lainnya dan perlakuan mana yang hanya sedikit berbeda dengan perlakuan lainnya. Kemudian dilanjutkan dengan menghitung range tingkat nyata 5 dengan melihat derajat bebas galat dimana di peroleh LSR = Range X Sy Standar Error Rata-rata. Universitas Sumatera Utara 46 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik Biskuit Modifikasi Tepung Terigu dengan Tepung Pisang Awak dan Kecambah Kedelai Dari ketiga perlakuan yang berbeda terhadap biskuit maka dihasilkan biskuit yang berbeda. Perbedaan ketiga biskuit yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 4.1. Biskuit Modifikasi Tepung Terigu dengan Tepung Pisang Awak dan Kecambah Kedelai Tabel 4.1. Karakteristik Biskuit Modifikasi Tepung Terigu dengan Tepung Pisang Awak dan Kecambah Kedelai Karakteristik Biskuit A 1 A 2 A 3 Warna Coklat Putih kekuningan Kuning kecoklatan Aroma Aroma biskuit pisang Aroma biskuit kedelai Aroma pisang dengan sedikt kedelai Rasa Khas pisang Khas kedelai Khas pisang dan sedikit kedelai, gurih Tekstur Sedikit keras Renyah Renyah Keterangan: A1 : Penambahan tepung terigu 60 dan tepung pisang awak masak 40. A2 : Penambahan tepung terigu 60 dan kecambah kedelai 40. A1 A3 A2 Universitas Sumatera Utara 47 A3 : Penambahan tepung terigu dengan tepung pisang awak 20 dan kecambah kedelai 20.

4.2. Deskriptif Panelis

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Kulit Pisang Raja (Musa textilia )Menjadi Selai Sebagai Isian Roti Serta Daya Terima dan Kandungan Zat Gizinya

14 146 98

Subtitusi Tepung Pisang Awak (Musa Paradisiaca Var Awak) dan Ikan Lele Dumbo (Clarias Garipinus) Dalam Pembuatan Biskuit Serta Uji Daya Terimanya

2 87 105

Analisis Kualitas Protein Secara Biologi Pada Tepung Campuran Beras-Pisang Awak Masak (Musa paradisiaca var. Awak) yang Divariasikan dengan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) dan Tepung Kecambah Kedelai (Glycine max L. Merrill)

5 76 98

Pengaruh Penambahan Tepung Kulit Pisang Raja (Musa paradisiaca) Terhadap Daya Terima Kue Donat

29 178 110

Studi Pemakaian Tepung Pisang Ambon (Musa acuminata AAA) sebagai Anti-aging Dalam Sediaan Masker

6 108 86

Subtitusi Tepung Pisang Awak (Musa Paradisiaca Var Awak) dan Ikan Lele Dumbo (Clarias Garipinus) Dalam Pembuatan Biskuit Serta Uji Daya Terimanya

0 1 2

Subtitusi Tepung Pisang Awak (Musa Paradisiaca Var Awak) dan Ikan Lele Dumbo (Clarias Garipinus) Dalam Pembuatan Biskuit Serta Uji Daya Terimanya

0 0 20

Substitusi Tepung Pisang Awak Masak (Musa Paradisiaca Var. Awak) dan Kecambah Kedelai (Glycine Max) pada Pembuatan Biskuit Serta Daya Terima

0 0 20

Substitusi Tepung Pisang Awak Masak (Musa Paradisiaca Var. Awak) dan Kecambah Kedelai (Glycine Max) pada Pembuatan Biskuit Serta Daya Terima

0 0 17

Substitusi Tepung Pisang Awak Masak (Musa Paradisiaca Var. Awak) dan Kecambah Kedelai (Glycine Max) pada Pembuatan Biskuit Serta Daya Terima

0 2 18