Karakteristik Biskuit Daya Terima Panelis Terhadap Warna Biskuit

54 BAB V PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Biskuit

Dari hasil penelitian, biskuit substitusi tepung pisang awak masak masak masak dan kecambah kedelai yang dihasilkan memiliki karakteristik yang berbeda dengan biskuit lain. Dalam hal warna biskuit berwarna coklat dan putih kekuningan demikian juga dalam hal aroma, biskuit memiliki aroma yang khas yaitu pisang dan kedelai. Pada rasa biskuit yang dihasilkan khas biskuit dengan rasa pisang dan kedelai sedangkan untuk tekstur yang dihasilkan pada biskuit tepung kecambah kedelai dan campuran pisang awak dan kecambah kedelai renyah dan sedikit keras untuk biskuit tepung pisang. 5.2. Daya Terima Panelis Berdasarkan hasil uji daya terima panelis yaitu ibu dari balita didapatkan hasil bahwa biskuit yang paling disukai panelis yaitu biskuit dengan campuran tepung pisang awak masak masak dan kecambah kedelai. Hal ini dilihat dari total skor berdasarkan kriteria warna, aroma, rasa dan tekstur. Hasil pengujian pada 30 panelis balita menunjukkan kategori suka. Hal ini dilihat dari semua balita menghabiskan biskuit yang diberikan yaitu biskuit tepung pisang awak masak masak, kecambah kedelai, dan campuran tepung pisang awak masak dan kecsmbah kedelai. Uji daya terima dilakukan di Posyandu Namogajah Kecamatan Medan Tuntungan yang berlangsung pada pukul 09.00 sampai 12.00 WIB. Balita yang menjadi panelis termasuk dalam kategori status gizi kurang dan normal. Pada pengujian daya terima yang dilakukan oleh balita didampingi oleh ibu dari balita. Universitas Sumatera Utara 55 Biskuit yang diberikan sebanyak 3 keping untuk setiap balita dengan berat masing-masing biskuit sebesar 4 gram. Penilaian yang diberikan oleh balita dilihat dari berapa gram biskuit yang dihabiskan oleh balita.

5.3. Daya Terima Panelis Terhadap Warna Biskuit

Pengujian organoleptik terhadap warna biskuit yang memiliki skor tertinggi 81 90,0 yaitu biskuit dengan penambahan tepung kecambah kedelai . Biskuit campuran tepung pisang dan kecambah kedelai memiliki skor 80 88,9 termasuk dalam kategori suka. Skor terendah yaitu sebesar 69 76,6 termasuk dikategori kurang suka yaitu biskuit penambahan tepung pisang. Hal ini dikarenakan warna yang dihasilkan lebih gelap dan tidak menarik dibandingkan dengan biskuit kecambah kedelai yang memiliki warna yang lebih cerah yaitu putih kekuningan. Warna gelap biskuit tepung pisang awak masak dihasilkan dari warna tepung pisang awak masak yang berwarna coklat tua sehingga berpengaruh pada pembuatan biskuit. Hasil analisa sidik ragam yang menunjukkan bahwa nilai F hitung 4,39 F tabel 3,15 berarti ada perbedaan warna pada setiap biskuit yang dihasilkan pada ketiga perlakuan. Berdasarkan uji ganda duncan terhadap warna biskuit A3 sama dengan A2, namun biskuit A1 berbeda dengan kedua biskuit lainnya. Hal ini berarti bahwa warna biskuit A2 dan A3 lebih disukai daripada warna biskuit A1 karena biskuit A1 mempunyai penilaian yang paling rendah 2,3 dimana semakin rendah tingkat penilaian maka biskuit akan kurang disukai. Warna dapat menandakan rasa suatu makanan. Bila suatu makanan menyimpang dari warna yang umumnya berlaku, makanan tersebut pastinya tidak Universitas Sumatera Utara 56 akan dipilih oleh konsumen. Meskipun sesungguhnya makanan tersebut masih baik kondisinya. Meskipun demikian warna juga tidak selalu identik dengan suatu rasa tertentu Astawan, 2008. Penentuan mutu makanan dapat juga ditentukan dengan melihat warna suatu makanan tersebut. Dimana terkadang sebelum faktor-faktor lain dipertimbangkan, secara visual faktor warna tampil lebih dahulu dan kadang- kadang sangat menentukan selera dari konsumen Ramadhani, 2013. Fungsi dari warna pada suatu makanan sangatlah penting, karena dapat membangkitkan selera makan. Warna dalam suatu makanan yang dijual di pasaran belum tentu aman, yang tidak baik untuk dikonsumsi terlalu sering karena adanya residu logam berat pada zat pewarna tersebut sehingga berbahaya bagi kesehatan Winarno, 2004.

5.4. Daya Terima Panelis Terhadap Aroma Biskuit

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Kulit Pisang Raja (Musa textilia )Menjadi Selai Sebagai Isian Roti Serta Daya Terima dan Kandungan Zat Gizinya

14 146 98

Subtitusi Tepung Pisang Awak (Musa Paradisiaca Var Awak) dan Ikan Lele Dumbo (Clarias Garipinus) Dalam Pembuatan Biskuit Serta Uji Daya Terimanya

2 87 105

Analisis Kualitas Protein Secara Biologi Pada Tepung Campuran Beras-Pisang Awak Masak (Musa paradisiaca var. Awak) yang Divariasikan dengan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) dan Tepung Kecambah Kedelai (Glycine max L. Merrill)

5 76 98

Pengaruh Penambahan Tepung Kulit Pisang Raja (Musa paradisiaca) Terhadap Daya Terima Kue Donat

29 178 110

Studi Pemakaian Tepung Pisang Ambon (Musa acuminata AAA) sebagai Anti-aging Dalam Sediaan Masker

6 108 86

Subtitusi Tepung Pisang Awak (Musa Paradisiaca Var Awak) dan Ikan Lele Dumbo (Clarias Garipinus) Dalam Pembuatan Biskuit Serta Uji Daya Terimanya

0 1 2

Subtitusi Tepung Pisang Awak (Musa Paradisiaca Var Awak) dan Ikan Lele Dumbo (Clarias Garipinus) Dalam Pembuatan Biskuit Serta Uji Daya Terimanya

0 0 20

Substitusi Tepung Pisang Awak Masak (Musa Paradisiaca Var. Awak) dan Kecambah Kedelai (Glycine Max) pada Pembuatan Biskuit Serta Daya Terima

0 0 20

Substitusi Tepung Pisang Awak Masak (Musa Paradisiaca Var. Awak) dan Kecambah Kedelai (Glycine Max) pada Pembuatan Biskuit Serta Daya Terima

0 0 17

Substitusi Tepung Pisang Awak Masak (Musa Paradisiaca Var. Awak) dan Kecambah Kedelai (Glycine Max) pada Pembuatan Biskuit Serta Daya Terima

0 2 18