15 melaksanakan disiplin diri sendiri, dan guru sendiri hendaknya menjadi contoh
atau teladan tentang pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Dalam kedisiplinan anak, khususnya disiplin anak di TK banyak aspek yang berkaitan
diantaranya adalah menyangkut peran orang tua dan guru dalam pendisiplinan anak, penyesuaian diri anak dan penerimaan lingkungan pada anak.
Prinsip-prinsip pengelolaan kelas tersebut digunakan agar suasana di kelas serta interaksi yang terjadi antara guru dengan anak maupun anak dengan anak
dapat berjalan dengan baik. Kondisi kelas yang efektif akan menimbulkan suasana yang menyenangkan serta menghindari timbulnya rasa bosan pada anak. Selain
itu, berbagai prinsip pengelolaan kelas mampu menciptakan rasa nyaman bagi anak selama mengikuti proses pembelajaran sehingga guru akan lebih mudah
dalam pengelolaan kelasnya.
4. Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas di TK
Interaksi di dalam kelas yang terjadi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa, tergantung pada pendekatan yang digunakan guru dalam
mengelola kelas. Pendekatan dalam pengelolaan kelas menurut Maman Rachman 19981999: 49-80yaitu a pendekatan otoriter, b pendekatan intimidasi, c
pendekatan permisif, d pendekatan buku masak, e pendekatan instruksional, f pendekatan pengubahan tingkah laku, g pendekatan iklim sosio-emosional, h
pendekatan proses kelompok, i pendekatan eklektik, dan j pendekatan pluralistik.
Pendapat yang hampir sama disampaikan oleh Sunaryo 1989: 49-51 dan Syaiful Bahri Djamarah Aswan Zain 2006: 179-184 bahwa pendekatan dalam
16 pengelolaan kelas terdiri dari a pendekatan kekuasaan, b pendekatan ancaman,
c pendekatan kebebasan, d pendekatan resep cookbook, e pendekatan pengajaran, f pendekatan pengubahan tingkah laku, g pendekatan
sosioemosional, h pendekatan proses kelompok, dan i pendekatan elektis atau pluralistik. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
pendekatan pengelolaan kelas TK meliputi: a.
Pendekatan Kekuasaan otoriter Dalam konteks pengelolaan kelas, kekuasaan terwujud melalui
kemampuan guru dalam mengatur anak untuk taat patuh terhadap norma atau aturan-aturan yang terdapat di dalam kelas yang dapat menjadikan anak memiliki
kedisiplinan diri. b.
Pendekatan Ancaman intimidasi Pengontrolan tingkah laku anak didik dengan pendekatan ini dilakukan
dengan cara memberikan ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan efek jera pada anak.
c. Pendekatan Kebebasan permisif
Pendekatan ini digunakan dengan tujuan agar mampu memberikan serta meningkatkan perasaan bebas pada anak sehingga siswa akan lebih leluasa dalam
mengikuti pembelajaran serta berani dalam mengungkapkan pendapat. Terdapat beberapa batasan dalam pendekatan kebebasan yaitu:
1 anak bergerak bebas melakukan berbagai kegiatan di dalam kelas yang terkait
dengan kegiatan belajar,
17 2
anak diperbolehkan melakukan apa saja di kelas selama apa yang dilakukannya tidak menyimpang ataupun melanggar aturan-aturan kelas yang
telah disepakati bersama, dan 3
anak bebas berekspresi dengan cara apapun selama tidak mengganggu anak lainnya dan keberlangsungan kegiatan belajar mengajar di kelas.
d. Pendekatan resepbuku masakcook book
Pendekatan resep cook book dapat diartikan sebagai cara pandang guru yang beransumsi bahwa kelas dapat dikelola dengan baik melalui pembuatan dan
penerapan aturan kelas yang dibuat dan disepakati bersama-sama. Aturan terkait erat dengan kesepakatan, kebijakan, dan prosedur.
e. Pendekatan Pengajaran instruksional
Pendekatan pengajaran dapat diartikan sebagai cara pandang yang beranggapan bahwa kelas yang kondusif dapat dicapai dengan kegiatan mengajar
itu sendiri. Untuk itu, sebelum mengajar seorang guru harus membuat perencanaan pengajaran yang matang sebelum masuk kelas dan pada saat
mengajar di kelas seorang guru harus melaksanakan kegiatan mengajar sesuai dengan apa yang telah direncanakannya.
f. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
Peranan guru ialah mengembangkan tingkah laku anak didik yang positif dan mencegah tingkah laku yang kurang baik negatif. Untuk mengatasi hal
tersebut, diharapkan guru dapat memberikan dorongan, maupun penguatan dengan cara memberikan dukungan, pujian maupun hadiah. Sedangkan pada anak
yang bersikap negatif, guru mampu melakukan pencegahan dengan cara menegur
18 atau melontarkan kalimat sindiran. Dengan begitu, diharapkan perilaku anak yang
positif dapat berkembang dan perilaku anak yang negatif dapat berkurang. g.
Pendekatan Sosio-Emosional Pendekatan sosio-emosional dapat diartikan sebagai cara pandang yang
menganggap bahwa kelas yang kondusif dapat dicapai dengan menciptakan hubungan yang harmonis antara guru dengan peserta didik serta antar peserta
didik. Di sini guru adalah kunci terhadap pembentukan hubungan pribadi dan peranannya adalah menciptakan hubungan pribadi yang sehat.
h. Pendekatan Proses Kelompok
Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses menciptakan kelas sebagai suatu sistem sosial dan proses kelompok merupakan yang paling utama.
Peranan guru adalah mengusahakan agat pengembangan dan pelaksanaan proses kelompok itu efektif. Proses kelompok adalah usaha mengelompokkan anak didik
ke dalam beberapa kelompok dengan berbagai pertimbangan individual sehingga tercipta kelas yang bergairah dalam berlajar.
i. Pendekatan Elektis eklektik dan Pluralistik
Pendekatan elektis electic approach ini menekankan pada potensialitas, kretivitas, dan inisiatif guru dalam memilih berbagai pendekatan tersebut
berdasarkan situasi yang dihadapinya Syaiful Bahri Djamarah Aswan Zain, 2006: 183. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu
pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi
yang memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien.
19
5. Ruang Lingkup Pengelolaan Kelas di TK