98
ekspresi sehingga dapat menimbulkan minat dan kesenangan siswa terhadap kegiatan bercerita dan mampu tampil lebih baik lagi.
4.1.2.2.3 Hasil Jurnal
Dalam siklus 1 tercatat dua jurnal yang digunakan sebagai alat pengambil data, yaitu jurnal siswa dan jurnal guru. Jurnal siswa berisi perasaan siswa ketika
mengikuti pembelajaran bercerita menggunakan media film kartun, kesulitan yang diihadapi siswa dalam pembelajaran, tanggapan siswa tentang media film kartun
yang digunakan dalam pembelajaran bercerita, kesan siswa terhadap proses pembelajaran, serta saran yang diberikan siswa untuk pembelajaran bercerita
menggunakan media film kartun selanjutnya, sedangkan jurnal guru berisi pengamatan guru terhadap keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
bercerita menggunakan media film kartun, tingkah laku siswa peristiwa khusus yang terjadi ketika pembelajaran berlangsung, respons siswa terhadap media film
kartun, suasana pembelajaran, hambatan yang dialami peneliti selama proses pembelajaran, dan harapan guru pada proses pembelajaran bercerita berikutnya.
4.1.2.2.3.1 Jurnal Siswa
Jurnal siswa merupakan jurnal yang diisi siswa. Jurnal tersebut berisi perasaan siswa ketika mengikuti pembelajaran bercerita menggunakan media film
kartun, kesulitan atau hambatan yang diihadapi siswa dalam pembelajaran, tanggapan siswa tentang media film kartun yang digunakan dalam pembelajaran
bercerita, kesan siswa terhadap proses pembelajaran, serta saran yang diberikan
99
siswa untuk pembelajaran bercerita menggunakan media film kartun selanjutnya. Jurnal siswa diberikan di luar jam pelajaran untuk diisi siswa secara individu.
Berdasarkan hasil jurnal siswa siklus I diketahui 31 siswa atau 96,87 siswa merasa senang ketika mengikuti pembelajaran bercerita menggunakan
media film kartun. Pembelajaran bercerita menggunakan media film kartun merupakan sesuatu hal yang baru bagi mereka, karena selama ini dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia tidak perah menggunakan media, terlebih lagi media yang digunakan merupakan media yang dekat dengat keseharian mereka.
Siswa mengakui bahwa mereka tertarik dengan cerita yang ditayangkan karena ceritanya menarik, lucu, menghibur, dan membantu mereka bercerita meskipun
tidak membawa teks, seperti jawaban yang dituturkan oleh R20,” Media film kartun ini dapat membantu saya dalam mengingat jalannya cerita, jadi kalau saya
lupa tulisannya saya bisa menginat jalan cerita kartunnya.” Ketertarikan siswa terhadap media film kartun yang digunakan dalam pembelajaran bercerita dalam
siklus I ini juga ditunjukan ketika film kartun berakhir, siswa meminta agar film kartun yang digunakan untuk diputar ulang kembali.
Selanjutnya, ketika ditanya kesulitan yang mereka hadapi ketika kegiatan bercerita, diperoleh beragam jawaban. 40,62 dari keseluruhan sampel atau 13
siswa menyatakan mereka kesulitan untuk mengekspresikan perasaan ketika bercerita, sebagian yang lain menyatakan bahwa mereka malu ketika harus tampil
bercerita di depan karena mereka tidak terbiasa untuk melakukan kegiatan bercerita di depan, seperti kutipan jawaban yang dilontarkan oleh R28, ”Dalam
bercerita saya ekspresinya kurang baik, saya juga merasa kurang percaya diri
100
ketika bercerita di depan orang banyak, saya grogi karena tidak terbiasa bercerita di depan orang banyak.” Selain itu, diperoleh juga jawaban bahwa mereka merasa
kesulitan dalam merangkai dalam kata dan kalimat yang tepat meskipun mereka hafal jalan ceritanya. Walaupun, terkendala oleh perasaan mereka yang takut atau
malu berekspresi, tetapi sebagian besar siswa sepakat bahwa proses pembelajaran bercerita menggunakan media film kartun menyenangkan dan menghibur. Seperti
salah satu kutipan jawaban R13 berikut, ”Kesan saya sangat senang, apalagi sebelum pelajaran diadakan kuis, saya merasa sangat senang sekali dan juga
kegiatan ini sangat menyenangkan.” Ketika menjawab pertanyaan mengenai saran apa yang dapat mereka
berikan agar pembelajaran bercerita menggunakan media filam kartun berikutnya lebih baik, hampir seluruh siswa menjawab sebaiknya media film kartun yang
diputarkan berganti-ganti dan lucu agar perasaan jenuh tidak muncul dalam proses pembelajaran.
4.1.2.2.3.2 Jurnal Guru