127
menemukan hambatan ketika siswa harus tampil satu-persatu bercerita di depan. Tetapi, hal itu dapat diatasi dengan memberi motivasi pada siswa agar siswa tidak
perlu takut salah atau lupa, juga kegiatan berkompetisi cerita untuk mendapatkan sebuah hadiah reward.
Harapan peneliti untuk kegiatan pembelajaran bercerita menggunakan media film kartun selanjutnya adalah siswa dapat bercerita dengan lebih baik dan
lebih antusias ketika tiba gilirannya bercerita di depan kelas. Selain itu, harapan
lain adalah terciptanya suasana belajar yang kondusif dan komunikatif.
4.1.3.2.4 Hasil Dokumentasi
Pada siklus II ini, dokumentasi yang diambil sama seperti perekaman pada siklus I, yaitu aktifitas siswa mendengarkan penjelasan guru, ketika siswa berlatih
dalam kelompok, dan ketika siswa tampil bercerita di depan kelas. Pada pembelajaran siklus II, gambar 5 dan gambar 6 merupakan kegiatan
siswa bertanya saat mendapatkan kesulitan. Pada siklus II siswa yang bertanya ataupun menjawab pertanyaan diharapakna dengan sikap berdiri. Hal ini
mengindikasikan adanya perubahahan sikap belajar siswa dari siklus I. Gambar 7 merupakan kegiatan siswa ketika berdiskusi kelompok. Berbeda dengan siklus I,
kegiatan berdiskusi pada siklus II lebih terjalin dengan baik. Berikutnya, gambar 8 merupakan kegiatan siswa bercerita di depan kelas. Siswa tampak menunjukan
ekspresi ketika bercerita. Pada gambar tersebut siswa tampak antusias dan bersemangat dalam bercerita di depan teman-temannya. Siswa tersebut terlihat
lebih percaya diri. Saat bercerita suaranya cukup lantang dan terdengar sampai
128
belakang, sehingga siswa yang duduk di bangku belakang dapat mendengar dengan jelas. Selain itu, dia sudah bisa mengeluarkan ekspresi dengan tepat dan
pandangan matanya juga sudah bisa menatap pada seluruh teman-temannya. Pada waktu seorang siswa bercerita, siswa yang lain memperhatikan dengan seksama.
Kemudian memberikan tanggapan terhadap cerita temannya. Keterangan gambar dapat dilihat dalam subbab pembahasan perubahan perilaku belajar siswa dalam
pembelajaran bercerita menggunakan media film kartun.
4.1.3.3 Refleksi Siklus II
Nilai kompetensi bercerita siswa kelas VII F SMP N 1 Mandiraja pada siklus II telah mengalami peningkatan dari siklus I. Nilai rerata siswa pada siklus
II ini mencapai 75,87 dalam kategori baik, yang semula pada siklus I hanya 63,87 dalam kategori cukup. Hasil ini bermakna nilai tersebut telah mencapai target
ketuntasan yang diharapkan. Perilaku siswa pun sudah mengalami perubahan kearah yang positif. Sebagian besar siswa berkonsentrasi dan memperhatikan
dengan baik saat guru memberikan penjelasan. Siswa yang semula malas untuk berlatih menjadi semangat untuk berlatih, sehingga saat bercerita melalui media
film kartun di depan kelompok besar mereka lebih berani, percaya diri, tidak malu, dan tidak grogi. Dapat dikatakan perbaikan yang dilakukan pada siklus II
ini sangat bermanfaat dan berpengaruh pada siswa. Mereka lebih konsentrasi pada pelajaran sehingga nilai tes mereka menjadi lebih baik.
Berdasarkan data diagram 5 dapat dinyatakan bahwa hasil tes kemampuan bercerita menggunakan media film kartun siswa kelas VII F SMP N 1 Mandiraja