Jenis Berbicara Hakikat Berbicara

22

2.1.1.2 Jenis Berbicara

Bila diperhatikan mengenai pengajaran bahasa, dapat diketahui terdapat berbagai jenis berbicara. Antara lain menurut Logan dalam Widi 2009 minimal ada lima landasan yang digunakan dalam mengklasifikasi berbicara. 1 Situasi Aktivitas berbicara terjadi dalam suasana, situasi, dan lingkungan tertentu. Situasi dan lingkungan itu dapat bersifat formal atau resmi, mungkin pula bersifat informal atau tak resmi. Dalam situasi formal pembicara dituntut berbicara secara formal, sebaliknya dalam situasi tak formal, pembicara harus berbicara secara tak formal pula. Kegiatan berbicara yang bersifat informal banyak dilakukan dalam kehidupan manusia sehari-hari. 2 Tujuan Pada akhir pembicaraan, pembicara menginginkan respon dari pendengar. Umumnya tujuan orang berbicara adalah untuk menghibur, menginformasikan, menstimulasi, meyakinkan, atau menggerakkan pende- ngarnya. Sejalan dengan tujuan pembicara tersebut Tarigan 1998:49-51 menambahkan klasifikasi berbicara menjadi lima jenis berikut ini. 1 Berbicara menghibur, biasanya bernuansa santai, rileks, dan kocak. Soal pesan bukanlah tujuan utama. Dalam berbicara menghibur pembicara berusaha membuat pendengarnya merasa senang gembira dan bersukaria. 2 Berbicara menginformasikan, bernuansa serius, tertib dan hening. Soal pesan merupakan pusat perhatian, baik pembicara maupun pendengar. 3 Berbicara menstimulasi, juga bernuansa serius, kadang-kadang terasa kaku. Pembicara berkedudukan lebih tinggi dari pendengarnya. Status tersebut dapat disebabkan oleh wibawa, pengetahuan, pengalaman, atau fungsinya yang memang melebihi pendengarnya. 4 Berbicara meyakinkan, berusaha membangkitkan semangat pendengarnya sehingga pendengar itu mengalami perubahan perilakusikap ke arah positif. 23 5 Berbicara menggerakkan, menuntut keseriusan baik pembicara maupun pendengarnya. Berbicara ini merupakan lanjutan dari berbicara meyakinkan. Jika dalam berbicara meyakinkan tujuannya mengarah pada kepentingan pribadi, maka berbicara menggerakkan bertujuan mencapai tujuan bersama. 3 Metode penyampaian Ada empat cara yang bisa digunakan orang dalam menyampaikan pembicaraannya, antara lain 1 penyampaian secara mendadak, 2 penyampaian berdasarkan catatan kecil, 3 penyampaian berdasarkan hafalan, dan 4 penyampaian berdasarkan naskah. 4 Jumlah penyimak Komunikasi lisan melibatkan dua pihak, pendengar dan pembicara. Jumlah peserta yang berfungsi sebagai penyimak dalam komunikasi lisan dapat bervariasi misalnya satu orang, kelompok kecil, dan kelompok besar. 5 Peristiwa khusus Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering menghadapi berbagai kegiatan. Sebagian dari kegiatan itu dikategorikan sebagai peristiwa khusus, istimewa, atau spesifik. Contoh kegiatan khusus itu adalah ulang tahun, perpisahan, perkenalan, pemberian hadiah. Fitrianto 2009 merinci jenis-jenis berbicara ke dalam beberapa kategori berikut ini. 1 Pidato ialah berbicara di depan umum. Jika pembicaraan ini bersifat ilmiah disebut ceramah. 2 Diskusi adalah pemberian jawaban atas pertanyaan atau pembicaraan serius tentang masalah objektif. Diskusi juga bisa disebut sebagai kegiatan tukar- menukar pikiran dalam antar kelompok. 3 Menyampaikan pengumuman ialah menyampaikan sesuatu yang layak diketahui khalayak ramai. Dalam menyampaikan pengumuman, hendaknya 24 volume suara sang penyampai lebih keras, intonasi tepat dan berpenampilan menarik. 4 Berargumentasi merupakan penyampaian sesuatu yang berguna untuk mempertahankan pendapat. Dalam debat, terdapat dua kelompok, yaitu kelompok pro dan kontra. 5 Bercerita adalah penyampaian ceritadongeng dengan tujuan untuk menghibur, mengajarkan kebenaran dan keteladanan. Sebuah cerita hendaknya disampaikan dengan baik agar dapat membangkitkan imajinasi pendengarnya. 6 Musyawarah merupakan pembicaraan sesuatu untuk mencapai kesepakatan bersama. Dalam musyawarah, perbedaan pendapat haruslah disatukan atau dicari jalan tengahnya. Jika hal ini kurang memungkinkan, maka digunakan cara pengambilan suara terbanyak atau votting. Sehingga dapat membentuk suatu kesimpulan. 7 Wawancara adalah kemampuan berbahasa yang digunakan untuk mengumpulkan berita dari narasumber atau sumber berita. Hal ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada narasumber untuk mendapatkan kejelasan. Dari penjabaran jenis berbicara tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan bercerita termasuk dalam jenis bicara berlandaskan situasi yang mendukung. Situasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah situasi saat pembelajaran berlangsung. Siswa dikondisikan untuk menyimak film kartun yang diputarkan untuk kemudian diminta menceritakan sesuai imajinasi mereka.

2.1.1.3 Konsep Dasar Berbicara sebagai Sarana Komunikasi

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI TEKNIK CERITA BERANGKAI DENGAN MEDIA WAYANG GOLEK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 KUDUS

6 73 260

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MENGGUNAKAN MEDIA FILM KARTUN DENGAN METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 BANJARHARJO BREBES

0 4 184

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA DENGAN URUTAN YANG BAIK MELALUI MEDIA GAMBAR SERI SISWA Peningkatan Kemampuan Bercerita Dengan Urutan Yang Baik Melalui Media Gambar Seri Siswa Kelas VII F SMP Negeri 1 Karangmalang Kabupaten Sragen.

11 21 16

PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Bercerita Dengan Urutan Yang Baik Melalui Media Gambar Seri Siswa Kelas VII F SMP Negeri 1 Karangmalang Kabupaten Sragen.

0 1 7

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA DENGAN URUTAN YANG BAIK MELALUI MEDIA GAMBAR SERI SISWA Peningkatan Kemampuan Bercerita Dengan Urutan Yang Baik Melalui Media Gambar Seri Siswa Kelas VII F SMP Negeri 1 Karangmalang Kabupaten Sragen.

0 1 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS 1V SD NEGERI 2 Peningkatan Kemampuan Bercerita Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas 1V SD Negeri 2 Beteng Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 10

(ABSTRAK) PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MENGGUNAKAN MEDIA FILM KARTUN SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 1 MANDIRAJA, BANJARNEGARA.

0 0 2

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA WAYANG KARTUN PADA SISWA VII A SMP NEGERI I KANGKUNG KABUPATEN KENDAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA WAYANG KARTUN PADA SISWA VII A SMP NEGERI I KANGKUNG KABUPATEN KENDAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009.

0 0 218

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MENGGUNAKAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 PRAMBANAN KLATEN.

0 0 198