5
bercerita. Siswa masih mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat-kalimat untuk membentuk susunan yang runtut, sehingga cerita yang dibawakan di depan
kelas kurang bisa dipahami oleh siswa lain. Selain susunan kalimat yang dibuat kurang runtut, suara yang dikeluarkan siswa dalam bercerita di depan juga kurang
maksimal, hal ini menunjukan masih besarnya rasa takut dan malu siswa dalam kegiatan berbicara di depan umum. Masih banyak siswa yang terlihat menunduk
ketika harus berbicara di depan kelas. Masalah lain yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa berbicara
siswa kelas VII F SMP N Mandiraja adalah teknik yang digunakan guru yang cenderung konvensional tanpa didukung bantuan media apapun selain buku
pegangan yang disediakan sekolah. Guru hanya memberi ceramah kemudian memberi pemodelan sekilas sehingga hasilnya kurang memuaskan.
Berdasarkan identifikasi masalah yang dijabarkan, peneliti bermaksud melakukan peningkatan dalam pembelajaran kemampuan berbicara, khususnya
kompetensi berbicara dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Penggunaan media film kartun dalam pembelajaran bercerita menjadi alternatif
pembelajaran kemampuan berbicara siswa kelas VII F SMP N 1 Mandiraja.
1.3 Cakupan Masalah
Berdasarkan uraian identifikasi masalah dan latar belakang, permasalahan yang menjadi bahan penelitian dibatasi. Penelitian ini terfokus pada
upaya penggunaan media film kartun untuk meningkatkan kemampuan bercerita siswa kelas VII F SMP N 1 Mandiraja. Berdasarkan hal tersebut cakupan masalah
6
meliputi 1 apakah pembelajaran berbicara khususnya bercerita dengan media film kartun benar-benar efektif, dan 2 apakah keunggulan dan kelemahan media
film kartun untuk meningkatkan pembelajaran kemampuan bercerita.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang, masalah penelitian ini adalah sebagai berikut.
1 Berapakah besaran peningkatan kemampuan bercerita siswa kelas VII F SMP N 1 Mandiraja setelah mendapat pembelajaran dengan menggunakan media
film kartun?
2 Bagaimana perubahan perilaku belajar siswa kelas VII F SMP N 1 Mandiraja dalam mengikuti pembelajaran bercerita dengan penggunaan media film
kartun?
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang dipaparkan, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1 menentukan besaran peningkatan kemampuan bercerita siswa kelas VII F SMP 1 Mandiraja setelah media film kartun digunakan dalam pembelajaran
bercerita,
2 mengidentifikasi perubahan perilaku belajar siswa kelas VII F SMP N 1 Mandiraja dalam mengikuti pembelajaran bercerita dengan bantuan media
film kartun.
7
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca. Manfaat penelitian ini meliputi manfaat praktis dan teoretis.
1. Manfaat Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi beberapa
pihak. Bagi guru mata pelajaran bahasa Indonesia, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu masukan dalam melaksanakan pembelajaran
berbicara khususnya untuk meningkatkan kemampuan bercerita melalui penggunaan media film kartun. Bagi siswa dapat menumbuhkan minat dan
perhatian serta meningkatkan hasil pembelajaran dalam kemampuan bercerita melalui media film kartun. Selain itu, memberikan pengalaman berbicara,
sehingga nantinya diharapkan mereka mampu berbicara di depan umum dengan baik dan lancar serta dapat menerapkan pengalamannya di masyarakat. Bagi
sekolah dapat mendorong pihak sekolah untuk memotivasi semangat para guru selanjutnya, untuk selalu menggunakan media pembelajaran dalam pelaksanaan
proses pembelajaran di sekolah. Bagi peneliti sendiri dapat memperkaya wawasan media film kartun dalam pembelajaran berbicara dan mengaplikasikan penelitian
tindakan sebagai tindakan alternatif untuk meningkatkan layanan pembelajaran. 2. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memberikan sumbangan pembelajaran dan tolok ukur kajian pada penelitian lebih lanjut yaitu
berupa alternatif media yang diterapkan dalam memperbaiki mutu pendidikan dan
8
interaksi dalam kegiatan belajar mengajar khususnya dalam pembelajaran berbicara dan menambahkan khazanah pengembangan pembelajaran berbicara.
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR,