Tata Cara Berpakaian Anak Cerebral Palsy
25
a. Prinsip Multisensory
Pembelajaran berpakaian pada anak cerebral palsy sedapat mungkin memanfaatkan dan mengembangkan indera-indera yang
ada dalam diri anak karena banyak anak cerebral palsy mengalami gangguan indera.
b. Prinsip Individualisasi
Individualisasi mengandung arti bahwa titik tolak layanan pendidikan adalah kemampuan anak secara individu, sehingga dalam
melaksanakan pembelajaran diharapkan anak mampu melakukan kegiatan belajar secara individu.
Pendapat lain tentang prinsip pembelajaran juga diutarakan oleh Musjafak Assjari. Menurut Musjafak Assjari 1995: 158, ada 10 prinsip
umum pendidikan yaitu prinsip kasih sayang, prinsip keperagaan, keterpasuan dan keserasian antar ranah, pengembangan minat dan bakat,
kemampuan anak, model, pembiasaan, latihan, pengulangan, dan penguatan. Diantara kesepuluh prinsip tersebut, ada beberapa prinsip
pendidikan yang sesuai dengan pembelajaran berpakaian bagi anak cerebral palsy, yaitu:
1. Prinsip Pembiasaan
Prinsip pembiasaan sangat penting untuk siswa cerebral palsy. Penanaman pembiasaan bagi siswa
cerebral palsy dapat memudahkan mereka dalam melakukan setiap aktivitas termasuk
aktivitas berpakaian. Prinsip pembiasaan pada siswa cerebral palsy
26
tentu dibarengi dengan pemberian contoh nyata pada kehidupan sehari-hari. Dalam aktivitas berpakaian, prinsip pembiasaan dapat
diterapkan pada aktivitas nyata seperti memakai pakaian setelah mandi atau sebelum berangkat sekolah.
2. Prinsip Latihan
Prinsip latihan dapat memberikan pengalaman langsung pada siswa cerebral palsy, sehingga siswa cerebral palsy benar-benar
terlibat dalam setiap aktivitas. Dalam aktivitas berpakaian prinsip latihan juga penting untuk diterapkan, karena berpakaian merupakan
aktivitas konkret yang membutuhkan suatu latihan terlebih bagi anak yang mengalami hambatan seperti siswa cerebral palsy.
3. Prinsip Pengulangan
Salah satu karakteristik siswa cerebral palsy adalah mengalami keterbatasan pada kognisi sehingga mengakibatkan anak mudah lupa.
Oleh karena itu, prinsip pengulangan sangat tepat untuk diterapkan dalam aktivitas berpakaian agar anak dapat mengingat kembali apa
yang telah dipelajari. 4.
Prinsip Penguatan Prinsip penguatan diberikan pada siswa cerebral palsy ketika
anak tersebut telah berhasil melakukan suatu kegiatan yang diinstruksikan. Pemberian penguatan tersebut dapat berupa pujian,
tepuk tangan, dan lain-lain. Prinsip penguatan ini sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran anak cerebral palsy, karena
27
pemberian penguatan dapat membuat anak cerebral palsy merasa dihargai dan memberikan kepuasaan tersendiri.