Keterkaitan Metode Drill dengan Kemampuan Berpakaian Anak
39
dalam kategori cukup, meningkat menjadi 65 dalam kategori baik pada siklus I dan pada siklus II terjadi peningkatan menjadi menjadi 75 dalam
kategori sangat baik. Subyek kedua SDK juga mengalami peningkatan, peningkatan yang diperoleh dari kemampuan awal sebesar 45, meningkat
pada siklus I sebesar 55 dalam kategori baik dan meningkat sebesar 65 dalam kategori baik pada siklus II. Penelitian yang ditulis oleh Lia Andriyani
ini memiliki kesamaan dengan yang diteliti, yaitu objek yang diteliti berupa peningkatan berpakaian melalui metode latihan drill. Selain memiliki
kesamaan, penelitian ini juga memiliki perbedaan. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah subyek dan jumlah subyek penelitian, tempat
penelitian dan kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan. Penelitian yang dilakukan membahas seorang subyek cerebral palsy tipe spastik yang berada
di SLB Daya Ananda. Penelitian ini juga menetapkan kriteria ketuntasan minimal sebesar 75.
Penelitian yang dilakukan oleh Aulia Widya Putri 2012 dengan judul “Peningkatan Keterampilan Mencuci Rambut dengan Metode Drill Tata Cara
Mencuci Rambut pada Anak Tunagrahita Kategori Sedang kelas II SLB Suta Wijaya Gunung Kidul” juga memiliki relevansi dengan penelitian yang ditulis
oleh peneliti. Hasil Penelitian oleh Aulia Widya Putri menunjukkan bahwa penerapan metode drill tata cara mencuci rambut dapat meningkatkan
keterampilan mencuci rambut anak tunagrahita kategori sedang. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya hasil pencapaian kemampuan anak
tunagrahita kategori sedang yang telah memenuhi keberhasilan minimal 60
40
keberhasilan belajar dari tiga aspek yang telah ditentukan yaitu tata cara sebelum mencuci rambut, penggunaan peralatan mencuci rambut, dan tata
cara setelah mencuci rambut. Hasil pasca tindakan siklus I subyek YA mampu mencapai skor 60 dan pada siklus II mampu mencapai skor 70,
sedangkan pada subyek AK pada siklus I mampu mencapai skor 65 dan pada siklus II mencapai skor 76 dari tahapan tata cara mencuci rambut.
Meningkatnya keterampilan mencuci rambut anak tunagrahita sedang yang dilakukan secara bertahap dan berulang-ulang agar anak lebih mudah untuk
mengingat setiap tahapan. Penelitian yang ditulis oleh Aulia Widya Putri ini memiliki kesamaan dengan yang diteliti, yaitu sama-sama menggunakan
metode latihan drill sebagai variabel bebas. Selain memiliki kesamaan, penelitian ini juga memiliki perbedaan. Perbedaan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti adalah subyek dan jumlah subyek penelitian, variabel terikat, tempat penelitian dan kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan. Penelitian
yang dilakukan membahas peningkatan kemampuan berpakaian seorang subyek cerebral palsy tipe spastik yang berada di SLB Daya Ananda.
Penelitian ini juga menetapkan kriteria ketuntasan minimal sebesar 75. Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti, diketahui bahwa metode drill dapat meningkatkan hasil pembelajaran, sehingga tidak menutup kemungkinan
bahwa penggunaan metode drill dapat meningkatkan kemampuan berpakaian anak cerebral palsy, sehingga dalam penelitian ini akan diaplikasikan pada
pembelajaran berpakaian anak cerebral palsy kelas VIII. Penelitian ini