Deskripsi Lokasi Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
74
Pertanian lahan terbatas, seni lukis, seni kriya, seni tari, seni cetak, seni
musik, salon, tata boga, otomotif dan cuci motor, dan komputer. B.
Setting Penelitian
Setting penelitian yang digunakan adalah di dalam kelas. Setting di dalam kelas yakni di ruang kelas VIII SMPLB. Pemilihan setting penelitian
tersebut berdasarkan bahwa subyek yang akan diteliti menempati ruang kelas tersebut selain itu ruang kelas yang strategis dan cukup luas dapat
memudahkan subyek untuk bermobiliasasi serta mempermudah dalam melakukan pembelajaran bina diri berpakaian.
Penelitian ini dilaksanakan pada pagi hari. Pembelajaran ini diawali dengan mengajak siswa berdoa, mengucapkan salam, melakukan
komunikasi kehadiran, memberikan motivasi pada siswa terkait materi berpakaian, dan menyampaikan materi yang akan dibelajarkan. Pada
kegiatan inti, guru menjelaskan tentang materi berpakaian berupa memperkenalkan pakaian dan jenis-jenisnya. Guru memberikan stimulus
kepada siswa untuk menanyakan tentang materi berpakaian yang telah disampaikan, guru juga mengkondisikan siswa untuk melakukan
demonstrasi berpakaian, namun sebelum itu guru melakukan peragaan cara berpakaian yang baik dan benar. Selanjutnya siswa dibimbing guru untuk
mendemonstrasikan kegiatan
berpakaian. Guru
bersama siswa
merefleksikan hasil pembelajaran dan membuat kesimpulan, selanjutnya menutup pembelajaran dengan berdoa dan memberikan pesan pembelajaran.
75
Pada pertemuan terakhir dilakukan pra tindakan dengan mengamati kegiatan
berpakaian. C.
Deskripsi Subyek Penelitian
1. Identitas Anak
a. Nama
: RN inisial b.
Tempat tanggal lahir : Sleman, 12 November 1997
c. Jenis Kelamin
: Perempuan d.
Agama : Islam
e. Status Anak
: Kandung f.
Anak Ke dari Jumlah Saudara : 1 dari 2 bersaudara g.
Nama Sekolah : SLB G Daya Ananda
h. Kelas
: VIII SMPLB SLB G Daya Ananda i.
Alamat : Balon Bayen, Purwomartani,
Kalasan, Sleman, DIY 2.
Karakteristik Kebutuhan Khusus a.
Karakteristik Fisik 1
Kemampuan motorik kasar Anak mengalami kesulitan dalam motorik kasar. Hal itu terjadi
karena anak mengalami spastik quadriplegia. Ia kesulitan menggerakkan ke empat anggota tubuhnya, terutama kaki. Seperti
anak sulit untuk berjalan, sehingga kemampuan motorik kasar anak tersebut berbeda dengan anak normal lainnya.
2 Kemampuan motorik halus
Anak memiliki kemampuan yang baik dalam motorik halus, meskipun hasil yang dicapai belum maksimal dan tidak sebaik anak
76
normal pada umumnya. Seperti contoh anak tersebut mampu menempel dan menggunting dengan menggunakan tangan kiri
namun hasil yang dicapai dari menempel dan menggunting tersebut belum dapat dikatakan sangat baik.
b. Karakteristik kognitif
Subyek dapat dikatakan memiliki kognitif yang rendah dibanding anak-anak normal seusianya. Jika saat ini, anak normal seusianya
telah lancar membaca, menulis dan berhitung, namun subyek belum mampu membaca dengan baik, menulis, dan berhitung dengan benar.
c. Karakteristik sosial emosi
Subyek memiliki karakter sosial emosi yang sama dengan anak seumuranya. Ia akan
“ngambek” atau marah jika permintaan yang ia ajukan tidak dapat dituruti. Jika ia sedang
“ngambek” atau marah, ia tidak akan mengajak orang tersebut ngobrol atau berbicara dengannya.
Namun, anak tersebut memiliki karakter sosial yang baik pada semua orang, terbukti ia dapat menerima kehadiran orang baru di
lingkungannya. d.
Kemampuan komunikasi Subyek memiliki komunikasi yang baik pada setiap orang. Ia
mampu berkomunikasi pada setiap orang meskipun ia baru mengenal orang tersebut. Komunikasi yang biasa ia gunakan adalah komunikasi
verbal, meskipun saat berkomunikasi ia memiliki artikulasi yang kurang jelas yang disebabkan oleh ke cerebral palsy annya.
77
e. Kemandirian
Subyek memiliki kemandirian yang baik dalam beberapa bidang, seperti makan dan minum. Ia mampu makan dan minum dengan
mandiri meskipun menggunakan tangan kiri. Ia juga mampu mandi sendiri, gosok gigi sendiri, dan mencuci rambut sendiri, namun untuk
mobilitas menuju kamar mandi ia masih membutuhkan bantuan orang di sekitarnya. Untuk berpakaian, subyek belum mampu melakukan
beberapa aspek secara mandiri, seperti memasukkan tangan kedalam lubang pakaian, mengancingkan kancing baju, merapihkan kerah
pakaian secara mandiri dan juga merapihkan pakaian.