Jenis Pola Asuh Orang Tua
mereka. Orang tua dengan pola asih indulgent akan membiarkan anak mereka melakukan apa yang diinginkan. Anak dengan orang
tua indulgent sering memiliki kompetensi sosial yang buruk. Menurut Syamsu Yusuf terdapat 7 macam bentuk pola asuh,
yaitu: Overprotection terlalu melindungi, Permisivienes pembolehan, Rejection
penolakan, Acceptance
penerimaan, Domination
dominasi, Submission penyerahan, dan Over dicipline terlalu disiplin.
Dari berbagai macam pola asuh yang dikemukakan di atas, peneliti hanya akan mengemukakan tiga macam, yaitu pola asuh otoriter,
pola asuh autoritatif, dan pola asuh permisif. 1 Pola asuh otoriter
Pola asuh otoriter merupakan gaya asuh orang tua yang menuntut anaknya untuk mengikuti perintah orang tua, tegas, dan
tidak memberi peluang kepada anak untuk mengemukakan pendapat mereka Papalia, 2008; dalam Teviana dan Yusiana, 2012: 50.
Menurut Baumrind 2002; dalam Santosa dan Marheni, 2013: 56 pola asuh otoriter ditandai dengan adanya aturan-aturan yang kaku
dari orang tua, cenderung untuk menentukan peraturan tanpa berdiskusi dengan anak-anaknya terlebih dahulu. Dalam hal ini pola
asuh otoriter dapat berdampak buruk pada anak, yaitu anak merasa tidak bahagia, ketakutan, tidak terlatih untuk berinisiatif kurang
berinisiatif, selalu tegang, cenderung ragu, tidak mampu
menyelesaikan masalah, kemampuan komunikasinya buruk serta mudah gugup.
Adapun ciri-ciri dari pola asuh otoriter adalah sebagai berikut:
a Anak harus mematuhi peraturan orang tua dan tidak boleh membantah.
b Orang tua cenderung mencari kesalahan anak dan kemudian menghukumnya.
c Orang tua cenderung memberikan perintah dan larangan kepada anak.
d Jika terdapat perbedaan pendapat antara orang tua dan anak, maka anak dianggap pembangkang.
e Orang tua cenderung memaksakan disiplin. f Orang tua cenderung memaksakan segala sesuatu untuk anak
dan anak hanya sebagai pelaksana. g Tidak ada komunikasi antara orangtua dan anak.
2 Pola asuh autoritatif Pola asuh autoritatif merupakan gaya asuh orang tua yang
memperlihatkan pengawasan yang ketat pada tingkah laku anaknya, tetapi juga responsif, menghargai pemikiran, perasaan, dan
mengikutsertakan anak dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kepentingan anak Papalia, 2008; dalam
Teviana dan Yusiana, 2012: 50. Menurut Baumrind 2002; dalam
Santosa dan Marheni, 2013: 56 pola asuh autoritatif ditandai dengan sikap terbuka antara orang tua dengan anaknya, menghargai otonomi
maupun perilaku disiplin. Pola asuh autoritatif akan mendorong anak untuk mampu berdiri sendiri, bertanggung jawab dan yakin terhadap
diri sendiri. Adapun ciri-ciri pola asuh autoritatif adalah sebagai berikut:
a Menentukan peraturan dan disiplin dengan memperhatikan dan mempertimbangkan
alasan-alasan yang
dapat diterima,
dipahami dan dimengerti oleh anak. b Memberikan pengarahan tentang perbuatan baik yang perlu
dipertahankan dan yang tidak baik agar di tinggalkan. c Memberikan bimbingan dengan penuh pengertian.
d Dapat menciptakan keharmonisan dalam keluarga. e Dapat menciptakan suasana komunikatif antara orang tua dan
anak serta sesama keluarga. 3 Pola asuh permisif
Pola asuh permisif merupakan gaya asuh orang tua yang mendidik anaknya secara bebas, dan anak dianggap sebagai orang
dewasa, serta diberi kelonggaran untuk melakukan hal yang dikehendakinya Papalia, 2008; dalam Teviana dan Yusiana, 2012:
50. Menurut Baumrind 2002; dalam Santosa dan Marheni, 2013: 56 pola asuh permisif ditandai dengan adanya kebebasan tanpa
batas pada anaknya untuk berperilaku sesuai dengan keinginannya
sendiri. Seorang anak tidak tahu apakah perilakunya benar atau salah karena orang tua tidak pernah membenarkan atau menyalahkan anak.
Akibatnya anak akan berperilaku sesuai dengan keinginannya sendiri, tidak peduli apakah hal itu sesuai dengan norma masyarakat
atau tidak. Namun bila anak mampu menggunakan kebebasan tersebut secara bertanggungjawab, maka anak akan menjadi seorang
yang mandiri, kreatif, inisiatif, dan mampu mewujudkan aktualisasinya.
Adapun yang termasuk pola asuh permisif adalah sebagai berikut:
a Membiarkan anak bertindak sendiri tanpa memonitor dan membimbingnya.
b Mendidik anak acuh tak acuh, bersikap pasif dan masa bodoh. c Mengutanakan kebutuhan material saja.
d Membiarkan saja apa yang dilakukan anak terlalu memberikan kebebasan untuk mengatur diri sendiri tanpa ada peraturan-
peraturan dan norma-norma yang digariskan orang tua. e Kurang sekali keakraban dan hubungan yang hangat dalam
keluarga.
Berdasarkan uraian di atas, maka didapatkan indikator yang dapat digunakan untuk menentukan hasil dari pola asuh orang tua. Indikator yang
digunakan adalah: a. Penerapan peraturan dalam keluarga oleh orang tua;
b. Pemberian perhatian dan frekuensi diskusiinteraksi antara orang tua dengan anak;
c. Pemberian hukuman pada anak; d. Pemberian hadiah pada anak;