64
baru atau mempertajam konsepteori lama dengan mengacu kepada bahan-bahan hukum.
83
Sifat penelitian adalah preskriptif, yaitu dengan mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan, validitas aturan hukum, konsep-konsep hukum dan norma-norma
hukum. Kemudian penelitian ini dibantu dengan ilmu terapan. Sebagai ilmu terapan, ilmu hukum menetapkan standar prosedur, ketentuan-ketentuan dan rambu-rambu
dalam melaksanakan aturan hukum.
84
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan undang- undang statute approach dan pendekatan konseptual conceptual approach yaitu
pendekatan yang dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan permasalahan dalam penulisan ini dan pendekatan yang
beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin di dalam ilmu hukum.
85
2. Sumber Bahan Hukum
Sumber bahan hukum penelitian yaitu oleh karena penelitian ini merpakan peneltian ilmu hukum maka tidak mengenal adanya data, untuk memecahkan isu
hukum yang menjadi permasalahan dalam penulisan ini menggunakan sumber- sumber penelitian hukum yang dibedakan menjadi sumber-sumber penelitian berupa
bahan-bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, juga bila diperlukan
83
AlviSyahrin, http:alviprofdr.blogspot.com
201402penelitian-hukum-fungsi.html. Diakses pada pukul 12.00 WIB.tanggal 24 Maret 2014.
84
Peter Mahmud marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Media Group, Jakarta, 2011,
halaman 22.
85
Ibid, halaman 95.
Universitas Sumatera Utara
65
menggunakan bahan hukum non hukum dalam penelitian ini yang sifat penggunaannya terbatas dan tidak dominan sehingga tidak menghilangkan penelitian
ini sebagai penelitian ilmu hukum:
86
1. Bahan hukum primer
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang bersifat autoritatif artinya mempunyai otoritas. Bahan hukum primer terdiri dari peraturan perundang-
undangan yang di urutkan berdasarkan hirarki yang relevan dengan permasalahan dan tujuan dalam penelitian ini, yang terdiri dari :
a. Undang-Undang Dasar 1945 Republik Indonesia
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan
Perukiman c.
Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksana Bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas
Umum Perumahan Tapak Yang dibangun oleh Pengembang d.
Peraturan Menter Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pedoman Bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum
PSU Perumahan Dan Kawasan Perukiman e.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana, Dan Utilitas Perumahan Dan Perukiman Di
Daerah
86
Ibid, halaman 141.
Universitas Sumatera Utara
66
f. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor : 01PERMENM2010 Tentang
Pengelolaan Pengaduan Masarakat Di Bidang Perumahan Dan Perukiman g.
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Republiok Indonesia Nomor : 22PERMANM2008 Tentang Standart Pelayanan Minimal Bidang
Perumahan Rakyat Daerah Provinsi Dan Daerah KabupatenKota h.
Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan BarangJasa
Pemerintah 2.
Bahan hukum sekunder Bahan hukum sekunder merupakan publikasi tentang hukum yang bukan
merupakan dokumen resmi, seperti; buku-buku teks, hasil-hasil penelitian, pendapat-pendapat sarjana, kasus-kasus hukum, yurisprudensi, artikel, majalah,
dan jurnal ilmiah hasil-hasil seminar atau pertemuan ilmiah lainnya yang relevan dengan penelitian ini.
3. Bahan non hukum
Bahan non hukum yaitu bahan diluar hukum yang diperlukan dan relevan dengan permasalahan dan tujuan dalam penelitian ini seperti bahan-bahan dari disiplin
ilmu lainnya serta wawancara, dialog, maupun ceramah juga seminar yang substansinya bukanlah bahan hukum melainkan bahan diluar hukum yang
diperlukan dalam penelitian ini.
3. Pengumpulan Bahan Hukum