Universitas Sumatera Utara
Hal ini tidak menunjukkan bahwa suku Batak lebih beresiko menderita DM dibandingkan suku lain namun hanya menunjukkan penderita DM dengan
komplikasi yang datang berobat ke rumah sakit tersebut mayoritas bersuku batak. Proporsi penderita DM pada suku Batak lebih tinggi karena sudah merupakan
penggabungan dari suku Batak Toba, Karo, Simalungun, Mandailing dan Pakpak. Hal ini sesuai dengan penelitian Udur 2010 di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan bahwa proporsi penderita DM tertinggi pada suku Batak yaitu 82,9 Simamora, 2011.
5.1.4 Pekerjaan Penderita DM dengan Komplikasi
Gambar 5.4 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Pekerjaan di
Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2014
Berdasarkan gambar 5.4 di atas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan pekerjaan yang tertinggi pada PNS BUMN
yaitu 38,7 dan proporsi terendah pada lainnya yaitu 1,0. 38,7
28,7 17,8
7,9 5,9
1,0
PNS BUMN Ibu Rumah Tangga
Pegawai Swasta Pensiunan
Wiraswasta Lainnya
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil penelitian diatas dapat dilihat bahwa pekerjaan yang paling banyak adalah PNS BUMN. Hal ini disebabkan karena rumah sakit Martha
Friska merupakan rumah sakit yang menerima pasien BPJS ASKES sehingga jaminan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah seperti BPJS atau ASKES
dapat dimanfaatkan. Hal ini sesuai dengan penelitian Mery 2004-2008 di RSUD. Dr. Djasamen
Saragih Pematangsiantar bahwa proporsi penderita DM teringgi pada pekerjaan PNS BUMN yaitu 33,9 Sinaga, M., 2009.
5.1.5 Pendidikan Penderita DM dengan Komplikasi
Gambar 5.5 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Pendidikan di
Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2014 .
Berdasarkan gambar 5.5 di atas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan pendidikan yang tertinggi pada SLTA yaitu
64,3 dan proporsi terendah pada SD yaitu 1,0. 64,3
32,7 2,0 1,0
SLTA AkademiPerguruan
Tinggi SLTP
SD
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian di atas, masih ditemukan penderita DM disetiap jenjang pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
seserang tidak sejalan dengan tingkat pengetahuan tentang penyakit DM. Hal ini sesuai dengan penelitian Junita 2010 di RSUP Haji Adam Malik
Medan bahwa proporsi penderita DM teringgi pada pendidikan SLTA yaitu 58,5 Siboro, 2010.
5.1.6 Daerah Asal Penderita DM dengan Komplikasi