Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Tipe DM Penderita DM dengan Komplikasi Jenis Komplikasi Penderita DM dengan Komplikasi

Universitas Sumatera Utara

4.11 Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Tabel 4.10 Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2014 NO Keadaan Sewaktu Pulang f 1 Pulang Berobat Jalan 72 71,3 2 Pulang Atas Permintaan Sendiri 10 9,9 3 Dirujuk ke Rumah Sakit lain 3 3,0 4 Meninggal 16 15,8 Total 101 100 Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat dilihat proporsi penderita DM yang dirawat inap di Rumah Sakit Martha Friska Medan tahun 2014 berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang tertinggi adalah pulang berobat jalan 72 orang 71,3 dan proporsi terendah yaitu meninggal 3 orang 3,0. 4.12 Analisis Statistik 4.12.1 Umur Berdasarkan Kategori Komplikasi Tabel 4.11 Distribusi Proporsi Umur Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Kategori Komplikasi di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2014 NO Kategori Komplikasi Umur Total =40 tahun 40 tahun f f f 1 Komplikasi Akut 5 100 5 100 2 Komplikasi Kronik 1 1,2 83 98,8 84 100 3 Komplikasi Akut dan Kronik 1 8,3 11 91,7 12 100 Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita DM dengan komplikasi akut pada kelompok umur ≤ 40 tahun adalah 0 sedangkan pada kelompok umur 40 tahun adalah 100. Proporsi penderita DM dengan Universitas Sumatera Utara komplikasi kronik pada kelompok um ur ≤ 40 tahun adalah 1,2 sedangkan pada kelompok umur 40 tahun adalah 98,8. Proporsi penderita DM dengan komplikasi akut dan kronik pada kelompok umur ≤ 40 tahun adalah 8,3 sedangkan pada kelompok umur 40 tahun adalah 91,7. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan melihat nilai Pearson Chi-Square diperoleh nilai p=0,239 artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi umur berdasarkan kategori komplikasi. 4.12.2 Jenis Kelamin Berdasarkan Kategori Komplikasi Tabel 4.12 Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Kategori Komplikasi di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2014 NO Kategori Komplikasi Jenis Kelamin Total Laki-Laki Perempuan f f f 1 Komplikasi Akut 1 20.0 4 80,0 5 100 2 Komplikasi Kronik 38 45,2 46 54,8 84 100 3 Komplikasi Akut dan Kronik 4 33,3 8 66,7 12 100 Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita DM dengan komplikasi akut pada laki-laki adalah 20,0 sedangkan pada perempuan adalah 80,0. Proporsi penderita DM dengan komplikasi kronik pada laki-laki adalah 45,2 sedangkan pada perempuan adalah 54,8. Proporsi penderita DM dengan komplikasi akut dan kronik pada laki-laki adalah 33,3 sedangkan pada perempuan adalah 66,7. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan melihat nilai Pearson Chi-Square diperoleh nilai p=0,454 artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis kelamin berdasarkan kategori komplikasi. Universitas Sumatera Utara 4.12.3 Tipe DM Berdasarkan Kategori Komplikasi Tabel 4.13 Distribusi Proporsi Tipe DM Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Kategori Komplikasi di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2014 NO Kategori Komplikasi Tipe DM Total DM Tipe 1 DM Tipe 2 f f f 1 Komplikasi Akut 5 100 5 100 2 Komplikasi Kronik 84 100 84 100 3 Komplikasi Akut dan Kronik 1 8,3 11 91,7 12 100 Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa seluruh penderita DM dengan komplikai akut maupun komplikasi kronik berada pada kelompok DM tipe 2. Proporsi penderita DM dengan komplikasi akut dan kronik pada kelompok DM tipe 1 adalah 8,3 sedangkan pada kelompok DM tipe 2 adalah 91,7. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan melihat nilai Pearson Chi-Square diperoleh nilai p=0,024 artinya ada perbedaan yang bermakna antara proporsi tipe DM berdasarkan kategori komplikasi. 4.12.4 Pengobatan Berdasarkan Kategori Komplikasi Tabel 4.14 Distribusi Proporsi Pengobatan Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Kategori Komplikasi di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2014 NO Kategori Komplikasi Pengobatan Total OHO Insulin OHO+insul in f f f f 1 Komplikasi Akut 4 80,0 1 20,0 5 100 2 Komplikasi Kronik 72 85,7 5 6,0 7 8,3 84 100 3 Komplikasi Akut dan Kronik 9 75,0 1 8,3 2 16,7 12 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita DM dengan komplikasi akut pada pengobatan OHO adalah 80,0 dan pengobatan suntik insulin 20,0. Proporsi penderita DM dengan komplikasi kronik pada pengobatan OHO adalah 85,7, pengobatan suntik insulin 6,0 dan pengobatan OHO+suntik insulin 8,3. Proporsi penderita DM dengan komplikasi akut dan kronik pada pengobatan OHO adalah 75,0, pengobatan suntik insulin 8,3 dan pengobatan OHO+suntik insulin 16,7. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan melihat nilai Pearson Chi-Square diperoleh nilai p=0,588 artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi pengobatan berdasarkan kategori komplikasi.

4.12.5 Perbedaan Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Kategori Komplikasi

Tabel 4.15 Distribusi Proporsi Perbedaan Lama Rawatan Rata-Rata Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Kategori Komplikasi di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2014 NO Kategori Komplikasi Lama Rawatan Rata-Rata hari f Mean SD 1 Komplikasi Akut 4 6,75 3,096 2 Komplikasi Kronik 86 7,42 5,409 3 Komplikasi Akut dan Kronik 11 5,09 2,587 F=0,550 df=100 P=0,918 Berdasarkan tabel 4.15 di atas dapat dilihat bahwa dari 101 penderita DM dengan komplikasi terdapat 4 penderita DM yang mengalami komplikasi akut dengan lama rawatan rata-rata 6,75 hari, 86 penderita DM yang mengalami komplikasi kronik dengan lama rawatan rata-rata 7,42 hari dan 11 penderita DM Universitas Sumatera Utara yang mengalami komplikasi akut dan kronik dengan lama rawatan rata-rata 5,09 hari. Analisis statistik dengan menggunakan uji anova diperoleh nilai p=0,918 berarti tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan kategori komplikasi. Universitas Sumatera Utara BAB 5 PEMBAHASAN 5.1 Sosiodemografi Penderita DM dengan Komplikasi

5.1.1 Umur Penderita DM dengan Komplikasi

Gambar 5.1 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Umur di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2014 Berdasarkan gambar 5.1 di atas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan umur yang tertinggi pada kelompok umur 61-70 tahun yaitu 35,7 dan proporsi terendah terdapat pada kelompok umur ≤40 tahun yaitu 2,0. Usia merupakan salah satu faktor resiko terjadinya DM yaitu pada usia 40 tahun dikarenakan pada usia ini terjadi penurunan fisiologis yang secara dramatis menurun dengan cepat. Penurunan ini yang akan beresiko pada penurunan fungsi 35,7 29,7 16,8 15,8 2,0 61-70 Tahun 51-60 Tahun 41-50 Tahun ≥ 71 Tahun ≤40 Tahun Universitas Sumatera Utara endokrin pankreas untuk memproduksi insulin. Resiko menderita DM bertambah sejalan dengan usia seseorang Arisman, 2011. Hal ini sesuai dengan penelitian Udur 2010 di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan bahwa proporsi penderita DM teringgi pada kelompok umur ≥40 tahun yaitu 97,5 Simamora, 2011.

5.1.2 Jenis Kelamin Penderita DM dengan Komplikasi

Gambar 5.2 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2014 Berdasarkan gambar 5.2 di atas dapat diketahui bahwa proporsi pederita DM dengankomplikasi berdasarkan jenis kelamin yang lebih banyak perempuan yaitu 57,4 sedangkan laki-laki 42,6. Perbedaan proporsi antara laki-laki dan perempuan tidak begitu jauh berbeda. Berdasarkan hasil penelitian WHO 2000 menunjukkan tidak ada perbedaan kejadian DM antara laki-laki dan perempuan. 57,4 42,6 Perempuan Laki-laki Universitas Sumatera Utara Hal ini sesuai dengan penelitian Sri 2004 di Puskesmas Kuala Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat bahwa proporsi penderita DM tertinggi pada perempuan yaitu 66,7 dan terendah pada laki-laki 33,3 Rahmadani, 2005. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian oleh Junita 2010 di RSUP Haji Adam Malik yang mendapatkan proporsi laki-laki yang menderita DM lebih banyak yaitu 56,90 daripada yang berkelamin jenis perempuan yaitu 43,10. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan kejadian DM antara laki-laki dan perempuan Siboro, 2010

5.1.3 Suku Penderita DM dengan Komplikasi

Gambar 5.3 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Suku di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2014 Berdasarkan gambar 5.3 di atas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan suku yang tertinggi pada suku Batak yaitu 52,5 dan proporsi terendah pada suku Aceh yaitu 1,0. 52,5 30,6 9,9 4,0 2,0 1,0 Batak Jawa Lainnya Melayu Minang Aceh Universitas Sumatera Utara Hal ini tidak menunjukkan bahwa suku Batak lebih beresiko menderita DM dibandingkan suku lain namun hanya menunjukkan penderita DM dengan komplikasi yang datang berobat ke rumah sakit tersebut mayoritas bersuku batak. Proporsi penderita DM pada suku Batak lebih tinggi karena sudah merupakan penggabungan dari suku Batak Toba, Karo, Simalungun, Mandailing dan Pakpak. Hal ini sesuai dengan penelitian Udur 2010 di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan bahwa proporsi penderita DM tertinggi pada suku Batak yaitu 82,9 Simamora, 2011.

5.1.4 Pekerjaan Penderita DM dengan Komplikasi

Gambar 5.4 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Pekerjaan di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2014 Berdasarkan gambar 5.4 di atas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan pekerjaan yang tertinggi pada PNS BUMN yaitu 38,7 dan proporsi terendah pada lainnya yaitu 1,0. 38,7 28,7 17,8 7,9 5,9 1,0 PNS BUMN Ibu Rumah Tangga Pegawai Swasta Pensiunan Wiraswasta Lainnya Universitas Sumatera Utara Dari hasil penelitian diatas dapat dilihat bahwa pekerjaan yang paling banyak adalah PNS BUMN. Hal ini disebabkan karena rumah sakit Martha Friska merupakan rumah sakit yang menerima pasien BPJS ASKES sehingga jaminan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah seperti BPJS atau ASKES dapat dimanfaatkan. Hal ini sesuai dengan penelitian Mery 2004-2008 di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar bahwa proporsi penderita DM teringgi pada pekerjaan PNS BUMN yaitu 33,9 Sinaga, M., 2009.

5.1.5 Pendidikan Penderita DM dengan Komplikasi

Gambar 5.5 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Pendidikan di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2014 . Berdasarkan gambar 5.5 di atas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan pendidikan yang tertinggi pada SLTA yaitu 64,3 dan proporsi terendah pada SD yaitu 1,0. 64,3 32,7 2,0 1,0 SLTA AkademiPerguruan Tinggi SLTP SD Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil penelitian di atas, masih ditemukan penderita DM disetiap jenjang pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan seserang tidak sejalan dengan tingkat pengetahuan tentang penyakit DM. Hal ini sesuai dengan penelitian Junita 2010 di RSUP Haji Adam Malik Medan bahwa proporsi penderita DM teringgi pada pendidikan SLTA yaitu 58,5 Siboro, 2010.

5.1.6 Daerah Asal Penderita DM dengan Komplikasi

Gambar 5.6 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Daerah Asal di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2014 Berdasarkan gambar 5.6 di atas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan daerah asal yang lebih banyak dari Kota Medan yaitu 70,3 sedangkan dari luar kota Medan 29,7. Hal ini berkaitan dengan letak rumah sakit yang berada dari kota Medan sehingga orang yang datang berobat jalan sebagian besar berasal dari kota Medan. 70,3 29,7 Kota Medan Luar Kota Medan Universitas Sumatera Utara Selain itu kemungkinan juga disebabkan sebagian orang yang berobat dari luar kota Medan tetapi menggunakan alamat saudaranya yang berada di Medan.

5.2 Tipe DM Penderita DM dengan Komplikasi

Gambar 5.7 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Tipe DM di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2014 Berdasarkan gambar 5.7 di atas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan tipe DM yang tertinggi pada DM Tipe 2 yaitu 99,0 dan proporsi terendah pada DM tipe 1 yaitu 1,0. Di Negara Barat proporsi penderita DM tipe 1 ±10 dari penderita DM tipe 2. Sedangkan di negara tropis separti Indonesia penderita DM tipe 1 jauh lebih sedikit sedangkan DM tipe 2 yang paling banyak dijumpai. Meningkatnya faktor resiko yang disebabkan oleh gaya hidup seperti kurang gerak dan pola makan yang tidak sehat semakin meningkatkan penderita DM tipe 2 Soegondo, dkk, 2009. 99,0 1,0 DM Tipe 2 DM Tipe 1 Universitas Sumatera Utara Hal ini sesuai dengan penelitian Yuni 2001-2002 di RSU Daerah Langsa bahwa proporsi penderita DM teringgi pada DM tipe 2 yaitu 87,1 Surika, 2003.

5.3 Jenis Komplikasi Penderita DM dengan Komplikasi

Gambar 5.8 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Jenis Komplikasi di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2014 Berdasarkan gambar 5.8 di atas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan jenis komplikasi yang tertinggi adalah penderita DM yang mengalami dispepsia 55,4, sedangkan proporsi yang terendah yaitu penderita DM yang mengalami retinopati diabetik 2,0. Tingginya komplikasi dispepsia berkaitan dengan sebagian besar dari penderita DM memiliki komplikasi lebih dari satu dan pada umumnya disertai dengan dispepsia. 55,4 38,7 19,8 16,8 12,8 11,8 8,9 4,9 4,0 2,0 20 40 60 P rop or si Jenis Komplikasi Universitas Sumatera Utara Komplikasi penyakit pada saluran cerna pada diabetes tampaknya berkaitan dengan disfungsi sistem syaraf enterik yang berfungsi mengatur berbagai fungsi saluran cerna termasuk motilitas, sekresi eksokrin dan endokrin yang juga mikrosirkulasi. Neuropati pada sistem syaraf enterik merupakan jenis neuropati otonom yang dapat menyebabkan kelainan pada motilitas, sensasi, sekresi, dan penyerapan pada saluran cerna. Kerusakan syaraf ini juga dapat menyebabkan perlambatan atau percepatan fungsi saluran cerna, sehingga menimbulkan gejala yang kompleks Tjokoprawiro, 2006. Hal ini sesuai dengan penelitian Merlyn 2012 di RS Vita Insani Pematangsiantar bahwa proporsi penderita DM teringgi pada dispepsia yaitu 30,1 Sinaga, 2009.

5.4 Kategori Komplikasi Penderita DM dengan Komplikasi