Jenis Kelamin Penderita DM dengan Komplikasi Suku Penderita DM dengan Komplikasi

Universitas Sumatera Utara endokrin pankreas untuk memproduksi insulin. Resiko menderita DM bertambah sejalan dengan usia seseorang Arisman, 2011. Hal ini sesuai dengan penelitian Udur 2010 di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan bahwa proporsi penderita DM teringgi pada kelompok umur ≥40 tahun yaitu 97,5 Simamora, 2011.

5.1.2 Jenis Kelamin Penderita DM dengan Komplikasi

Gambar 5.2 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2014 Berdasarkan gambar 5.2 di atas dapat diketahui bahwa proporsi pederita DM dengankomplikasi berdasarkan jenis kelamin yang lebih banyak perempuan yaitu 57,4 sedangkan laki-laki 42,6. Perbedaan proporsi antara laki-laki dan perempuan tidak begitu jauh berbeda. Berdasarkan hasil penelitian WHO 2000 menunjukkan tidak ada perbedaan kejadian DM antara laki-laki dan perempuan. 57,4 42,6 Perempuan Laki-laki Universitas Sumatera Utara Hal ini sesuai dengan penelitian Sri 2004 di Puskesmas Kuala Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat bahwa proporsi penderita DM tertinggi pada perempuan yaitu 66,7 dan terendah pada laki-laki 33,3 Rahmadani, 2005. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian oleh Junita 2010 di RSUP Haji Adam Malik yang mendapatkan proporsi laki-laki yang menderita DM lebih banyak yaitu 56,90 daripada yang berkelamin jenis perempuan yaitu 43,10. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan kejadian DM antara laki-laki dan perempuan Siboro, 2010

5.1.3 Suku Penderita DM dengan Komplikasi

Gambar 5.3 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Suku di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2014 Berdasarkan gambar 5.3 di atas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan suku yang tertinggi pada suku Batak yaitu 52,5 dan proporsi terendah pada suku Aceh yaitu 1,0. 52,5 30,6 9,9 4,0 2,0 1,0 Batak Jawa Lainnya Melayu Minang Aceh Universitas Sumatera Utara Hal ini tidak menunjukkan bahwa suku Batak lebih beresiko menderita DM dibandingkan suku lain namun hanya menunjukkan penderita DM dengan komplikasi yang datang berobat ke rumah sakit tersebut mayoritas bersuku batak. Proporsi penderita DM pada suku Batak lebih tinggi karena sudah merupakan penggabungan dari suku Batak Toba, Karo, Simalungun, Mandailing dan Pakpak. Hal ini sesuai dengan penelitian Udur 2010 di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan bahwa proporsi penderita DM tertinggi pada suku Batak yaitu 82,9 Simamora, 2011.

5.1.4 Pekerjaan Penderita DM dengan Komplikasi