Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah UMKM Menurut Sektor Ekonomi Tahun
2007-2008 No
SEKTOR EKONOMI JUMLAH Unit
PERTAMBAHAN 2007
2008 JUMLAH
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan
dan Perikanan
26.383.268 26.400.869
17.601 0,
2. Pertambangan dan Penggalian
263.250 261.341
1.909 0,73
3. Industri Pengolahan
3.179.143 3.238.111
58.968 1,
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
11.537 11.622
85 0,
5. Bangunan
167.640 174.359
6.719 4,
6. Perdagangan, Hotel, Restoran
14.012.134 14.789.950
777.816 5,
7. Pengangkutan dan Komunikasi
2.774.573 3.205.025
430.452 15,
8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
928.713 997.511
68.798 7,
9. Jasa-jasa
2.103.865 2.178.749
74.884 3,
Jumlah 49.824.123
51.257.537 1.433.414
2, Sumber: BPS Biro Pusat Statistik, 2010
Keterangan:
: Angka Sementara : Angka Sangat Sementara
Biro Pusat Statistik BPS membagi 3 tiga kriteria usaha yang dijalani masyarakat, yaitu:
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau
badan usaha perorangan. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan dan memiliki hasil penjualan
tahunan paling banyak Rp. 300 juta.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar. Memiliki kekayaan bersih lebih
dari Rp. 50 juta sampai
Universitas Sumatera Utara
dengan paling banyak Rp. 500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan atau memiliki hasil paling banyak setahun Rp. 2,5 milyar.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500 juta sampai dengan paling banyak Rp. 10 miliar tidak termasuk tanah dan bangunan atau
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2,5 miliar sampai dengan paling banyak Rp. 50 miliar.
09.066.890
Pertumbuhan UMKM sangat diperhatikan oleh pemerintah karena pertumbuhannya dari tahun ke tahun yang semakin meningkat. Peningkatannya
berakibat dengan banyaknya terserap tenaga kerja untuk UMKM tersebut. Hal demikian akan mengurangi tingkat kemiskinan dalam perekonomian nasional.
Menurut data BPS Biro Pusat Statistik menunjukan jumlah tenaga kerja yang terserap tahun 2007 tercatat 88.739.744 orang atau 96,95 persen dari total
penyerapan tenaga kerja yang ada. Kontribusi Usaha Mikro tercatat sebanyak 81.732.430 orang atau 89,30 persen dan UK tercatat sebanyak 3.864.995 orang
atau 4,22 persen, sedangkan UM sebanyak 3.142.319 orang atau 3,43 persen selebihnya adalah UB www.bps.go.id.
Dalam penelitian ini penulis akan meniliti Salon Cleopatra sebagai salah
satu UMKM. Saat ini salon menjadi tempat yang sangat favorit bagi seluruh
Universitas Sumatera Utara
kalangan, baik pria-wanita, tua-muda, hingga anak-anak, dengan berbagai pekerjaan mereka. Salon menjadi tempat memanjakan diri dari kesibukan
pekerjaan, mancari dan mengikuti trend, dan tempat kumpul yang mengasikkan. Dengan salon pun dapat membentuk keakraban tersendiri dengan kehidupan sosial
di sekitar masyarakat. Salon kecantikan perawatan diri seperti Salon Cleopatra merupakan bagian
salah satu bentuk UMKM Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang masuk pada bagian Usaha Kecil. Hal tersebut dapat diketahui karena Salon Cleopatra
merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan secara langsung. Usaha yang dilakukan pun memiliki kekayaan bersih
tidak termasuk tanah dan bangunan sebesar Rp. 75.000.000,- dengan omzet Rp. 300.000.000 juta tahun.
Usaha Salon Cleopatra yang didirikan oleh R. A. Katherina dimulai sejak 6 enam tahun yang lalu terus berkembangan, dengan peningkatan omzet dan
jumlah pelanggan juga terus meningkat. Bagi pemilik menjadi perhatian yang utama untuk terus meningkatkan kualitas pelayanannya kepada pelanggan.
Dengan memberikan kualitas pelayanan yang baik, membuat pelanggan merasa puas terhadap pelayanan Salon Cloepatra.
R. A. Katherina yang biasa dikenal dengan sebutan “Ibu Rina” oleh para pelanggannya telah berpengalaman dalam bisnis salon. Hal ini karena sebelumnya
beliau telah memiliki usaha salon 20 tahun yang lalu dengan nama Salon Bonita. Dalam beberapa tahun saja bisnis salonnya ditutup akibat masalah keluarga yang
dihadapi Ibu Rina dan berakhir pada perceraian.
Universitas Sumatera Utara
Kembalinya Ibu Rina mengulang kesuksesan yang lampau tidak saja dengan hadirnya pelanggan-pelanggan baru Salon Cleopatra, bahkan juga
pelanggan lamanya dari Salon Bonita. Kesuksesan yang dimiliki itu merupakan upaya untuk kembali mensejahterakan diri dan dua anak beliau. Berkembangnya
Salon Cleopatra di tangan Ibu Rina merupakan pengalaman kerja yang tinggi dan insting seorang pengusaha.
Salon Cleopatra memiliki tempat tersendiri dihati pelanggannya, karena bagi pelanggan Salon Cleopatra tidak hanya sebagai salon menata rambut seperti
salon-salon pesaing lainnya yang ada disekitarnya. Salon Cleopatra telah menjadi salon untuk perawatan diri layaknya skin care. Terbukti dari pelanggan yang
datang mereka lebih memilih perawatan wajah dan perawatan tubuh dibanding perawatan dan penataan rambut. Salon Cleopatra pun tidak kalah bersaing dengan
skin care dan SPA dengan biaya yang mahal. Usaha yang dilakukan Salon Cleopatra untuk mampu bertahan ditengah
persaingan yang ketat berdasarkan insting dan pengalaman kerja. Dalam penelitian ini penulis menganalisis kemampuan bertahannya dengan analisis
SWOT {Strengths, Weaknesses, Opprtunities, Threats dengan menilai lingkungan internal perusahaan {Strengths kekuatan dan Weaknesses kelemahan}, serta
lingkungan eksternal {Opporrtunities peluang dan Threats ancaman}. Hasil penilaian mendapatkan informasi seputar salon-salon pesaing, dan dengan
informasi tersebut Salon Cleopatra akan dapat membuat strategi yang tepat guna untuk memenangkan persaingan.
Universitas Sumatera Utara
Analisis SWOT pada umumnya digunakan Usaha Besar, akan tetapi pada penelitian ini penulis ingin meneliti penerapan analisis SWOT pada UMKM
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, atau pada penelitian ini dikhususkan pada Salon Cleopatra. Salon Cleopatra harus mampu “membaca” lingkungan internal
dan juga lingkungan eksternalnya agar dapat bersaing sehat dengan usaha sejenis, bahkan dengan Usaha Besar.
Dengan fenomena tersebut penulis tertarik melakukan penelitian pada Salon Cleopatra. Penulis ingin melihat apakah strategi yang selama ini digunakan
sesuai dengan SWOT yang dimiliki oleh Salon Cleopatra. Pada penelitian ini
penulis mengambil judul “Analisis SWOT Dalam Upaya Meningkatkan Keunggulan Bersaing pada Salon Cleopatra”.
B. Perumusan Masalah