Kriteria Inklusi dan Ekslusi

3.7.1 Uji Reabilitas

Reabilitas instrumen merujuk pada konsistensi hasil perekaman datapengukuran jika instrumen itu digunakan oleh orang atau kelompok yang sama dalam waktu berlainan atau jika instrumen itu digunakan oleh orang atau kelompok yang berbeda dalam waktu yang sama atau dalam waktu yang berlainan. 25 Uji reabilitas dilakukan dengan membandingkan antara nilai C ronbach’s alpha dan taraf keyakinan. Kuesioner kepatuhan diet pada penelitian ini dinyatakan reliable karena r alpha r tabel dengan hasil 0.989 0.623

3.7.2 Uji Validitas

Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu butir pertanyaan. Skala butir pertanyaan disebut valid, jika melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur yang seharusnya diukur. Uji validitas kuesioner kepatuhan diet pada penelitian ini dilakukan dengan metode korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor variabel. Pengujian untuk menentukan signifikan atau tidak signifikan dilihat dari hasil koefisien korelasi pearson dan signifikansi masing-masing butir pertanyaan terhadap skor variabel. 26 Hasil validitas pada kuesioner kepatuhan diet adalah setiap butir pertanyaan mempunyai signifikansi 5 yang berarti valid. 33

BAB 4 Hasil dan Pembahasan

4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4. 1 Distribusi responden berdasarkan usia Jumlah Persentase 20-44 tahun 45-64 tahun ≥ 65 tahun 6 22 4 18,75 68,75 12,5 Total 32 100 Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa frekuensi terbanyak terdapat pada rentang usia 45-64 tahuna 68,75. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sarah Wild,dkk tahun 2004 yang mengatakan bahwa pada negara berkembang, mayoritas penderita diabetes melitus tipe 2 berada pada kelompok usia 45-64 tahun. 31 Berdasarkan teori, diabetes melitus tipe 2 dan diabetes melitus tipe 1 dapat dibedakan berdasarkan usia kejadiannya. Diabetes melitus tipe 2 lebih sering terjadi pada kelompok usia dewasa . Prevalensi diabetes melitus dan gangguan toleransi glukosa meningkat seiring bertambahnya usia. Menurut WHO, setelah seseorang mencapai usia 30 tahun, akan terjadi kenaikan kadar glukosa darah sebesar 1-2 mg tahun pada saat puasa dan 5,6-13 mg tahun saat 2 jam setelah makan. 30