2.3. Diagnosis Diabetes Melitus
Diagnosis diabetes melitus ditegakkan berdasarkan pemeriksaan kadar glukosa darah dan tidak bisa ditegakkan berdasarkan adanya glukosuria.
9
Hal ini disebabkan karena munculnya glukosa di urin saat sudah melewati ambang
glukosa terjadi sebelum transport maksimum tercapai. Ada perbedaan antara ambang glukosa dan transpor maksimum yang disebabkan karena tidak semua
nefron mempunyai transport maksimum yang sama untuk glukosa, dan beberapa nefron mulai mengekskresi glukosa sebelum nefron lain mencapai transport
maksimumnya. Secara umum, transport maksimum untuk ginjal adalah 375 mgmenit, dan ini akan tercapai saat semua nefron telah mencapai kapasitas
maksimalnya untuk reabsorpsi glukosa. Hal inilah yang membuat glukosuria bukan kriteria penegakkan diagnosis diabetes melitus.
11
Pemeriksaan glukosa darah yang disarankan untuk penentuan diagnosis diabetes melitus adalah pemeriksaan glukosa secara enzimatik dengan sampel
darah plasma vena. Pemeriksaan glukosa darah kapiler dengan glukometer dapat digunakan untuk tujuan pemantauan hasil terapi. Kecurigaan adanya diabetes
melitus perlu dipikirkan jika terdapat keluhan klasik diabetes melitus seperti di bawah ini :
9
A. Keluhan klasik diabetes melitus : poliuria, polifagia, polidipsi, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
B. Keluhan lain berupa : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria serta pruritus vulva pada wanita.
Cara menegakkan diagnosis diabetes melitus tertera pada tabel di bawah ini yaitu:
Tabel 2. 2 Kriteria Diagnosis diabetes melitus
9
GejalaklasikDM+glukosaplasmasewaktu≥β00mgdL11,1mmolL glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu
hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir Gejala klasik DM + kadar glukosa plasma puasa ≥ 1β6 mgdL 7,0
mmolL puasa diartikan pasien tak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam
Kadar glukosa plasma β jam pada TTGO ≥ β00 mgdL 11,1 mmolL TTGO dilakukan dengan standard WHO, menggunakan beban glukosa
yang setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air
sumber: PERKENI,2011
Gambar 1 Langkah-langkah Diagnostik Diabetes Melitus dan Toleransi Glukosa Terganggu
9
Sumber: PERKENI,2011
2.4 Patogenesis Diabetes Melitus Tipe 2
Patogenesis diabetes melitus tipe 2 mempunyai karakteristik resistensi insulin. Resistensi insulin adalah penurunan respon sel target insulin terhadap
insulin. Ada banyak penyebab resistensi insulin, diantaranya :
Bagan 1 Penyebab resistensi insulin
13,15.
Berikut ini adalah penjelasan mekanisme terjadinya resistensi insulin: 1. Obesitas
Secara umum, penyebab obesity-induced insulin adalah peningkatan asam lemak bebas dan produksi yang berlebihan dari beberapa sitokin.
Mekanismenya adalah :
13
A. Peningkatan asam lemak bebas Adanya lipolisis dari pembesaran massa lemak pada obesitas
menyebabkan asam lemak bebas yang bersirkulasi meningkat. Ada banyak mekanisme spesifik yang membuat peningkatan suplai asam lemak bebas ke
jaringan otot dan menyebabkan resistensi insulin. - Peningkatan asam
lemak bebas - Adipokin
- Inflamasi -
PPAR γ
Obesitas Kelainan
mitokondria Hiperinsulinemia
Resistensi Insulin