Peranan Terapi Diet pada Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2

Hal ini menyebabkan peningkatan katabolisme partikel HDL oleh hati dan hilangnya apolipoprotein A, yang menyebabkan rendahnya konsentrasi HDL. Oleh karena itu, pasien diabetes tipe 2 sebaiknya menjaga kadar profil lipidnya untuk normal agar menghindari komplikasi dislipidemia dan penyakit jantung. 5. Pengendalian Kadar glukosa darah Ada banyak faktor yang mempengaruhi patogenesis komplikasi jangka panjang diabetes, akan tetapi, hiperglikemia yang menetap merupakan mediator utamanya. Ada 3 mekanisme yang terlibat dalam patogenesis komplikasi diabetes melitus, yaitu pembentukan Advanced glycation end products AGEs, aktivasi dari protein kinase intraseluler PKC, dan hiperglikemia intraselular dan gangguan jalur poliol . 12 Keadaan hiperglikemia ekstraselular dikompensasi oleh tubuh melalui mekanisme down-regulate trasnport glukosa ke dalam sel. Akan tetapi, beberapa sel, contohnya sel endotelial, tidak mempunyai mekanisme kompensasi ini, sehingga terjadi hiperglikemia intraselular. 15 Berikut mekanisme terjadinya komplikasi diabetes melitus akibat hiperglikemia: A. Mikroangiopati Hiperglikemia intraselular adalah inisiator terjadinya pembentukan AGE. AGE dibentuk sebagai hasil dari reaksi nonenzimatik antara glukosa intraselular turunan dikarbonil glyoxal, methylglyoxal, dan 3deoxyglucosone dengan golongan amino baik protein intraselular maupun protein ekstraselular. AGE terikat pada reseptor spesifiknya yaitu RAGE, yang banyak terdapat di makrofag, sel T, endotelium, dan otot plos vaskular. Proses signalling AGE- RAGE menyebabkan pelepasan sitokin-stikon pro inflamasi dan growth factors dari makrofag di intima, adanya reactive oxygen species di sel-sel endotelial, peningkatan aktivitas prokoagulan di sel endotelial dan makrofag, serta peningkatan proliferasi sel otot polos vaskular dan sintesis matriks ekstraselular. Adanya peningkatan aktivitas RAGE akan mempercepat kerusakan pembuluh darah, dan mikroangiopati. 12 B. Retinopati diabetik dan neuropati perifer Pada sebagian jaringan yang tidak memerlukan insulin untuk transpor glukosa saraf, lensa, ginjal, pembuluh darah, hiperglikemia intrasel dimetabolisme oleh aldosa reduktase menjadi sorbitol, dan akhirnya menjadi fruktosa. Penimbunan sorbitol dan fruktosa menyebabkan peningkatan osmolaritas intraselular dan influks air, dan akhirnya menyebabkan cedera sel osmotik. Akumulasi sorbitol juga mengganggu pompa ion dan menyebabkan cedera pada sel Schwann dan perisit kapiler retina sehingga terjadi neuropati perifer dan mikroaneurisma retina. 12

2.12 Kerangka Teori

Faktor risiko diabetes melitus tipe 2 Genetik Obesitas Aktivitas fisik rendah Resistensi Insulin Hipersekresi insulin Failure sel‎ Hiperglikemia semakin parah Gejala‎klasik‎+‎GDS‎≥β00mgdl Gejala‎Klasik+‎GDP≥1β6‎mgdl GDβPP‎pada‎TTGO≥‎β00‎mgdl Diabetes melitus tipe 2 4 pilar penatalaksanaan Tata Laksana farmakologi Edukasi Terapi Diet Aktivitas Fisik Karbohidrat tinggi serat Restriksi kalori Pemanis berkalori rendahyang disetujui oleh FDA : erythritol, sorbitol,mannitol, xylitol, isomalt,lactitol, hydrogenated starch Mencapai dan mempertahankan kadar lipid serum normal Memperlambat laju absopsi dari karbohidrat sederhana Memberi cukup energi untuk mempertahankan mencapai BB normal  glukosa darah Menghindari komplikasi

2.13. Kerangka Konsep

Keterangan : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti :

2.14. Definisi operasional

No . Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala 1 Diabetes melitus Suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua- duanya .9 Rekam medis Baca Ya Tidak Ordinal Kepatuhan Minum obat Tingkat Aktivitas Fisik Edukasi Pasien diabetes melitus tipe 2 Kepatuhan terhadap terapi diet Gula Darah Puasa 2 Kepatuhan Diet Kepatuhan diet adalah sikap taat dan patuh dalam menjalankan terapi diet sesuai dengan jenis,jumlah,jad wal makan yang dianjurkan. Kuesioner Kues ioner Tidak patuh 18-36 Patuh 37-72 Ordinal Terapi diet 28

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kategorik dengan desain potong lintang cross sectional.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari-Mei 2013. Tempat penelitian adalah RSUD Kota Cilegon .

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe rawat jalan yang berada di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon yang memenuhi kriteria inklusi pada penelitian ini.

3.3.2. Sampel Penelitian

Seluruh populasi yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

3.3.3. Cara Pengambilan Sampel

Cara pengambilan sampel yaitu dengan consecutive sampling, yaitu peneliti mengambil semua subjek yaitu pasien diabetes melitus tipe 2 yang berobat pada periode Januari-Mei 2013 yang memenuhi kriteria inklusi pada penelitian ini. 24

3.3.4. Rumus Besar Sampel

Jumlah Sampel