13. Peningkatan asam lemak di darah digunakan oleh sel-sel sebagai sumber energi alternatif. Peningkatan penggunaan asam lemak oleh hati
menghasilkan pelepasan besar-besaran badan keton ke dalam darah, dan menyebabkan ketosis.
14. Badan keton mengandung beberapa asam, contohnya asam asetoasetat, yang berasal dari pemecahan lemak yang tidak sempurna saat produksi
energi hepatik. Ini menyebabkan ketosis menjadi asidosis metabolik. 15. Asidosis menekan kerja otak dan, dan apabila cukup parah, bisa
menyebabkan koma diabetikum dan kematian. 16. Kompensasi asidosis metabolik adalah peningkatan ventilasi.
17. Efek dari defisiensi insulin pada metabolisme protein menyebabkan peningkatan pemecahan protein dan menyebabkan wasting .
18. Dan, pada anak dengan diabetes, bisa meyebabkan gangguan pertumbuhan. Penurunan ambilan asam amino dan peningkatan degradasi
protein menyebabkan tinginya asam amino di darah. 19. Asam amino yang bersirkulasi bisa digunakan untuk glukoneogenesis,
yang memperparah hiperglikemia.
2.7 Penatalaksanaan
Modalitas yang ada pada penatalaksaan diabetes melitus terdiri terapi non farmakologi dan farmakologi. Terapi non farmakologi meliputi perubahan
gaya hidup dengan melakukan pengaturan pola makan yang dikenal sebagai terapi diet, meningkatkan aktivitas jasmani dan edukasi berbagai masalah yang
berhubungan dengan penyakit diabetes. Kedua, terapi farmakologi, yang terdiri dari obat anti diabetes oral dan injeksi insulin.
27
2.8 Terapi Diet
Terapi diet adalah bagian dari penatalaksanaan diabetes secara total. Keberhasilannya melibatkan keterlibatan komprehensif dari seluruh anggota tim
yaitu dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain serta pasien dan keluarganya. Pada penderita diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal
jadwal , jenis, dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin.
9
Tujuan diet diabetes melitus adalah tercapainya kontrol metabolik yang lebih baik dengan cara :
6
1. menjaga kadar glukosa darah agar mendekati normal dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin, dengan obat penurun
glukosa, dan aktivitas fisik. 2. mencapai dan mempertahankan kadar lipid serum normal.
3. memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan normal.
4. menghindari atau menangani pasien yang mengalami efek samping penggunaan insulin.
5. meningkatkan derajat kesehatan secara komprehensif melalui gizi yang optimal.
2.9 Komposisi makanan yang dianjurkan
9
Komposisi makanan yang dianjurkan terdiri dari:
A. Karbohidrat
1. karbohidrat yang disarankan adalah 45 – 65 total asupan energi.
2. tidak disarankan pembatasan karbohidrat total 130 ghari.
3. karbohidrat yang berserat tinggi diutamakan. 4. diperbolehkan menggunakan gula dalam bumbu.
5. sukrosa lebih dari 5 total asupan energi tidak boleh dikonsumsi.
6. pemanis aternatif bisa digunakan asal tidak melebihi batas aman konsumsi harian accepted daily intake.
7. untuk mendistribusikan karbohidrat , dianjurkan makan tiga kali sehari. Dapat juga diberikan selingan buah atau makanan lain .
B. Lemak 1. anjuran kebutuhan lemak adalah sebesar 20-25 , dan tidak boleh
melebihi 30 dari kebutuhan kalori. 2. anjuran kebutuhan lemak jenuh 7 dari kebutuhan kalori.
3. lemak tidak jenuh ganda 10 , selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal.
4. bahan makanan yang banyak mengandung lemak jenuh dan lemak trans seperti daging berlemak dan susu penuh whole milk perlu dibatasi.
5. anjuran konsumsi kolesterol 200 mghari. C. Protein
1. kebutuhannya adalah sebesar 10-20 total asupan energi. 2. seafood ikan, udang, cumi, dll, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit,
produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu, dan tempe adalah sumber protein yang baik.
3. pada pasien dengan nefropati perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 gKg BBhari atau 10 dari kebutuhan energi dan 65 hendaknya
bernilai biologik tinggi. D. Natrium
1. asupan natrium yang dianjurkan untuk penyandang diabetes sama dengan anjuran untuk masyarakat umum yaitu tidak lebih dari 3000
mg atau sama dengan 6-7 gram 1 sendok teh garam dapur. 2. Pasien dengan hipertensi, pembatasan natrium sampai 2400 mg garam
dapur. 3. garam dapur, vetsin, soda, dan bahan pengawet seperti natrium benzoat
dan natrium nitrit adalah sumber natrium.
E. Serat 1. sama seperti masyarakat umum penyandang diabetes disarankan
mengonsumsi cukup serat dari kacang-kacangan, buah, dan sayuran serta sumber karbohidrat yang tinggi serat, karena mengandung
vitamin, mineral, serat, dan bahan lain yang baik untuk kesehatan. 2. anjuran konsumsi serat adalah ± 25 ghari.
F. Pemanis alternatif 1. pemanis terdiri dari pemanis berkalori dan pemanis tak berkalori.
Contoh pemanis yang berkalori adalah gula alkohol dan fruktosa. 2. contoh gula alkohol adalah isomalt, lactitol, maltitol, mannitol, sorbitol
dan xylitol. 3. pemanis berkalori perlu diperhitungkan kandungan kalorinya sebagai
bagian dari kebutuhan kalori sehari. 4. fruktosa tidak dianjurkan pada penderita diabetes karena efek
samping pada lemak darah.
5. aspartam, sakarin, acesulfame potassium, sukralose, dan neotame
adalah pemanis tak berkalori yang masih dapat digunakan. 6. pemanis aman digunakan sepanjang tidak melebihi batas aman
Accepted Daily Intake ADI.
2.10 Kebutuhan kalori
9
Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan penyandang diabetes. Salah satu cara adalah dengan memperhitungkan
kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30 kalorikgBB ideal, ditambah atau dikurangi bergantung pada beberapa faktor seperti: jenis kelamin, umur,
aktivitas, berat badan, dan lain lain. Perhitungan berat badan Ideal BBI dapat dihitung dengan dua cara, yaitu: