Managemen Data Instrumen Penelitian

4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4. 2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin Jumlah Persentase Laki-Laki Perempuan 15 17 46,9 53,1 Total 32 100 Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan bahwa responden lebih banyak yang berjenis kelamin perempuan. Hasil ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdurrahim,Senuk dkk pada tahun 2013 yang menunjukkan hasil bahwa frekuensi jenis kelamin terbanyak pada penelitiannya adalah perempuan, yaitu 19 orang 59,4. 29 Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa kondisi, salah satunya adanya mediator inflamasi . Adanya hubungan antara CRP dan insiden terjadinya diabetes melitus tipe 2 dapat dijelaskan melalui mekanisme berikut. Penanda inflamasi berhubungan erat dengan jaringan adiposit. Wanita mempunyai jaringan lemak yang lebih banyak dibandingkan pria, sehingga inflamasi yang dipicu oleh obesitas dapat menyebabkan berkembangnya resistensi insulin dan diabetes melitus tipe 2. 31

4.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Kadar Gula Darah Puasa

Tabel 4. 3 Distribusi Sampel Berdasarkan Kadar Gula Darah Puasa Jumlah Persentase Normal Tidak Normal 3 29 9,4 90,6 Total 32 100 Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari total 32 sampel , 90,6 nya memiliki kadar gula darah puasa yang tidak normal. Untuk pengendalian diabetes melitus tipe 2, PERKENI telah menetapkan bahwa salah satu penanda diabetes yang terkendali adalah kadar gula darah puasa. Target kadar gula darah puasa yang ditentukan untuk pengendalian adalah 100 mgdl. 9 Pengendalian kadar gula darah puasa dibutuhkan untuk mencegah komplikasi diabetes melitus karena kadar gula darah puasa yang tinggi menunjukkan peningkatan produksi glukosa hepatik. Pada saat puasa, sekresi insulin menurun. Pada diabetes tipe 2 fase fast-stated terjadi akumulasi lipid yang ektopik mengganggu proses signalling insulin. Adanya akumulasi lipid intramyoselular, ambilan glukosa otot yang dimediasi insulin terganggu. Akibatnya, glukosa dialihkan ke hepar. Di hepar , peningkatan lipid hepar menganggu kemampuan insulin untuk meregulasi glukoneogenesis dan aktivasi sintesis glikogen.

4.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Kadar Gula Darah Post Prandial Jumlah

Persentase Normal Tidak Normal 4 28 12,5 87,5 Total 32 100 Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari total 32 sampel , 87,5 nya memiliki kadar gula darah post prandial yang tidak normal. Untuk pengendalian diabetes melitus tipe 2, PERKENI telah menetapkan bahwa salah satu penanda diabetes yang terkendali adalah kadar gula darah post prandial. Target kadar gula darah puasa yang ditentukan untuk pengendalian adalah 140 mgdl. 9 Pada diabetes melitus tipe 2, resistensi insulin di hati menggambarkan kegagalan hiperinsulinemia. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan penyimpanan glikogen oleh hati pada tahap post prandial.