b. Faktor eksternal Faktor eksternal dapat berupa keadaan politik suatu negara,
kebijakan pemerintahan yang baru, fluktuasi nilai tukar mata uang, berbagai isu baik yang berasal dari luar maupun dalam
negeri serta perubahan tingkat suku bunga. Apabila tingkat suku bunga perbankan naik, maka investor akan terdorong
untuk menjual sahamnya sehingga berdampak pada menurunnya harga saham dan begitu pula sebaliknya.
2.1.3. Penilaian dan Analisis Harga Saham
2.1.3.1. Penilaian Saham
Dalam penilaian saham, dikenal tiga jenis nilai yakni nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik. Nilai buku merupakan nilai yang dihitung
berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham. Nilai pasar adalah nilai saham di pasar, yang ditunjukkan oleh harga saham di pasar. Nilai
intrinsik atau nilai fundamental adalah nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya.
Secara umum, keputusan membeli, menjual atau mempertahankan saham ditentukan oleh perbandingan antara perkiraan nilai intrinsik
dengan harga pasarnya Halim, 2005:31, dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika nilai intrinsik dari harga pasar saham, maka saham
tersebut undervalued artinya saham tersebut dinilai terlalu rendah. Oleh karena itu, saham tersebut sebaiknya dibeli atau
ditahan sementara.
2. Jika nilai intrinsik = harga pasar saham, maka saham tersebut menunjukkan nilai yang wajar dan berada dalam kondisi
keseimbangan.
Universitas Sumatera Utara
3. Jika nilai intrinsik harga pasar saham, maka saham tersebut overvalued, artinya saham tersebut dinilai terlalu tinggi. Oleh
karena itu, saham tersebut sebaiknya dijual.
Dengan menggunakan penilaian saham ini, para investor dapat mengambil keputusan dalam menentukan strategi investasi yang tepat
baik dengan membeli, menjual atau mempertahankan saham.
2.1.3.2. Analisis Saham
Analisis saham dibutuhkan untuk menentukan kelas resiko dan perolehan surat berharga sebagai dasar keputusan investasi. Analisis
tersebut dilakukan dengan dasar sejumlah informasi yang diterima investor atas suatu jenis saham tertentu. Keputusan investasi akan
berbeda apabila merupakan hasil analisis yang berbeda, dari susunan informasi yang berbeda, dengan kondisi yang berbeda, dengan preferensi
resiko yang relevan untuk berbagai investor. Terdapat dua pendekatan dalam penilaian saham, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental.
1. Analisis Teknikal Analisis teknikal menganggap bahwa saham adalah komoditas
perdagangan yang pada gilirannya, permintaan dan penawarannya merupakan manifestasi kondisi psikologis dari pemodal Kamaruddin,
2004:79. Pendekatan ini menekankan pentingnya perilaku investor di masa
yang akan datang dan berdasarkan masa lalu sehingga para analisis teknikal mempelajari perubahan harga saham dengan menggunakan data
Universitas Sumatera Utara
historis perdagangan. Penilaian saham dalam analisis teknikal menggunakan data-data statistik yang dihasilkan dari aktivitas
perdagangan saham seperti harga saham, volume perdagangan, permintaan dan penawaran saham tertentu maupun pasar secara
keseluruhan. Para analis melakukan studi dengan menggunakan grafik dengan harapan dapat menemukan suatu pola pergerakan harga saham.
Ketepatan waktu dalam memprediksi harga jangka pendek suatu saham merupakan sasaran yang ingin dicapai dari analisis ini.
Ada tiga prinsip yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan analisis teknikal, yaitu :
a. Market Price Discounts Everything Yaitu harga yang terbentuk di pasar merupakan refleksi dari
seluruh faktor yang ada di pasar. Analisis teknikal hanya peduli pada apa yang terjadi dengan harga yaitu jika permintaan
meningkat dan penawaran menurun atau tetap, maka harga akan naik, begitu juga sebaliknya, mereka tidak peduli dengan
kenaikan inflasi atau hal lain karena semua itu sudah tercermin dalam harga.
b. Price Moves in Trend Analisis teknikal tidak berkeyakinan bahwa pergerakan harga
adalah acak dan tidak dapat diprediksi karena harga akan bergerak dalam suatu arah trend tertentu dan akan berlanjut selama
beberapa saat.
Universitas Sumatera Utara
c. History Repeats Itself Analisis teknikal percaya bahwa perilaku investor di masa lalu
terjadi secara berulang-ulang dan dapat digunakan sebagai acuan dalam memprediksi perilaku investor di masa yang akan datang.
2. Analisis Fundamental Analisis fundamental adalah suatu pendekatan untuk menghitung
nilai intrinsik saham biasa dengan menggunakan data keuangan perusahaan Kamaruddin, 2004:81.
Analisis fundamental fokus pada data laporan keuangan perusahaan untuk memperhitungkan apakah harga saham sudah diapresiasikan secara
akurat. Menurut Darmadji dan Fakhrudin 2006: 189, “analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham
dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan, termasuk berbagai
indikator keuangan dan manajemen perusahaan”. Dengan demikian, analisis fundamental merupakan analisis yang berbasis pada berbagai
data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksi nilai suatu saham. Analisis fundamental akan meminimalkan resiko kemungkinan
membeli saham yang berpotensi untuk di-delisting dari bursa saham. Secara
umum, untuk menganalisis perusahaan dengan menggunakan analisa fundamental terdiri dari empat langkah Anoraga, 2001:63 yaitu:
1 Menghitung kondisi ekonomi secara keseluruhan Kondisi ekonomi dipelajari untuk menghitung kondisi ekonomi
secara keseluruhan di pasar saham, berkaitan dengan tingkat inflasi, suku bunga, neraca perdagangan dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
2 Menghitung kondisi industri secara keseluruhan Industri perusahaan secara langsung mempengaruhi kinerja
perusahaan tersebut. Saham yang paling baik pun dapat menghasilkan pengembalian yang tidak menguntungkan jika
kondisi industri secara keseluruhan lemah
3 Menghitung kondisi perusahaan Karena pasar saham adalah pasar ekspektasi dimana seluruh
pemegang saham mengharapkan perusahannya selalu menghasilkan laba yang pada akhirnya mempengaruhi dividen
maka perlu diperhitungkan kesahatan keuangan perusahaan tersebut. Menghitung kondisi perusahaan biasanya dilakukan
dengan menggunkana rasio-rasio keuangan.
4 Menghitung nilai saham perusahaan Setelah memperhitungkan kondisi ekonomi, industri dan
perusahaan selanjutnya yang dilakukan adalah menghitung apakah saham suatu perusahaan overvalued, undervalued ataupun pas
harganya.
2.1.4. Keuntungan dan Resiko Investasi Saham