Latar Belakang Pengaruh Profitabilitas dan Nilai Pasar terhadap Harga Saham dengan Struktur Modal sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Property, Real Estate dan Building Construction yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan dunia investasi dan pasar modal sudah menjadi bagian dari fundamental ekonomi suatu negara, tidak hanya di negara maju, namun juga di negara berkembang. Perkembangan pasar modal tersebut tidak lepas dari kerja keras regulator dan pelaku industri serta dukungan pemerintah melalui kebijakan ekonomi dan politik yang mampu menciptakan keadaan yang kondusif bagi industri pasar modal. Secara umum pasar modal Indonesia mengalami peningkatan kinerja dari waktu ke waktu, walaupun cenderung berfluktuasi. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator pasar saham di Bursa Efek Indonesia yaitu: nilai kapitalisasi pasar saham, nilai perdagangan saham, indeks harga saham gabungan IHSG, dan jumlah emiten Warsono, 2008. Tabel 1.1 Kinerja Bursa Efek Indonesia 2009-2013 Indikator 2009 2010 2011 2012 2013 Indeks Harga Saham Gabungan IHSG 2.534,36 3.703,51 3.821,99 4.316,69 4.274,18 Perusahaan Tercatat 398 420 440 462 483 Emiten Baru 12 24 25 24 30 Perusahaan Delisted 12 1 5 4 7 Kapitalisasi Pasar Saham Rp. Triliun 2.019,38 3.247,10 3.537,29 4.126,99 4.219,02 Volume Transaksi Miliar Saham 1.467,66 1.330,87 1.203,55 1.053,76 1.342,66 Nilai Perdagangan Saham Rp. Triliun 975,13 1.176,24 1.223,44 1.116,11 1.522,12 Sumber: www.ojk.go.id Universitas Sumatera Utara Berdasarkan data pada tabel 1.1, perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia hingga tahun 2013 menunjukkan track record yang positif. Indeks harga saham gabungan IHSG merupakan indikator pergerakan harga saham keseluruhan. IHSG tahun 2013 menyentuh 4.274,18 turun 0,98 dibanding tahun 2012, yakni 4.316,69. Meski IHSG menurun, likuiditas pasar saham naik ditandai dengan nilai perdagangan saham tahun 2013 meningkat 36,38. Pada 2012, nilainya Rp 1.116,11 triliun, tahun 2013 naik menjadi Rp 1.522,12 triliun Bursa efek Indonesia juga mencatat kenaikan nilai kapitalisasi pasar saham. Bertambahnya 30 emiten baru berhasil mendongkrak kapitalisasi pasar saham sebesar 2,23, dari Rp 4.126,99 triliun pada akhir 2012 menjadi Rp 4.219,02 pada akhir tahun 2013. Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 menyatakan bahwa Pasar Modal ialah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal menjadi sarana efektif untuk mempercepat akumulasi dana bagi pembiayaan pembangunan melalui mekanisme pengumpulan dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut ke sektor-sektor produktif. Hal ini membuka peluang bagi perusahaan untuk memperoleh dana jangka panjang untuk pengembangan dan ekspansi bisnis selain dana pinjaman dari perbankan konvensional. Dengan berkembangnya pasar modal Indonesia, alternatif investasi kini tidak lagi terbatas pada aktiva riil dan simpanan pada sistem perbankan melainkan Universitas Sumatera Utara dapat menanamkan dananya di pasar modal. Efek yang sering diperjualbelikan dalam pasar modal adalah saham. Pengembalian yang diharapkan oleh investor dari investasi saham dapat berupa dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham maupun capital gain yang diperoleh dari perubahan harga saham tersebut. Harga saham merupakan cerminan dari ekspektasi investor terhadap faktor- faktor earning, aliran kas, dan tingkat return yang disyaratkan investor, yang mana ketiga faktor tersebut juga sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro suatu negara serta kondisi ekonomi global Tandelilin, 2010:341. Fluktuasi harga saham yang terjadi di pasar modal sangat berperan bagi seorang investor untuk menentukan pilihan investasi yang akan dimasukkan ke dalam portofolio. Penanaman modal dalam bentuk saham memiliki potensi keuntungan yang lebih besar dibandingkan bentuk investasi lainnya, namun juga merupakan suatu jenis investasi yang mengandung resiko relatif tinggi, sehingga diperlukan analisis yang akurat untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya fluktuasi harga saham yang akan dibeli. Pada dasarnya, investasi dalam saham terbagi menjadi dua, yaitu untuk tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan investasi jangka pendek atau jangka panjang memiliki konsekuensi berdasar pada pemilihan analisis yang berbeda. Untuk tujuan investasi jangka pendek, investor cenderung menggunakan analisis teknikal, yaitu metode untuk mengevaluasi efek dengan menganalisis statistik yang dihasilkan oleh aktivitas pasar, seperti harga saham terakhir dan volume perdagangan. Analisis teknikal menggunakan grafik dan data-data pasar untuk memprediksi permintaan dan penawaran di masa mendatang serta Universitas Sumatera Utara menganalisa harga saham yang mungkin akan terbentuk karenanya. Sedangkan untuk tujuan investasi jangka panjang, analisis fundamental akan menjadi dasar penilaian yang lebih tepat untuk memutuskan apakah suatu saham layak dibeli. Analisis fundamental berdasar pada informasi-informasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang dikaitkan dengan faktor-faktor fundamental seperti perekonomian makro dan kondisi sektor industri serta kinerja perusahaan. Analisis fundamental digunakan untuk memastikan bahwa saham yang dibeli merupakan saham yang berkinerja baik. Kinerja keuangan perusahaan adalah suatu tampilan mengenai kondisi keuangan perusahaan selama periode tertentu. Menurut Keputusan Menteri Keuangan No: 740KMK.001989 tanggal 28 Juni 1989, pengertian kinerja itu sendiri adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut. Penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah rasio. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain, dan dengan menggunakan rasio akan dapat memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar Munawir, 2007:64. Informasi dari rasio keuangan yang mengindikasikan profitabilitas dan tingkat resiko perusahaan akan direspon oleh investor, baik secara positif maupun negatif, sehingga mempengaruhi permintaan dan penawaran saham perusahaan. Universitas Sumatera Utara Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan rasio profitabilitas dan rasio nilai pasar untuk memprediksi harga saham. Rasio profitabilitas mencerminkan hasil akhir dari seluruh kebijakan keuangan dan keputusan operasional sedangkan rasio nilai pasar memberikan indikasi bagi manajemen tentang bagaimana pandangan investor terhadap resiko dan prospek perusahaan di masa depan Brigham dan Houston, 2010:146. Hal terpenting yang perlu diperhatikan perusahaan adalah mengenai struktur modal. Perbaikan struktur permodalan dunia usaha merupakan keharusan untuk meningkatkan efisiensi dan memperkokoh daya saing perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin tajam terutama dalam era globalisasi . Penyusunan struktur modal yang baik akan membuat kinerja perusahaan semakin baik. Penelitian mengenai harga saham telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wulandari 2012 menunjukkan bahwa secara parsial Net Profit Margin dan Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hal tersebut bertolak belakang dengan penelitian Dewi 2014 yang menguji pengaruh Net Profit Margin dan Debt to Equity Ratio terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman, menunjukkan bahwa secara parsial baik Net Profit Margin maupun Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian Pranggana dan Winarno 2012 juga menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap harga saham. Universitas Sumatera Utara Willianove 2013 dalam penelitiannya pada perusahaan LQ45 menyatakan bahwa secara parsial Price Earning Ratio berpengaruh terhadap harga saham sementara Price to Book Value tidak berpengaruh terhadap harga saham. Berbeda dengan penelitian Salman 2012 pada perusahaan Real Estate dan Properti yang menyatakan Price Earning Ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham serta penelitian Chandra 2013 pada perusahaan pertambangan yang menyatakan Price to Book Value berpengaruh terhadap harga saham perusahaan pertambangan. Seiring dengan perkembangan ekonomi nasional, industri properti pada umumnya juga mengalami peningkatan yang searah. Seluruh kegiatan ekonomi baik dalam bidang jasa maupun barang pada dasarnya akan selalu membutuhkan produk properti sebagai salah satu faktor produksi. Sebagai contoh, kegiatan jasa perbankan yang memberikan jasa keuangan juga masih memerlukan adanya produk properti secara aktif sebagai tempat atau sarana untuk melakukan transaksi. Demikian pula, kegiatan produksi atau perdagangan maupun perkebunanpertanian akan selalu membutuhkan produk properti sebagai sarana kegiatannya. Dengan demikian, kebutuhan akan produk properti akan terus meningkat sejalan dengan perkembangan ekonomi Wuryandani et.al, 2005. Berdasarkan data Lembaga Penelitian Ekonomi Universitas Indonesia LPEUI ada sebanyak 175 industri dan jasa yang terkait pertumbuhan industri properti nasional.www.properti.kompas.com Pasar properti Indonesia dipandang masih sangat menjanjikan, terutama jika dilihat dari segi jumlah populasi usia produktif yang lebih dari 30 juta jiwa. Sementara dari segi pasokan rumah, masih terdapat kekurangan hingga 15 juta Universitas Sumatera Utara unit. Populasi dan backlog sebanyak itu merupakan potensi bagi pengembang untuk terus membangun hunian. Sepanjang tahun 2013, nilai kapitalisasi pasar properti Nasional mencapai Rp 219 triliun. Nilai kapitalisasi tumbuh 15 persen dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp 186,150 triliun. www.properti.kompas.com Fenomena perkembangan dunia investasi dan pasar modal yang diikuti dengan pertumbuhan sektor property, real estate dan building construction serta mengingat pentingnya analisis fundamental perusahaan bagi investor dalam mengambil keputusan investasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi pergerakan harga saham, menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham perusahaan property, real estate dan building construction di Indonesia. Ketertarikan peneliti didukung dengan bukti-bukti adanya ketidak-konsistenan antar hasil penelitian sebelumnya, dengan topik harga saham. Peneliti mereplikasi penelitian yang dilakukan Wulandari 2012 yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Harga Saham dengan Dividend Per Share sebagai variabel moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” Replikasi tidak dilakukan secara utuh, melainkan hanya pada penggunaan 1 satu variabel independen Net Profit Margin dan keterkaitannya dengan variabel dependen Harga Saham, serta pengubahan variabel independen Debt to Equity Ratio menjadi variabel pemoderasi. Struktur modal yang diukur dengan Debt to Equity Ratio digunakan sebagai variabel pemoderasi untuk melihat pengaruh penggunaan hutang dalam hubungan antara profitabilitas dan nilai pasar terhadap harga saham. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Universitas Sumatera Utara dengan judul “Pengaruh Profitabilitas dan Nilai Pasar terhadap Harga Saham dengan Struktur Modal sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Property, Real Estate dan Building Construction yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 50 111

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Struktur Modal dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 59 85

Analisis Pengaruh Tingkat Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Property dan Real Estate Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 14 17

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Struktur Modal dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 1 11

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Struktur Modal dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Struktur Modal dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Profitabilitas dan Nilai Pasar terhadap Harga Saham dengan Struktur Modal sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Property, Real Estate dan Building Construction yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoritis 2.1.1. Signalling Theory - Pengaruh Profitabilitas dan Nilai Pasar terhadap Harga Saham dengan Struktur Modal sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Property, Real Estate dan Building Construction yang T

0 0 33

Pengaruh Profitabilitas dan Nilai Pasar terhadap Harga Saham dengan Struktur Modal sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Property, Real Estate dan Building Construction yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 17