dalam laporan keuangan tersebut dan informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.
Menurut Wild et.al 2005:16, analisis laporan keuangan merupakan “penggunaan laporan keuangan untuk menganalisis posisi dan kinerja
perusahaan, dan untuk menilai kinerja keuangan di masa depan.” Kasmir 2008 : 68 mengungkapkan secara lengkap tujuan dan
manfaat analisis laporan keuangan adalah : a. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu
periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.
b. Untuk mengetahui kelemahan – kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.
c. Untuk mengetahui kekuatan – kekuatan yang dimiliki. d. Untuk mengetahui langkah – langkah perbaikan apa saja yang
perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
e. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau
gagal. f. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan
sejenis tentang hasil yang mereka capai.
2.1.6. Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk
dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio Wild et al., 2005:36. Analisis rasio keuangan dilakukan dengan
membandingkan data-data keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan atau antar laporan keuangan.
Rasio keuangan harus menunjukkan hubungan yang sistematis dalam bentuk perbandingan antara perkiraan-perkiraan laporan keuangan. Dalam
Universitas Sumatera Utara
hal menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan, maka diperlukan adanya pembanding.
Ada dua metode pembanding rasio keuangan perusahaan menurut Syamsuddin 2000:39, yaitu :
1. Cross- sectional approach Cross- sectional approach adalah suatu cara mengevaluasi
dengan jalan membandingkan rasio – rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lannya yang sejenis pada saat
bersamaan.
2. Time series analysis Time series analysis dilakukan dengan jalan membandingkan
rasio- rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.
Menurut Harahap 2008:298, analisis rasio mempunyai keunggulan sebagai berikut:
a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi. e. Menstandarisir ukuran perusahaan.
f. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau
time series g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi
di masa yang akan datang.
2.1.7. Profitabilitas
Profitabilitas menunjukkan kombinasi dari pengaruh likuiditas, manajemen aset, dan hutang pada hasil operasi Brigham dan Houston,
2010:146. Profitabilitas mengukur efektivitas manajemen dalam menggunakan aset perusahaan untuk menghasilkan laba. Kemampuan dalam
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan laba merupakan signal positif bagi investor, karena dapat mengindikasikan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang.
Dalam penelitian ini, profitabilitas diproksikan dengan rasio net profit margin.
2.1.7.1. Net Profit Margin NPM
Net Profit Margin NPM merupakan rasio yang diukur dari perbandingan antara laba bersih dengan penjualan bersih. Net profit
margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu Kodrat dan
Kurniawan, 2010:31. Rumus untuk menghitung Net Profit Margin sebagai berikut:
NPM =
Net Income Sales
x 100 Net profit margin
menginterpretasikan tingkat efisiensi
perusahaan, yakni sejauh mana kemampuan perusahaan menekan biaya- biaya operasional yang ada di perusahaan. Profit margin yang tinggi
menunjukkan perusahaan dapat mengendalikan biaya atau memiliki posisi kompetitif yang kuat dalam industri. Nilai NPM yang tinggi juga
memberi sinyal bagi investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut dimana NPM yang tinggi mengindikasikan kemampuan perusahaan
untuk meningkatkan laba bersih Dita and Murtaqi, 2014. Laba Bersih yang tinggi diharapkan akan menarik investor untuk menanamkan
Universitas Sumatera Utara
dananya dan pada akhirnya dapat meningkatkan harga saham di pasar saham.
2.1.8. Nilai Pasar
Nilai pasar menghubungkan harga saham perusahaan dengan laba, arus kas, dan nilai buku per sahaamnya. Nilai pasar memberi indikasi bagi
manajemen tentang bagaimana pandangan investor terhadap risiko dan prospek perusahaan di masa depan Brigham dan Houston, 2010:150.
Dalam penelitian ini, nilai pasar diproksikan dengan rasio Price Earning Ratio dan Price to Book Value.
2.1.8.1. Price Earning Ratio PER
Price Earning Ratio PER merupakan rasio antara harga pasar per lembar saham dengan laba per saham. Darmadji dan Fakhrudin
2006:198 menyatakan bahwa “Price earning ratio menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba.” Dengan mengetahui besarnya PER, investor dapat memperkirakan jangka waktu pengembalian investasi pada saham tersebut serta dapat
membandingkannya dengan saham lainnya. Rumus untuk menghitung Price Earning Ratio sebagai berikut:
PER=
Market Price per Share Earning Per Share
PER menjadi ukuran penting yang menjadi landasan pertimbangan investor dalam membeli atau menjual saham suatu perusahaan. Jika PER
dari suatu saham adalah lima kali, maka artinya harga pasar dari saham
Universitas Sumatera Utara
tersebut adalah lima kali dari EPS. Artinya, modal investasi saham tersebut akan kembali dalam waktu lima tahun sebab EPS pada
umumnya dibagikan tiap tahun. Dengan demikian, secara teoritis dapat dinyatakan semakin kecil PER akan semakin baik dimana tingkat
pengembalian investasi saham tersebut akan semakin cepat.
Pengembalian yang besar secara konsisten dapat dicapai dari nilai investasi pada saham PER yang rendah Truong,2009.
2.1.8.2. Price to Book Value PBV
Price to Book Value PBV merupakan rasio antara harga pasar per lembar saham dengan nilai buku per saham. Rasio price to book
value menunjukkan sudah berapa kali market value suatu saham dihargai dari book value-nya. Sihombing 2008:95 berpendapat bahwa “price to
book value merupakan suatu nilai yang dapat digunakan untuk membandingkan apakah sebuah saham lebih mahal atau lebih murah
dibandingkan dengan saham lainnya.” Untuk membandingkannya, kedua perusahaan harus berasal dari satu kelompok usaha yang memiliki sifat
bisnis yang sama. Sawir 2000:22 berpendapat bahwa “rasio price to book value menggambarkan nilai pasar keuangan terhadap manajemen
dan organisasi dari perusahaan yang sedang berjalan.” Rumus untuk menghitung Price to Book Value sebagai berikut:
PBV=
Market Price per Share Book Value per Share
Rasio price to book value dapat memberikan gambaran potensi pergerakan harga suatu saham. Semakin tinggi rasio PBV suatu saham,
Universitas Sumatera Utara
berarti semakin tinggi apresiasi pasar terhadap prospek perusahaan, namun di sisi lain juga meningkatkan resiko bagi investor, karena harga
saham dengan PBV yang tinggi juga berpotensi untuk turun dikarenakan kinerja keuangan yang sangat buruk sehingga nilai buku saham tersebut
menjadi rendah. Jika saham suatu perusahaan yang berkinerja baik memiliki PBV yang masih rendah, harga saham tersebut masih
berpotensi untuk naik, dan sebaliknya. Menurut Simatupang 2010:68, “secara teoritis rasio PBV yang wajar adalah sebesar dua kali atau
dengan kata lain harga saham dikategorikan masih wajar dalam kaitannya dengan tingkat resiko investasi, apabila harga saham perusahaan adalah
dua kali nilai buku suatu perusahaan”
2.1.9. Struktur Modal
Struktur modal adalah pertimbangan antara pemakaian modal asing atau hutang dengan modal sendiri. Struktur modal dproksikan dengan rasio
Debt to Equity Ratio. Debt to equity ratio DER merupakan rasio yang mengukur proporsi antara total hutang dengan total modal yang dimiliki
perusahaan. Rumus untuk menghitung Debt to Equity Ratio sebagai berikut:
DER =
Total Debt Total Equity
x 100
Struktur modal terkait dengan harga saham. Penentuan struktur modal merupakan kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen dalam
rangka memperoleh sumber dana sehingga dapat digunakan untuk aktivitas
Universitas Sumatera Utara
operasional perusahaan. Ketika manajer memiliki keyakinan kuat atas propek perusahaan kedepan dan ingin agar harga saham meningkat, maka
manajer dapat menggunakan hutang sebagai sinyal yang lebih dapat dipercaya oleh calon investor. Penilaian investor terhadap keberadaan
hutang sebuah perusahaan sangat tergantung dari bagaimana perusahaan tersebut mampu mengelola hutangnya dan peruntukkan dari hutang itu
sendiri, maka investor akan menilai positif keberadaan hutang tersebut. Struktur modal erat kaitannya dengan harga saham, hal ini dikarenakan
salah satu unsur yang membentuk harga saham adalah persepsi investor atas kinerja perusahaan, dan struktur modal adalah salah satu unsur yang
menentukan baik buruknya kinerja perusahaan, karena struktur modal akan menentukan sumber pembiayaan dan pembelanjaan yang dilakukan oleh
perusahaan atas kegiatan operasionalnya.
2.2. Tinjauan Peneliti Terdahulu
Salman 2011 dalam penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Metode analisis data dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel
independen Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, dan Price Earning Ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan Return On Equity
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Earning Per Share, dan Price Earning Ratio
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Universitas Sumatera Utara