4. Undang-Undang UU,
menurut UU No. 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan perundang-
undangan yang dibentuk oleh DPR bersama dengan Presiden. 5.
Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 UU No. 2 Tahun 2002, adalah
undang-undang yang mengatur tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia. 6.
Kepolisian Negara Republik Indonesia Polri, adalah Kepolisian
Nasional di Indonesia, yang bertanggungjawab langsung di bawah Presiden
17
7. Kepala Kepolisian Republik Indonesia Kapolri,
pimpinan tertinggi di
dalam institusi Polri.
8. Komisi Polisi Nasional Kompolnas,
adalah sebuah lembaga kepolisian nasional di Indonesia yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Presiden Republik Indonesia.
18
9. Komisi Pemberantasan Korupsi KPK,
adalah lembaga negara yang dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap
upaya pemberantasan tindak pidana korupsi yang bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya.
19
10. Dewan Perwakilan Rakyat DPR,
menurut Pasal 1 Ayat 2 UU. No 17 Tahun 2014 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
17
http:id.m.wikipedia.orgwikiLepolisian_Negara_Republik_Indonesia
18
http:id.m.wikipedia.orgwikiKomisi_Kepolisian_Nasional
19
http:id.m.wikipedia.orgwikiKomisi_Pemberantasan_Korupsi_Republik_Indonesia
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, adalah Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana dimaksud
dalam UUD 1945.
G. Kerangka Teoritis
Setelah perubahan UUD 1945, Presiden Republik Indonesia juga mempunyai beberapa kekuasaan konstitusional dalam hal pengangkatan,
pemberhentian, penetapan, maupun peresmian pejabat-pejabat negara tertentu yang diperolehnya setelah perubahan ketiga UUD 1945 pada Tahun 2001.
Mengenai kekuasaan Presiden dalam hal kekuasaan penyelenggaraan pemerintahan, Presiden memiliki kekuasaan khusus yang bersifat prerogatif atau
yang biasa disebut hak prerogatif. Hak prerogatif adalah hak yang dimiliki oleh Presiden tanpa adanya intervensi dari pihak manapun dalam menggunakan hak
tersebut.
H. Sistematika Penulisan
Agar lebih memudahkan dalam pembahasan penelitian ini, serta mendapatkan gambaran yang jelas mengenai apa yang akan dibahas pada setiap
bab, maka penulis membuat sistematika penulisan ini menjadi 5 bab dan terdapat sub bab sesuai dengan pembahasan dan materi yang diteliti. Adapun perinciannya
adalah sebagai berikut: BAB I
: Pada bab ini merupakan pendahuluan yang akan membahas mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan rumusan