tata usaha negara lainnya. Jadi, suatu delegasi selalu didahului oleh adanya suatu atribusi wewenang.
c. Sub Delegasi, adalah kewenangan yang diperoleh melalui delegasi
dilimpahkan kepada badanlembaga pejabat tata usaha negara yang lebih rendah untuk melaksanakan wewenang dan tanggung jawab
atas namanya sendiri. d.
Mandat, merupakan bentuk pelimpahan kekuasaan tetapi tidak sama dengan delegasi, karena mandataris penerima mandat,
dalam melaksanakan kekuasaannya tidak bertindak atas namanya sendiri, tetapi atas nama si pemberi kuasa, karenanya yang
bertanggung jawab adalah si pemberi kuasa.
3. Peralihan Kewenangan
Jabatan bersifat relatif tetap, sedangkan orang yang memegang dan menjalankan fungsi tugas dan kewenangan jabatan bersifat tidak tetap.
Hal ini karena manusia memiliki umur, kemampuan dan kearifan yang terbatas. Selain itu, semakin lama seseorang memegang suatu jabatan,
semakin dia menganggap dan memperlakukan jabatan sebagai milik pribadinya. Akibatnya, jabatan yang dimilikinya cenderung di salah
gunakan untuk kepentingan pribadi maupun kelompoknya. Maka dari itu perlu adanya peralihan kewenangan dari seseorang atau kelompok kepada
seseorang atau kelompok lainnya. Di Indonesia sendiri masa jabatan presiden dibatasi selama dua kali
masa jabatan. Hal tersebut tertuang di dalam UUD yang berbunyi
“Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan selanjutnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk
satu kali masa jabatan”.
13
Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi penyalahgunaan kewenangan yang dimiliki.
Menurut Paul Conn secara umum terdapat tiga cara peralihan kewenangan, yakni secara turun-temurun, pemilihan dan pemaksaan. Yang
dimaksud dengan peralihan kewenangan secara turun-temurun ialah jabatan dan kewenangan dialihkan kepada keturunan atau keluarga
pemegang jabatan terdahulu. Hal ini terjadi dalam system politik otokrasi radisional, seperti kerajaan dan kesultanan. Peralihan kewenangan dengan
pemilihan dapat dilakukan secara langsung melalui badan perwakilan rakyat. Hal ini dipraktekan dalam sistem politik demokrasi. Peralihan
kewenangan secara paksaan ialah jabatan dan kewenangan terpaksa dialihkan kepada orang atau kelompok lain tidak menurut prosedur yang
sudah disepakati, melainkan dengan menggunkan kekerasan, seperti revolusi dan kudeta, dan ancaman kekerasan.
14
13
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 7.
14
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik …, h.89.
25
BAB III PROFIL KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA, KEWENANGAN
PRESIDEN DAN PERAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DALAM PENGANGKATAN KEPALA KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA
A. Sejarah, Fungsi, Tugas dan Wewenang Kepolisian Negara Republik
Indonesia 1.
Sejarah Kepolisian Republik Indonesia
Kepolisian Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan
dalam negeri.
1
Kepolisian Indonesia mempunyai sejarah yang panjang di Republik ini. Bahkan rantai perjalanan jejaknya lebih dahulu ada jika
dibandingkan dengan kelahiran Republik Indonesia. Pada zaman kuno sebelum kedatangan bangsa-bangsa Barat, di Nusantara terdapat beberapa
kerajaan besar seperti Sriwijaya, Majapahit, Aceh, Banten, Gowa, dan Bone.Kerajaan-kerajaan tersebut sudah mempunyai lembaga yang
menjalankan fungsi kepolisian, walaupun belum merupakan kepolisian modern. Salah satu diantaranya ialah pasukan Bhayangkara di bawah
1
Arifin Firmansyah, dkk, Lembaga Negara dan Sengketa Kewenangan Antar Lembaga Negara, Konsorium Reformasi Hukum Nasional : Jakarta, 2005, h.85.
pimpinan Gajah Mada di Majapahit.
2
Bhayangkara dibentuk untuk menjadi pasukan pengaman yang bertugas melindungi raja dan kerajaan.
Maka dari itu hingga kini sosok Gajah Mada merupakan symbol Kepolisian RI dan sebagai penghormatan Polri membangun patung Gajah
Mada di depan Kantor Mabes Polri dan nama Bhayangkara dijadikan sebagai nama pasukan Kepolisian.
Kepolisian pada Zaman Hindia Belanda, secara administrasi Lembaga Kepolisian diurus oleh Binnenlandsch Bestuur. Rechts Politie
berada dibawah Procureur Politie, tetapi operasional kepolisian sepenuhnya berada ditangan Resident. Pada zaman itu, peran polisi
semata-mata adalah sebagai alat kolonial.
3
Pada masa pendudukan Jepang,
Jepang membagi Indonesia kedalam tiga pemerintahan militer yaitu :
a. Jawa dan Madura dibawah kekuasaan Tentara Keenam Belas yang
berpusat di Jakarta. b.
Sumatera di bawah kekuasaan tentara Kedua Puluh Lima yang berpusat di Bukittinggi.
c. Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku, Nusa Tenggara, dan Irian Jaya
dibawah kekuasaan Armada Selatan Kedua yang berpusat di Makassar.
4
2
Awalloedin Djamin, dkk, Sejarah Perkembangan Kepolisian di Indonesia dari Zaman Kuno sampai Sekarang Jakarta : Yayasan Brata Bhakti, 2013, h. 2.
3
Reformasi Menuju POLRI. yang Profesional, h. 12.
4
Awalloedin Djamin, dkk, Sejarah Perkembangan Kepolisian …, h. 79.