Sturktur Organisasi Keadaan Guru dan Karyawan

Tabel : 4.1 Keadaan Siswa MTs Pembangunan UIN Jakarta Kelas Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan 7a 17 15 32 7b 16 16 32 7c 14 19 33 7d 17 15 32 7e 19 13 32 7f 18 13 31 7g 15 16 31 7h 15 17 32 Jumlah 131 124 255 8a 17 13 30 8b 16 15 31 8c 16 16 32 8d 15 15 30 8e 20 12 32 8f 16 16 32 8g 16 16 32 8h 16 16 32 Jumlah 132 119 251 9a 18 14 32 9b 18 13 31 9c 17 14 31 9d 17 14 31 9e 17 14 31 9f 13 19 32 9g 14 18 32 9h 13 18 31 Jumlah 127 124 251 JUMLAH KESELURUHAN SISWA Kelas Laki- laki Perempuan Jumlah 7 131 124 255 8 132 119 251 9 127 124 251 TOTAL 390 367 757 Sumber Data: TU MP Uin Jakarta

6. Keadaan Sarana dan Prasarana

Untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran di MTs Pembangunan UIN Jakarta, tersedia sarana dan prasarana sebagaiberikut: a. Gedung milik sendiri b. Ruang belajar ber-AC c. Perpustakaan d. Laboratorium e. Bimbingan dan Konseling f. Ekstrakurikuler dengan pembimbing profesional g. Masjid h. Lapangan futsal i. Lapangan basket j. Aula k. Lapangan parkir l. Free akses internet m. Taman 4

B. Deskripsi Data Hasil pengamatan EfekHasil Intervensi Tindakan

Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas VIII H MTs Pembangunan UIN Jakarta sebanyak 32 siswa. Penelitian ini dilakikan penelitian pendahuluan pra penelitian pada pembelajaran Fiqih di kelas VIII H MTs Pembangunan UIN Jakarta. Kegiatan ini dilakukan sebelum peneliti melakukan proses pembelajaran. Kegiatan pada penelitian ini yaitu observasi dengan mengamati pembelajaran di kelas dan melakukan diskusi dengan guru Fiqih tersebut. Dan guru fiqih tersebut akan berperan sebagai kolaborator dan observer dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah- masalah yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar Fiqih siswa serta kendala yang dialami ketika proses pembelajaran terjadi. 4 http:www.mpuin-jkt.sch.idhtmlprofil=Sarana20Prasarana Berdasarkan observasi dan diskusi peneliti dan guru koloborator diperoleh informasi sebagai berikut : 1. Sebagian siswa masih banyak yang kurang fokus pada saat pembelajaran fiqih 2. Metode yang diterapkan guru menggunakan metode ceramah, diskusi, Tanya jawab dan pemberian tugas Hafalan-hafalan. 3. Minat baca siswa dalam pelajaran fiqih sangat kurang. 4. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran fiqih, sehingga banyak siswa yang berbicara sendiri dalam kelas. 5. Kurangnya keterlibatan siswa pada proses pembelajaran. Berdasarkan masalah-masalah tersebut di atas maka peneliti mencoba menerapkan metode pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Square TPS. Oleh sebab itu, objek penelitian tindakan ini adalah model pembelajaran kooperatif teknik TPS dan hasil belajar Fiqih siswa. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pada tahap perencanaan, peneliti bersama guru yang juga megajar mata pelajaran fiqih, merencanakan tindakan berdasarkan hasil identifikasi awal terhadap prose pembelajaran fiqih dalam rangka meningkatkan hasil belajar fiqih siswa. Sebelum melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, menyiapkan media video dan gambar sebagai media pembelajaran, menyiapkan LKS, menyiapkan instrument hasil belajar, lembar observasi aktifitas siswa, aktifitas guru, kegiatan pembelajaran, catatan lapangan dan melakukan uji instrumen. Selanjutnya adalah tahap pelaksanaan tindakan. Tindakan dilakukan bertujuan untuk memperbaiki keadaan proses pembelajaran fiqih. Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, dalam satu siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Pada siklus pertama, peneliti yang bertindak sebagai guru melalui proses pembelajaran dengan menjelaskan tujuan pembelajaran, kemudian guru memberikan soal pretest kepada siswa yang harus mereka kerjakan sebelum guru menjelaskan mata pelajaran. Pretest diberikan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa mengenai materi yang akan dipelajari. Setelah itu guru menjelaskan materi pelajaran. Kegiatan berikutnya guru membagi ke dalam 8 kelompok dimana masing- masing kelompok terdiri dari 3- 4 siswa yang heterogen. Selanjutnya guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok, memberikan pengarahan tentang cara kerja yang ada di dalam LKS, memberikan waktu kepada siswa untuk memikirkan jawaban itu secara individu, kemudian setelah beberapa menit guru meminta siswa agar berpasangan dengan temanya untuk mendiskusikan jawabanya, setelah itu kedua pasangan dalam kelompok bertemu dan saling berdiskusi tentang soal dalam LKS tersebut. Pada tahap observasi, guru mengobservasi proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif teknik TPS sekaligus mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan melakukan dokumentasi berupa foto-foto dan catatan lapangan serta menilai hasil belajar fiqih siswa setelah diadakan tes awal pretest dan tes akhir posttes Terakhir adalah kegiatan analisis dan refleksi, dimana peneliti dan guru koloborator menganalisis dan mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I, apakah tindakan yang dilakukan sesuai dengan konsep penelitian atau belum, tahap refleksi tujuannya untuk memperbaiki dan menyempurnakan tindakan yang akan diberikan di siklus berikutnya. Melalui refleksi, berbagai kendala yang muncul dikelas pada saat pemberian tindakan didiskusikan untuk mencari solusi yang dapat memperbaiki mutu pembelajaran fiqih. Kendala yang muncul pada saat pembelajaran diantaranya adalah masih banyak siswa yang tidak mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru ketika proses pembelajaran terjadi, diskusi kelompok masih didominasi oleh siswa yang aktif dalam melakukan diskusi, masih belum pahamnya siswa tentang teknik pembelajaran TPS, kurangnya arahan dari guru dalam penarapan teknik TPS, dan kurangnya waktu pembelajaran yang menyebabkan langkah-langkah dalam TPS kurang efisien.