Reabilitas Validitas dan Reabilitas Alat Ukur

yang memperoleh nilai terendah. Kemudian diambil 33 siswa yang memperoleh nilai tertinggi disebut kelompok atas dan 33 siswa yang memperoleh nilai terendah disebut kelompok bawah. Rumus daya pembeda adalah: D = P A – P B Keterangan : D : daya pembeda item soal; B A : banyaknya peserta tes kelompok atas yang menjawab benar butir item yang bersangkutan. B B : banyaknya peserta tes kelompok bawah yang menjawab benar butir item yang bersangkutan; JA : banyaknya peserta kelompok atas JB : banyaknya peserta kelompok bawah Sudjono 2008: 389 menyatakan bahwa hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang tertera pada tabel berikut ini : Tabel 6. Interpretasi Nilai Daya Pembeda Nilai Interpretasi Kurang dari 0,20 Buruk 0,20 – 0,40 Sedang 0,40 – 0,70 Baik 0,70 – 1,00 Sangat Baik Bertanda Negatif Bruk Sekali Hasil perhitungan daya beda soal menggunakan bantuan aplikasi komputer yaitu Excel . Hasil perhitungan daya beda terdapat pada lampiran B.4

H. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini ialah:

1. Jenis data

Data penelitian berupa data kuantitatif dan kualitatif. a. Data kuantitatif adalah kemampuan berpikir kritis siswa yang diperoleh dari nilai pretes dan postes. Kemampuan berpikir kritis ditinjau berdasarkan perbandingan nilai gain yang dinormalisasi N-gain, antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kemudian nilai gain dirata-rata.

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Tes awal dan tes akhir Data kemampuan berpikir kritis berupa nilai tes awal diambil pada Pertemuan pertama. Nilai tes awal diambil sebelum pembelajaran pada setiap kelas baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai tes akhir diambil setelah pembelajaran pada pertemuan keempat setiap kelas baik eksperimen maupun kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal pilihan ganda dengan jumlah 20 butir soal. Soal disusun sedemikian rupa sehingga tiap poin soalnya dapat melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa b. Observasi Data observasi menggunakan teknik observasi langsung. Teknik observasi langsung diperoleh dengan mengadakan pengamatan langsung kepada

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

PENGARUH KETERAMPILAN METAKOGNISI TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN BERPIKIR KRITIS FISIKA SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

3 20 49

PENGGUNAAN MODEL KOMBINASI TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS DI SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 18 59

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE “TWO STAY TWO STRAY” (TSTS) Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Metode “Two Stay Two Stray” (Tsts) Pada Siswa Kelas Iv Sdn 02 Jatiharjo Kecamatan Jatipuro Tahun Ajaran 2011/2012.

0 1 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI 2 SMK NEGERI 1 TEMPEL TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 0 194

Pengaruh Model Two Stay Two Stray Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa

1 0 9

Keyword: Cooperative Learning, Two Stay Two Stray (TSTS), question card,

0 5 14