Teori Dua Factor dari Frederick Herzberg Danim, 2004:31 Teori Motivasi Mc Clelland

Menurut teori ini, bila seseorang mengalami hambatan dalam pemenuhan kebutuhan tingkat yang lebih tinggi, orang tersebit akan kembali kepada tingkat yang lebih rendah sebagai kompensasinya, yang disebut frustation-regression dimension.

c. Teori Dua Factor dari Frederick Herzberg Danim, 2004:31

Frederick Herzberg adalah seorang ilmuan behavioral terkenal, mengembangkan teori hygiene-motivator pada akhir tahun 1960. Selanjutnya teori motivasi kepuasan yang terkenal seperti yang di kemukakan oleh Herzberg di sebut dengan Teori Motivasi Dua Factor. Teori tersebut menjelaskan bahwa orang memerlukan 2 dua macam factor kebutuhan. Factor yang pertama adalah kebutuhan akan kesehatan atau kebutuhan akan pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman dan kesehatan badaniah. Factor-factor meliputi balas jasa, kondisi kerja fisik, kepastian pekerjaan, supervisi yang menyenangkan, mobil dinas, rumah dinas, dan bermacam-macam tunjangan lainnya. Factor yang kedua adalah factor pemeliharaan yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang. Adapun factor-factor ini meliput i prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, kemajuan dan pengembangan potensi individu Ishak, 2003:28. Herzberg mengklasifikasikan pegawai atas dua golongan besar yaitu mereka yang termotivasi oleh factor instrinsik dan mereka yang termotivasi factor ekstrinsik. Factor instrinsik adalah factor dari dalam diri manusia yang dapat berupa sikap, kepribadian, pengalaman, pengetahuan dan cita-cita. Sedangkan factor ekstrinsik adalah Universitas Sumatera Utara factor dari luar diri manusia yang dapat berupa gaya kepemimpinan seseorang atasan, dorongan atau bimbingan seseorang dan perkembangan situasi. Baik factor instrinsik dan factor ekstrinsik berpengaruh besar terhadap motivasi seseorang. Meskipun demikian bukanlah sesuatu yang mutlak dapat dikuantifikasikan, karena motivasi berhubungan dengan berbagai komponen yang kompleks.

d. Teori Motivasi Mc Clelland

Prof. Dr. David C. McClelland adalah seorang ahli psikologi bangsa Amerika dari University Harvard. Dalam teori motivasinya mengemukakan bahwa produktivitas seseorang sangat ditentukan oleh “virus mental” yang ada pada dirinya. Virus mental adalah kondisi jiwa yang mendorong seseorang untuk mampu mencapai prestasinya secara maksimal. Menurut teori ini ada tiga kebutuhan yang perlu diperhatikan oleh pemimpin untuk memotivasi pegawainya yaitu As’ad, 1998. 1. Kebutuhan berprestasi need for achievement Kebutuhan akan berprestasi adalah kebutuhan untuk selalu meningkatkan hasil kerja dan mutu kerjanya serta selalu ingin menonjol di kalangan sesama. 2. Kebutuhan akan afiliasi need for affiliation Kebutuhan yang menjadi daya penggerak akan memotivasi semangat bekerja seseorang. Kebutuhan berafiliasi ini adalah kebutuhan yang bersifat sosial, senang bergaul, dan bersifat menolong terhadap sesama. Universitas Sumatera Utara 3. Kebutuhan akan kekuasaan need for power Kebutuhan akan kekuasaan ini merangsang dan memotivasi gairah kerja seseorang serta menggerakkan semua kemampuan demi mencapai semua kekuasaan atau kedudukan yang terbai dalam organisasi. Motivasi berprestasi dapat di artikan sebagai suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik- baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji.

2. Teori Proses a. Teori Penguatan

reinforcement theory Teori ini banyak dipergunakan dan fundamental sifatnya dalam proses belajar, dengan mempergunakan prinsip yang disebut “Hukum Ganjaran Law Of Effect”. Hukum ini mengatakna bahwa suatu tingkah laku yang mendapat pengajaran yang menyenangkan akan mengalami penguatan dan cenderung untuk di ulangi. Misalnya, setiap memperoleh nilai baik dalam belajar mendapat pujian atau hadiah., maka cenderung akan di pertahankan dengan mengulangi proses belajar yang pernah dilakukan. Demikian pula sebaliknya suatu tingkah laku yang tidak mendapat ganjaran, tidak akan mengalami penguatan karena cenderung tidak diulangi bahkan dihindari. Berdasarkan uraian diatas jelas bahwa penguatan reinforcement pada dasarnya berarti pengulangan kegiatan karena mendapat ganjaran. Ganjaran selain berbentuk Universitas Sumatera Utara material, dapat pula yang bersifat non material. Ganjaran berarti juga pemberian insentif. Sehubungan dengan itu teori ini disebut juga teori operaional bersyarat. Bila disimak lebih dalam, teori ini sebetulnya telah terintegrasi dalam teori expectancy, dimana menurut teori ini salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi adalah faktor instrumen-tality, iyaitu persepsi seseorang bahwa suatu perfoemance akan menghasilpkan reward dan valence, iyaitu nilai yang diberikan seseorang terhadap suatu reward. Dalam hubungannya dengan teori di atas, permasalahan yang perlu dipertanyakan adalah apakah seseorang mengetahui reward atau konsekuensi apa yang akan didapat bila melakukan pekerjaan tertentu. Hendaknya sistem reward harus dibuat secara jelas dan dijalankan secara konsisten agar setiap orang dapat melihat dengan jelas konsekuensi apa yang mungkin didapat dari pelaksanaan suatu pekerjaan.

b. Teori Pengharapan Expectancy Theory