Teori Keadilan Equity Theory

satu reward dapat di beri nilai yang berbeda oleh seseorang, misalnya bagi seseorang uang menjadi reward yang paling di harapkan. Nilai yang diberikan pada aspek ini, karena menyangkut ketertarikan terhadap satu reward, maka skornya berada antara -1 dan +1. Minus satu menunjukkan sangat tidak tertarik, sedangkan positif satu menunjukkan sangat tertarik. Di kalangan ilmuwan dan para praktisi manajemen sumber daya manusia teori harapan ini mempunyai daya tarik tersendiri karena penekanan tentang pentingnya bagian kepegawaian membantu para pegawai dalam menentukan hal-hal yang diinginkannya serta menunjukkan cara-cara yang paling tepat untuk mewujudkan keinginannnya itu. Penekanan ini dianggap penting karena pengalaman menunjukkan bahwa para pegawai tidak selalu mengetahui secara pasti apa yang diinginkannya, apalagi cara untuk memperolehnya.

c. Teori Keadilan Equity Theory

Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa pegawai akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya apabila ia diperlakukan secara adil dalam pekerjaannya. Ketidak adailan akan ditanggapi dengan bermacam-macam perilaku yang menyimpang dari aktivitas pencapaian tujuan, misalnya: 1. Mengurangi tingkat usaha atau tidak memberikan usaha yang maksimal dalam pekerjaannya mengurangi input. Universitas Sumatera Utara 2. Keluar dari pekerjaan atau pindah kerja, yaitu mencari pekerjaan lain yang dirasakan lebih memberikan outcome yang seimbang. 3. Bila sistem pembayaran yang diterapkan berdasarkan output, yaitu seseorang di bayar berdasarkan jumlah output yang di hasilkan, pegawai dapat meningkatkan output untuk menghasilkan pembayaran yang lebih besar dalam usaha mencapai keseimbangan meskipun dengan menurunkan kualitas outputnya. Hal ini dapat terjadi bila misalnya pengawasan dari organisasi tidak begitu ketat. 4. Mengubah persepsi diri, yaitu usaha untuk menenangkan perasaan ketidak seimbangan si individu, mengubah persepsi dirinya yang tadinya orang tersebut misalnya, mempersepsi bahwa input yang dia berikan lebih besar dibandingkan dengan yang diterimanya berubah menjadi sesuatu yang seimbang. Hal ini dapat terjadi bila pada mulanya terjadi persepsi yang lebih tinggi namun kemudian disadari bahwa itu tidak tepat. 5. Mengubah persepsi terhadap orang lain. Hal ini bisa saja terjadi karena adanya persepsi bahwa apa yang telah diberikan tidak sesuai dengan yang diberikan tidak sesuai dengan yang diterima bila di bandingkan dengan orang lain. Misalnya, orang lain dipersepsi memberikan input pekerjaan yang lebih kecil atau sama, tetapi mendapatkan pembayaran yang lebih besar. 6. Membuat kelompok acuan, yaitu dengan menyatakan bahwa orang lain pada situasi yng sama juga mengalami hal yang sama. Hal ini mungkindi lakukan karena tidak ada yang bisa dilakukannya lagi untuk mendapatkan keseimbangan. Universitas Sumatera Utara Disini pegawai membanding-bandingkan imbalan dengan pengorbanan yang mereka berikan, jika mereka telah mendapatkan keadilan dalam bekerja maka mereka akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya. Keadilan akan dirasakan seseorang apabila orang tersebut menganggap bahwa rasio mereka sama dengan rasio orang lain yang berada pada tingkat input atau output yang sama. Sebaliknya, jika rasio itu tidak sama, maka akan muncul ketidak adilan dan mereka menganggap bahwa diri mereka kurang dihargai atau terlampau dihargai Sri Budi Cantika Yuli, 152:2005. Apabila pegawai sudah merasa adanya ketidak adilan mereka akan mencoba melakukan sesuatu untuk menanggapi ketidak adilan itu. Kemungkinan yang terbesar dari perilaku mereka adalah mengurangi tingkat kinerja individu yang berarti motivasi mereka secara relatif juga berkurang.

d. Teori Penetapan Tujuan Goal-Setting Theory