material, dapat pula yang bersifat non material. Ganjaran berarti juga pemberian insentif. Sehubungan dengan itu teori ini disebut juga teori operaional bersyarat.
Bila disimak lebih dalam, teori ini sebetulnya telah terintegrasi dalam teori expectancy, dimana menurut teori ini salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi
adalah faktor instrumen-tality, iyaitu persepsi seseorang bahwa suatu perfoemance akan menghasilpkan reward dan valence, iyaitu nilai yang diberikan seseorang terhadap
suatu reward. Dalam hubungannya dengan teori di atas, permasalahan yang perlu
dipertanyakan adalah apakah seseorang mengetahui reward atau konsekuensi apa yang akan didapat bila melakukan pekerjaan tertentu. Hendaknya sistem reward harus dibuat
secara jelas dan dijalankan secara konsisten agar setiap orang dapat melihat dengan jelas konsekuensi apa yang mungkin didapat dari pelaksanaan suatu pekerjaan.
b. Teori Pengharapan Expectancy Theory
Teori pengharapan dikembangkan oleh Victor H. Vroom dalam Uno 2008 mengemukakan bahwa motivasi merupakan suatu produk dari bagaimana seseorang
melakukan sesuatu, penaksiran seseorang memungkinkan aksi tertentu yang akan menuntunnya.
Victor H. Vroom mengatakan bahwa motivasi dipengaruhi tiga faktor atau situasi yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Hubungan tingkat usaha dengan tingkat tampilan kerja performance, dalam
arti keyakinan seseorang untuk dapat memenuhi tingkat performance yang diharuskan dalam pekerjaan. Ini disebut dengan expectancy. Situasi yang
mungkin muncul disini adalah seseorang dapat melihat suatu pekerjaan terlalu sukar atau pekerjaan tidak terlalu sukar, tetapi kecil kemungkinannya karena
fasilitas yang diberikan organisasi kurang memadai. Victor H. Vroom menyatakan keyakinan ini antara 0 sd 1 menunjukkan keyakinan penuh,
sementara 0 todak ada keyakinan atau kemungkinan nol untuk mencapai tingkat performance yang diinginkan, dan di antara 0 samapi 1 terdapat berbagai tingkat
keyakinan seseorang. 2.
Hubungan antara tampilan kerja dan suatu outcomereward, yang artinya kemungkinan atau keyakinan seseorang akan mendapatkan ganjaran bilamana
memenuhi tingkat performance tertentu. Ini disebut instrumentality. Situasi yang muncul disini misalnya tidak ada kepastian seseorang akan mendapatkannya
bilamana memenuhi tingkat performance tertentu, atau berdasarkan pengalaman sangat kecil kemungkinannya atau besar kemungkinannya atau sangat pasti
mendapatkan ganjaran, sebab telah di atur secara jelas dalam kebijaksanaan organisasi. Sama seperti diatas, menurut Victoe Vroom, keyakinan seseorang
akan berada di antara 0 dan 1. 3.
Nilai yang diberikan seseorang terhadap reward yang akan di dapat oleh seseorang dari pekerjaannya di sebut valence. Situasi yang muncul disini adalah
Universitas Sumatera Utara
satu reward dapat di beri nilai yang berbeda oleh seseorang, misalnya bagi seseorang uang menjadi reward yang paling di harapkan. Nilai yang diberikan
pada aspek ini, karena menyangkut ketertarikan terhadap satu reward, maka skornya berada antara -1 dan +1. Minus satu menunjukkan sangat tidak tertarik,
sedangkan positif satu menunjukkan sangat tertarik. Di kalangan ilmuwan dan para praktisi manajemen sumber daya manusia teori
harapan ini mempunyai daya tarik tersendiri karena penekanan tentang pentingnya bagian kepegawaian membantu para pegawai dalam menentukan hal-hal yang
diinginkannya serta menunjukkan cara-cara yang paling tepat untuk mewujudkan keinginannnya itu. Penekanan ini dianggap penting karena pengalaman menunjukkan
bahwa para pegawai tidak selalu mengetahui secara pasti apa yang diinginkannya, apalagi cara untuk memperolehnya.
c. Teori Keadilan Equity Theory