Cara Mengungkapkan Keteladanan Keteladanan Guru

17 Berdarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagai pendidik, guru bisa dijadikan sosok panutan yang memiliki nilai moral dan agama yang patut ditiru dan diteladani oleh siswa. Keteladanan itu mencakup aspek-aspek kehidupan yaitu sikap, perilaku, dan budi pekerti luhur. Aspek sikap meliputi jujur, disiplin, tanggung jawab, dan demokratis. Aspek perilaku meliputi terbuka, tekun, kerja sama, menjalin hubungan yang harmonis, dan sopan santun. Aspek budi pekerti luhur meliputi bermoral, beragama, dan amanah. Sikap dan perilaku guru yang sehari-hari dapat diteladani oleh siswa, baik di dalam maupun di luar kelas merupakan alat pendidikan yang diharapkan akan membentuk kepribadian siswa kelak di masa mendatang. Sikap dan perilaku guru tersebut menjadi objek yang secara langsung dan tidak langsung akan ditiru dan diikuti oleh para siswa. Dalam hal ini, guru dipandang sebagai role model yang akan menjadi teladan bagi siswanya.

3. Cara Mengungkapkan Keteladanan

Paul Suparno 2005: 69-70 menjelaskan ada beberapa cara guru untuk mengungkapkan keteladanan yang baik bagi siswa antara lain sebagai berikut. a. Konsekuen dengan yang diajarkan Sebelum mengajarkan nilai kebaikan kepada siswa, guru perlu merefleksikan diri bagaimana menerapkan nilai tersebut dalam hidupnya. Dengan melakukan refleksi maka guru akan dapat melihat sendiri apakah guru melakukan tindakan itu atau tidak, apa kesulitannya, dan bagaimana dapat konsekuen dengan suatu nilai. Dengan begitu guru dapat membantu 18 siswanya secara nyata dalam menerapkan nilai kebaikan pada diri siswa dan sekaligus belajar dari hidupnya sendiri untuk lebih maju. b. Tidak main topeng Banyak guru yang bermain topeng saat berhadapan dengan siswa. Guru kadang berpura-pura baik, ternyata sebenarnya tidak baik. Guru seharusnya perlu berlatih untuk menerima diri apa adanya dengan segala kekurangan dan kelemahan yang dimiliki. Jika memang bersalah, guru harus berani mengakui kesalahan di depan siswa dan jika tidak mengetahui, jangan bilang tau atau mengerti. Kebanyakan siswa akan kagum jika gurunya berani mengakui kesalahan di depan siswa, apalagi berani meminta maaf atas kesalahan yang diperbuat. c. Kembangkan ilmu pengetahuan Guru harus dapat membantu siswa untuk belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Guru sendiri perlu belajar secara terus menerus dan harus mempunyai pemikiran yang aktif serta kreatif agar ilmu yang dimiliki untuk diajarkan kepada siswa dapat berkembang dan mengalami kemajuan. Jika guru hanya mengajarkan hal-hal yang ada di buku maka pengetahuan siswa tidak akan bertambah. Untuk itu, diperlukan penambahan sumber belajar agar pengetahuan guru dan siswa bisa berkembang. Hasan Aedy 2009: 105-106 juga berpendapat bahwa untuk menjadi teladan bagi siswa, yang harus dilakukan oleh guru adalah: a. Meningkatkan ketakwaan dan akhlak mulia 19 Guru yang beriman dan bertakwa akan bisa menjauhkan diri dari hal- hal yang buruk khususnya perilaku sehari-hari yang melanggar aturan. Guru juga harus bisa menunjukkan akhlak mulia di hadapan siswa baik di dalam kelas ketika mengajar maupun di luar kelas ketika istirahat atau di masyarakat. Jika guru bisa meningkatkan ketakwaan dan memiliki akhlak mulia maka guru pantas menjadi panutan dan teladan bagi siswa. b. Memerankan perilaku yang baik Dalam pergaulan di sekolah, guru perlu menampilkan hal-hal baik yang membuat nyaman dan menyenangkan bagi siswa karena dengan keberadaan guru di antara mereka akan membuat siswa menaruh hormat dengan penuh ketulusan dalam menyambut segala perilaku yang diperlihatkan. c. Menjalin hubungan yang harmonis Guru harus bisa menjadi contoh bagi siswa dalam semua aspek kehidupannya, termasuk keharmonisan dalam berbagai hubungan baik dengan sesama manusia, lingkungan, maupun dengan Sang Pencipta. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi teladan yang baik, banyak hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru di hadapan siswa. Guru dapat mengungkapkannya dalam berbagai cara. Pertama, guru harus konsekuen dengan yang diajarkan. Nilai kebaikan yang diajarkan pada siswa perlu direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari untuk melihat apakah ada kesulitannya dan mengetahui cara agar dapat konsekuen pada nilai dan perilaku tersebut sehingga dapat membantu siswa secara nyata dalam 20 menerapkan nilai kebaikan. Kedua, guru tidak boleh main topeng. Guru harus berani menerima kekurangan dimiliki dan mengakui kesalahan yang diperbuat di hadapan siswa sehingga tidak ada guru yang berpura-pura baik pada orang lain khususnya siswa. Ketiga, guru harus mengembangkan ilmu pengetahuan. Secara pribadi guru perlu aktif dan kreatif mengembangkan ilmu pengetahuan sekaligus sumber belajar bagi siswa agar pengetahuan yang diberikan kepada siswa mengalami kemajuan. Keempat, guru perlu meningkatkan ketakwaan dan akhlak mulia. Guru yang beriman dan bertakwa akan dapat menjauhkan diri dari hal-hal yang buruk khususnya perilaku sehari-hari yang melanggar aturan. Guru juga harus bisa menunjukkan akhlak mulia di hadapan siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Jika guru bisa meningkatkan ketakwaan dan memiliki akhlak mulia maka guru pantas menjadi teladan bagi siswa. Kelima, guru perlu memerankan perilaku yang baik. Guru perlu menampilkan hal-hal baik yang membuat nyaman dan menyenangkan bagi siswa karena akan membuat siswa menaruh hormat dalam menyambut segala perilaku guru yang diperlihatkan. Keenam, guru harus dapat menjalin hubungan yang harmonis. Sebagai teladan, guru harus bisa menjadi contoh bagi siswa dalam semua aspek kehidupannya, termasuk keharmonisan dalam berbagai hubungan baik dengan sesama manusia, lingkungan, maupun dengan Sang Pencipta.

4. Dimensi Keteladanan Guru

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25