Jaring-jaring Tabung
Tabung atau silinder pada gambar 2.1 dapat dibuat jaring-jaringnya jika diiris menurut lingkaran alas, lingkaran atas, dan sebuah garis tinggi
atau selimut tabung, kemudian direbahkan gambar 2.2
Volume dan Luas Permukaan Tabung
Sebuah tabung dengan jari-jari lingkaran alas r dan tinggi tabung t memiliki volume sebagai berikut.
� = �
2
Luas permukaan tabung adalah luas selimut tabung ditambah luas alas dan tutupnya, dihitung dengan rumus sebagai berikut.
� = � +
2. Kerucut
Kerucut adalah bangun ruang yang dibatasi oleh suatu daerah pada bidang datar disebut alas dan sebuah selimut. Kerucut dapat dibentuk dari
r
t
r
Gambar 2.2: Jaring-jaring Tabung
sebuah segitiga siku-siku yang diputar, dimana sisi siku-sikunya sebagai pusat putaran.
Unsur-unsur Kerucut
Kerucut adalah bangun ruang yang alasnya berbentuk lingkaran dengan jari-jari r.
TC = t menyatakan tinggi kerucut dengan T sebagai puncak kerucut dan s disebut sebagai apotema atau garis pelukis.
Jaring-jaring Kerucut
Jika kerucut pada gambar 2.3 diiris menurut lingkaran alas dan salah satu garis pelukisnya, kemudian direbahkan, akan diperoleh jaring-jaring
berikut. A
T
s t
B C
r
Gambar 2.3: Kerucut
Volume dan Luas Permukaan Kerucut
Sebuah kerucut dengan jari-jari lingkaran alas r dan tinggi t, memiliki volume V sebagai berikut.
� = �
2
Luas permukaan kerucut adalah luas selimut kerucut ditambah dengan luas alas kerucut, dihitung dengan rumus berikut.
� = � +
dimana s = garis pelukis apotema.
H. Kerangka Berpikir
1. Penelitian ini diadakan berdasarkan pada masalah yang diamati oleh
peneliti melalui observasi yang dilakukan di kelas XI OC dan XI OA SMK Marsudi Luhur 1 Yogyakarta. Masalah tersebut adalah guru mata pelajaran
matematika masih menggunakan model pembelajaran konvensional, siswa
Gambar 2.4: Jaring-jaring Kerucut
r
pasif dalam belajar, hasil belajar matematika siswa yang kurang memuaskan dan kurangnya minat belajar siswa dalam pembelajaran
matematika serta siswa cenderung menghafalkan rumus pada pokok bahasan luas dan volume tabung serta kerucut.
2. Untuk mengatasi masalah tersebut peneliti mencobakan modifikasi proses
pembelajaran yaitu menggunakan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah agar siswa menjadi lebih aktif dan memahami konsep matematika.
3. Untuk melihat pengaruhnya peneliti akan membandingkan hasil dan minat
belajar siswa antara model pembelajaran kooperatif berbasis masalah dengan pembelajaran konvensional pada pokok bahasan tabung dan
kerucut. Penelitian akan dilakukan di dua kelas yang memiliki tingkat kemampuan akademik yang relatif sama, yaitu di suatu kelas menggunakan
model pembelajaran kooperatif berbasis masalah dan di kelas yang lain menggunakan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini juga
dilakukan oleh pengajar yang sama, yaitu guru mata pelajaran matematika. Penelitian dirancang sedemikian sehingga hanya model pembelajaran saja
yang berbeda sehingga dapat dianalisis apakah ada perbedaan antara model pembelajaran kooperatif berbasis masalah dengan pembelajaran
konvensional. 4.
Setelah penelitian ini selesai dan diketahui adakah perbedaan antara penggunaan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah dengan
pembelajaran konvensional yang ditinjau dari hasil dan minat belajar siswa maka penelitian akan sangat bermanfaat terutama bagi sekolah, yaitu guru