Menurut Djamarah dan Zain 2010: 97, model pembelajaran konvensional mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahannya sebagai
berikut: 1.
Kelebihan pembelajaran konvensional a.
Guru mudah menguasai kelas. b.
Mudah mengorganisasikan tempat dudukkelas. c.
Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar. d.
Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya. e.
Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik. 2.
Kelemahan pembelajaran konvensional a.
Mudah menjadi verbalisme pengertian kata-kata. b.
Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan. c.
Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada pembelajarnnya, ini sukar sekali.
d. Menyebabkan siswa menjadi pasif.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang berpusat
pada guru. Dalam hal ini, guru yang menjadi sumber utama pengetahuan.
E. Hasil Belajar
Menurut Sudjana 2010: 3, hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku siswa setelah melalui proses belajar mengajar. Dalam
kegiatan pembelajaran, biasanya guru menetapkan tujuan pembelajaran. Siswa
yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
Sementara menurut Bloom dalam Sudjana, 2010: 22, hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang meliputi tiga ranah, yaitu ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual. Ranah afektif berkenaan dengan sikap. Ranah psikomotorik
berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian
yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Dari ketiga ranah di atas, ranah kognitif lebih sering digunakan guru
untuk melakukan penilaian terhadap pengetahuan siswa. Adapun objek penilaian hasil belajar pada penelitian ini adalah menggunakan ranah kognitif
dimana bentuk nilai atas kemampuan siswa mengerjakan soal adalah skor yang menggambarkan keberhasilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
F. Minat Belajar
Menurut Loekmono dalam Khairani, 2014: 142, minat diartikan sebagai kecenderungan untuk dapat tertarik atau terdorong untuk
memperhatikan seseorang sesuatu barang atau kegiatan dalam bidang-bidang tertentu. Kemudian menurut Belly 2006: 4, minat adalah keinginan yang
didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan
membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang
diinginkannya. Dari kedua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan minat ialah kecenderungan untuk dapat tertarik dan memperhatikan pada seseorang, sesuatu hal, aktivitas, dan sebagainya dengan
kebutuhan yang diinginkannya.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar
Menurut Khairani 2014: 148, faktor-faktor yang dapat menumbuhkan minat dalam belajar ada 3, yaitu:
a. Faktor kebutuhan dari dalam
Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan psikologis.
b. Faktor motif sosial
Timbulnya minat dalam diri seseorang dapat didorong oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, penghargaan
dari lingkungan ia berada. c.
Faktor emosional Faktor emosional merupakan ukuran intensitas seseorang dalam
menaruh perhatian terhadap suatu kegiatanobjek tertentu.
2. Unsur-unsur minat
Menurut Reber dalam Muhibbin Syah, 2003: 151, minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena ketergantungannya yang
banyak pada faktor-faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan.
a. Perhatian
Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik, dan hal ini akan berpengaruh pula terhadap minat siswa dalam
belajar. Menurut Muhibbin Syah 2003: 151, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap matematika akan memusatkan
perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang
memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Menurut Khairani 2014: 143,
minat dan perhatian dalam belajar mempunyai hubungan yang erat sekali. Seseorang yang menaruh minat pada pelajaran tertentu,
biasanya cenderung untuk memperhatikan mata pelajaran tersebut. b.
Perasaan Unsur yang tak kalah pentingnya adalah perasaan dari siswa
terhadap pelajaran yang diajarkan oleh gurunya. Menurut Khairani 2014: 140, faktor perasaan mempunyai pengaruh terhadap objek,
misalnya perjalanan sukses yang dipakai individu dalam suatu kegiatan tertentu dapat pula membangkitkan perasaan senang dan
dapat menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut. Sebaliknya, kegagalan yang dialami bisa juga menyebabkan
minat seseorang berkembang. Jika seorang siswa mengadakan penilaian yang agak spontan
melalui perasaannya tentang pengalaman belajar di sekolah, dan
penilaian itu menghasilkan penilaian yang positif maka akan timbul perasaan senang di hatinya akan tetapi jika penilaiannya negatif maka
timbul perasaan tidak senang. Perasaan senang akan menimbulkan minat, yang diperkuat dengan sikap yang positif. Sedangkan perasaan
tidak senang akan menghambat dalam mengajar, karena tidak adanya sikap yang positif sehingga tidak menunjang minat dalam belajar.
https:bagawanabiyasa.wordpress.com20130512minat-belajar- siswa
c. Motif
Menurut Khairani 2014: 142, motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat, sehingga tepatlah bila minat
merupakan alat motivasi. Menurut Muhibbin Syah 2003: 151, motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan
ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan
tindakan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar diri siswa yang juga mendorongnya
untuk melakukan kegiatan belajar. Menurut Loekmono dalam Khairani, 2014: 146, mengemukakan 5 butir motif yang penting yang
dapat dijadikan alasan untuk mendorong tumbuhnya minat belajar dalam diri seseorang siswa, yaitu:
1 Suatu hasrat untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik.
2 Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu.