Model Pembelajaran Kooperatif Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah

b. Dalam situasi pembelajaran berbasis masalah, siswa mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan. Artinya, apa yang dilakukan oleh siswa sesuai dengan keadaan nyata bukan lagi teoretis sehingga masalah-masalah dalam aplikasi suatu konsep atau teori akan ditemukan oleh mereka selama pembelajaran berlangsung. c. Pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja, menumbuhkan motivasi intrinsik untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok. Menurut Asep dan Abdul 2013: 37-38, pada pembelajaran berbasis masalah terdapat lima tahap utama dimulai dengan tahap memperkenalkan siswa dengan suatu masalah dan diakhiri dengan tahap penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Selanjutnya kelima langkah dari pembelajaran berbasis masalah dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.2: Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah Fase ke- Indikator AktivitasKegiatan Guru 1 2 3 1 Orientasi siswa kepada masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. 1 2 3 2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. 3 Membimbing penyelidikan dalam kelompok Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evalusi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. Selanjutnya, menurut Asep dan Abdul 2013: 39-40, dalam pembelajaran berbasis masalah, guru mempunyai beberapa tugas, yaitu: a. Orientasi siswa pada masalah Siswa perlu memahami bahwa tujuan pembelajaran berbasis masalah adalah tidak untuk memperoleh informasi baru dalam jumlah besar, tapi untuk melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah penting dan untuk menjadi pebelajar yang mandiri. Cara yang baik untuk menyajikan masalah adalah menggunakan kejadian yang menimbulkan misteri dan suatu keinginan untuk memecahkan masalah. b. Mengorganisasikan siswa untuk belajar Pembelajaran berbasis masalah dibutuhkan pengembangan keterampilan kerjasama di antara siswa dan saling membantu untuk menyelidiki masalah secara bersama. Berkenaan dengan hal tersebut siswa memerlukan bantuan guru untuk merencanakan penyelidikan dan tugas-tugas pelaporan. Bagaimana mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif juga berlaku untuk pembelajaran berbasis masalah. c. Membantu penyelidikan kelompok 1 Guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi dari berbagai sumber, siswa diberi pertanyaan yang membuat mereka memikirkan masalah dan jenis informasi yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah. 2 Guru mendorong pertukaran ide secara bebas dan penerimaan sepenuhnya ide-ide itu merupakan hal penting sekali dalam penyelidikan. Selama tahap penyelidikan guru memberi bantuan yang dibutuhkan tanpa mengganggu siswa. 3 Puncaknya adalah penciptaan dan peragaan artifak seperti laporan, poster, model-model fisik, dan videotape. d. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah Tugas pada tahap akhir pembelajaran adalah membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berfikir mereka sendiri, dan keterampilan penyelidikan yang mereka gunakan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis masalah mempunyai ciri utama, yaitu suatu pengajuan masalah kontekstual yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Selanjutnya, jika pembelajaran berbasis masalah digabungkan dengan model pembelajaran kooperatif berarti pembelajaran tersebut disertai dengan kerjasama antar siswa dalam kelompok yang diikuti dengan pengajuan masalah kontekstual kemudian masalah tersebut harus dipecahkan bersama-sama dalam kelompok.

D. Model Pembelajaran Konvensional

Menurut Djamarah dan Zain 2010: 97, metode ceramah boleh dikatakan sebagai metode tradisional atau konvensional, karena metode ini telah dipakai sejak dulu sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam metode ini lebih banyak menuntut keaktifan guru daripada siswa. Menurut Imam Suyitno 2011: 24, model pembelajaran konvensional merupakan suatu model pembelajaran yang menuntut peran aktif guru. Dalam hal ini, guru lebih dominan mengambil kesempatan dalam aktivitas pembelajaran. Menurut Djamarah dan Zain 2010: 97, model pembelajaran konvensional mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahannya sebagai berikut: 1. Kelebihan pembelajaran konvensional a. Guru mudah menguasai kelas. b. Mudah mengorganisasikan tempat dudukkelas. c. Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar. d. Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya. e. Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik. 2. Kelemahan pembelajaran konvensional a. Mudah menjadi verbalisme pengertian kata-kata. b. Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan. c. Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada pembelajarnnya, ini sukar sekali. d. Menyebabkan siswa menjadi pasif. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang berpusat pada guru. Dalam hal ini, guru yang menjadi sumber utama pengetahuan.

E. Hasil Belajar

Menurut Sudjana 2010: 3, hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku siswa setelah melalui proses belajar mengajar. Dalam kegiatan pembelajaran, biasanya guru menetapkan tujuan pembelajaran. Siswa

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKEMBANGKAN KREATIVITAS DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM.

0 4 21

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Pembelajaran Berbasis Proyek Pad

0 3 16

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Pembelajaran Berbasis Proyek Pad

0 2 13

STUDI KEBERHASILAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP NILAI KARAKTER DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

0 1 25

PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN MODEL KONVENSIONAL PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN.

0 1 11

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

1 2 28

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA POKOK BAHASAN EKOSISTEM DI KELAS

0 2 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS

0 0 25

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran kooperatif terhadap kreativitas dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan fluida statis - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 115

Studi komparasi metode pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terkait minat dan hasil belajar siswa kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pokok bahasan tabung dan kerucut - USD Repository

0 8 273