Membentuk Jejaring mengkomunikasikan Networking
menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya, 5 guru menilai
portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu, 6 jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang
dihasilkan dan, 7 guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilian portofolio. Dan d Penilian Tertulis yakni berbentuk uraian
atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan
sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan
ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik Modul Guru Kelas SD, 2013: 55.
Menurut Siregar dan Nara 2011: 141 memaparkan bahwa, penilaian adalah suatu proses untuk megambil keputusan dengan
menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrument tes atau non tes.
Menurut Dwicahyono dan Daryanto 2014: 140 memaparkan bahwa, penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi
angka atau deskripsi verbal, analisis, dan iterprestasi untuk mengambil keputusan. Sedangkan penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
Sedangkan menurut Permendikbud dalam buku Kunandar 2013: 35-42 memaparkan bahwa, standar penilaian adalah kriteria mengenai
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Dalam kurikulum 2013 ini penilaian autentik menjadi penekanan yang
serius dimana guru dalam memlakukan penilaian hasil belajar peserta didik benar-benar memerhatikan penilaian autentik. Dalam penilaian
autentik peserta didik diminta untuk menerapkan konsep atau teori pada dunia nyata. Autentik berarti keadaan yang sebenarnya yaitu kemampuan
atau keterampilan yang dimilki oleh peserta didik. Penilaian autentik mengacu pada Penilaian Acuan Patokan PAP,
yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal maksimal. Dengan demikian,
pencapaian kompetensi peserta didik tidak dalam konteks dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi dibandingkan dengan standar atau
kriteria tertentu, yakni Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Dalam penilaian autentik guru melakukan penilaian tidak hanya penilaian level
KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL. Dalam penilaian autentik selain memerhatikan aspek kompetensi sikap afektif, kompetensi pengetahuan
kognitif, dan kompetensi keterampilan psikomotorik serta variasi instrumen atau alat tes yang digunakan juga harus memerhatikan input,
proses dan output peserta didik. Penilaian hasil belajar peserta didik harus juga harus dilakukan pada pembelajaran penilaian input, penilaian proses
dan penilaian output.