Penilaian Otentik Kurikulum SD 2013

Sedangkan menurut Permendikbud dalam buku Kunandar 2013: 35-42 memaparkan bahwa, standar penilaian adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Dalam kurikulum 2013 ini penilaian autentik menjadi penekanan yang serius dimana guru dalam memlakukan penilaian hasil belajar peserta didik benar-benar memerhatikan penilaian autentik. Dalam penilaian autentik peserta didik diminta untuk menerapkan konsep atau teori pada dunia nyata. Autentik berarti keadaan yang sebenarnya yaitu kemampuan atau keterampilan yang dimilki oleh peserta didik. Penilaian autentik mengacu pada Penilaian Acuan Patokan PAP, yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal maksimal. Dengan demikian, pencapaian kompetensi peserta didik tidak dalam konteks dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi dibandingkan dengan standar atau kriteria tertentu, yakni Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Dalam penilaian autentik guru melakukan penilaian tidak hanya penilaian level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL. Dalam penilaian autentik selain memerhatikan aspek kompetensi sikap afektif, kompetensi pengetahuan kognitif, dan kompetensi keterampilan psikomotorik serta variasi instrumen atau alat tes yang digunakan juga harus memerhatikan input, proses dan output peserta didik. Penilaian hasil belajar peserta didik harus juga harus dilakukan pada pembelajaran penilaian input, penilaian proses dan penilaian output. Penilaian input adalah penilaian yang dilakukan sebelum proses belajar mengajar dilakukan. Penilaian input bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik terhadap materi atau kompetensi yang akan dipelajari. Penilaian input biasanya dilakukan melalui pre tes. Sedangan penilaian proses adalah penilaian yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian proses bertujuan untuk mengecek tingkat pencapaian kompetensi peserta didik ketika proses belajar mengajar berlangsung. Dan terakhir penilaian output adalah penilaian yang dilkukan setelah proses belajar mengajar berlangsung. Penilaian output bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi pada peserta didik setelah mengikuti proses belajar dikelas. Kunandar, 2013: 35-42. Menurut Kurinasih 2014: 47 memaparkan bahwa, ada dua macam penilaian diantaranya, a penilaian assesment adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik, b penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan input, proses, dan keluaran output pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian autentik juga bisa diartikan sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya. Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen penilaian yang memberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas-tugas seperti, a membaca dan meringkasnya, b eksperimen, c mengamati, d survei, e projek, f makalah, g membuat multi media, h membuat karangan dan, i diskusi kelas. Selain itu kata lain dari penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamna penilaian portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik adakalanya disebut penilaian responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yag memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius Kurinasih, 2014: 47. Menurut Brown 2004: 4 dalam buku Abidin 2014: 77 menyatakan bahwa, penilaian otentik adalah metode yang digunakan untuk mengukur kemampuan, pengetahuan atau fenomena seseorang. Pengertian yang dikemukakan Brown ini lebih jelas memberikan gambaran kepada kita bahwa penilaian dilakukan sebagai sebuah metode pengukuran atas pengetahuan, kemampuan, dan peforma seseorang. Untuk lebih lanjut Brown 2004: 5-7 menegaskan bahwa dalam dalam penilaian pembelajaran dapat dibedakan beberapa jenis, yakni penilaian, yakni penilaian formal dan informal, penilaian diskret dan integratif, dan penilaian performa. Model penilaian otentik authentic assesment banyak dibicarakan di dunia pendidikan karena model ini direkomendasikan, atau bahkan harus ditekankan penggunaannya dalam kegiatan hasil belajar pemelajar Abidin, 2014: 77. Menurut Bagnato 2007: 27 dalam buku Abidin 2014: 78, mendifinisikan bahwa authentic assesment adalah authentic assesment is a deliberate plan for investigating the natural behavior of studen. Information is captured through direct observation and recording, interviews, rating scales, and observed samples of the natural or facilitated play and daily living skill of all student. Authentic content invites teaching because the items are precursive to or are part of the curriculum. Penilaian otentik juga merupakan sebutan yang digunakan untuk menggambarkan tugas-tugas yang dibutuhkan siswa-siswa untuk dilaksanakan dalam menghasilkan pengetahuan memproduksi informasi. Sebagai contoh, dalam pembelajaran membaca seorang siswa belumlah dikatakan belajar secara bermakna bilamana dia belum mampu menyusun prediksi, membuktikan prediksi, dan menceritakan kembali isi bacaan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran sangat perlu dilakukan penilaian otentik yang menjamin pembentukan kompetensi riil pada siswa Abidin, 2014: 77. Adapun penilaian otentik ini harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Menggunakan berbagai cara dan kriteria hilistik kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Contoh-contoh tugas otentik seperti, pemecahan masalah matematika, melaksanakan percobaan, bercerita, menulis laporan, berpidato, membaca puisi, dan membuat peta perjalanan. Permendikbud, 2013: 6 Menurut Permendikbud 2013: 9 penilaian otentik dikategorikan dalam tiga aspek yaitu : a Sikap Sikap biasanya terdapat pada kompetensi Inti yaitu , 1 dan 2. Kompetensi ini digunakan untuk menilai sikap sosial dan sikap spritual. Penilaian sikap dapat dinilai dengan cara berikut : a. Observasi, merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati,. Hal ini dilakukan saat pembelajaranmaupun diluar pembelajaran. b. Penilaian diri, merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. c. Penilaian antarteman, merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilain antarpeserta didik. d. Jurnal, merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi. b Pengetahuan Penilaian kognitif merupakan penilaian yang terdapat pada Kompetensi Inti ke-3. Aspek yang dapat dinilai dari pengetahuan itu dengan cara sebagai berikut : a. Tes Tulis, adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. b. Tes Lisan, berupa pertanyaan-pertanyaan yang doberikan guru secara ucap oral sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga menimbilkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalaimat, maupun paragraph yang diucapkan. c. Penugasan, adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerja rumah dan atau proyekbaik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya. c Keterampilan Penilaian mengenai sikap biasanya terdapat pada Kompetensi Inti ke-4. Aspek yang dapat dinilai dari keterampilan ini dengan cara sebagai berikut : a. Performance atau Kinerja, merupakan suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya tugas memainkan alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari. b. Produk, merupakan penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam membuat produk teknologi dan seni 3 dimensi. Penilaian produk tidak hanya diperoleh dari hasil akhir, namun juga proses pembuatannya. c. Proyek, merupakan penilaian terhadap tugas yang mengandung investigasi dan harus diselesaikan dalam periodewaktu tertentu. Proyek juga akan memberikan informasi tentang pemahaman dan pengetahuan siswa pada pembelajaran tertentu kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan, dan kemampuan siswa untuk mengkomonikasikan informasi. d. Portofolio, merupakan penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan guru dan peserta didik untuk memantau secara terus menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu.

B. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran adalah salah satu wujud persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum mereka melakukan proses pembelajaran. Merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, merencanakan dan melaksanakan penilaian merupakan kompetensi pedagogik yang harus dimiliki dan dikuasai oleh guru. hasil dari kompetensi tersebut adalah kemampuan guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran kemudian mengimplementasikannya di dalam kelas. Menurut Peraturan Pemerintah PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasion al Pendidikan Pasal 20, “ Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Berdasarkan hukum diatas, pengembangan perangkat pembelajaran dibatasi pada pengembangan silabus dan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Jadi untuk mewujudkan hasilnya kompetensinya tergantung dari keyakinan dan kemampuan guru. Pada penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran. Dalam pengembangan produk ini peneliti mengikuti prosedur penelitian pengembangan antara Kemp dan langkah penelitian pengembangan Borg dan Gall. Menurut Kemp 1994 dalam buku Trianto 2010: 81 pengembangan merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat dapat dimulai dari titik manapun di dalam siklus tersebut. Pengembangan perangkat model Kemp memberi kesempatan kepada para pengembangan untuk dapat memulai dari komponen manapun. Berikut model pengembangan perangkat pembelajaran Kemp : Gambar 1. Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp Secara umum pengembangan perangkat pembelajaran dengan model Kemp meliputi beberapa hal yaitu: a. Identifikasi Masalah Pembelajaran Instructional Problems Tahap ini bertujuan utnuk mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan kurikulum dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, baik dalam model, pendekatan, metode, teknik, maupun strategi yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Bahan kajian, pokok bahasan atau materi yang dikembangkan, selanjutnya dapat disusun dengan cara pembelajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam kurikulum. b. Analisis siswa Learning Characteristics Tahap ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakter peserta didik meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman secara individu ataupun kelompok. Hasil dari analisis peserta didik dapat dijadikan acuan untuk menyiapkan perangkat pembelajaran. Analisis tersebut antara lain: 1 Tingkah Laku Awal Peserta didik, menurut Kardi dalam Trianto 2010: 83 mengatakan bahwa perlunya mengidentifikasi keterampilan peserta didik sebelum melaksanakan proses pembelajaran. 2 Karakteristik Peserta didik, menurut Ibrahim dalam Trianto 2010: 83 analisis peserta didik sangat penting dilakukan seperti dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman peserta didik baik dalam perseorangan ataupun dalam kelompok. Analisis peserta didik meliuti karakteristik seperti kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadapat mata pelajaran, pengalaman, keterampilan psikomotor, kemampuan berkerja sama, keterampilan sosial dan lainnya. c. Analisis Tugas Task Analysis Kemp mengatakan dalam Trianto 2010: 83 bahwa analisis tugas merupakan kumpulan dari langkah untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis tugas bertujuan untuk mengetahui dan menentukan model pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Analisis tugas tidak lain dengan analisis isi pelajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penugasan tentang tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPPTH dan Lembar Kegiatan Siswa LKS. d. Merumuskan Indikator Intructional Objectives Indikator merupakan tujuan pembelajaran yang didapatkan darihasil analisis tujuan. Tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengkonversikan analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran khusu yang lebih operasional. Indikator yang dirumuskan berfungsi sebagai alat untuk merancang kegiatan pembelajaran, kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi haisl belajar peserta didik, dan sebagai panduan dalam belajar untuk peserta didik. e. Uratan Isi Content Sequencing Menurut Kemp 2011: 16-17 urutan isi ditentukan berdasarkan tingkat kesulitan untuk membantu siswa memahami pelajaran. f. Strategi Pembelajaran Instructional Strategy Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Kegiatan yang dilakukan yaitu memilih model, pendekatan, metode, pemilihan format, yang diyakini dapat memberikan pengalaman yang berguna dalam pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan. g. Cara penyampaian Pesan atau Isi Pembelajaran Instructional Delivery Menurut Kemp 2011: 16-17 menentuan gambar atau media yang digunakan dalam pembelajaran dapat membantu siswa memahami pengetahuan tersebut. h. Penyusunan Instrumen Evaluasi Evaluation Instrument Penyusunan hasil belajar merupakan alat penilaian yang digunakan untuk mengukur ketuntasa indikator dan pengusaan peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung. Kriteria penilaian yang dilakukan adalah penilaian acuan patokan, sehingga instrumen yang dikembangkan harus dapat mengukur ketuntasan pencapaian tujuan pembelajaran yang khusu telah dirumuskan. Menilai hasil belajar merupakan unsur terakhir dalam proses perancangan pembelajaran. i. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran Instructional Resourche Pemilihan media dan sumber pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil analisis tujuanm analisi karakteristik siswa dan analisis tugas. Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan media dan sumber pembelajaran yang digunakan. Pemilihan sumber pembelajaran dengan baik maka tujuan pembelajaran dapat tercapai seperti dapat memotivasi peserta didik dengan cara menarik dan menstimulasi perhatina pda materi pembelajaran, melibatkan peserta didik, menjelaskan dan menggambarkan isi materi pelajaran dan keterampilan kinerja, membantu pembentukan sikap dan pengembangan rasa menghargai apresiasi, serta dapat memberi kesempatan untuk menganalisis sendiri kinerja perorangan. j. Pelayanan Pendukung Support Services Pelayanan pendukung sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan subtansi pengembangan perangkat, tetapi sangat menentukan keberhasilan dalam pengembangan perangkat. Dalam proses pengembangan perangkat diperlukan kebijakan sekolah, guru, mitra, tata usaha, tenaga terkait serta layanan laboratorium dan perlusatakan. Selain itu anggaran, fasilitas, bahan, perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, jadwal penyelesaian tahapan perencanaan dan pengembangan juga dibutuhkan. k. Evaluasi formatif Formative Evaluasi formatif merupakan bagian yang penting dari proses perancangan pembelajaran dan berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar. Evaluasi formatif dilakukan selama pengembangan dan