Perhatian Orangtua TINJAUAN PUSTAKA

membayar biaya bantuan pendidikan, orangtua berhak mendapatkan jaminan bahwa anaknya dididik secara sungguh-sungguh di sekolah. Dapat juga dilakukan melalui komite sekolah, orangtua dapat mengkomunikasikan permasalahan-permasalahan yang terjadi di sekolah bersama komponen yang lain, sehingga sekolah akhirnya dapat benar-benar menjalankan fungsinya dalam memegang amanah dari para orangtua mendidik anak-anak kita sebaik-baiknya untuk mempersiapkan masa depannya. Tersedia: http:edukasi.kompasiana.com20110526perhatian-orangtua- terhadap-pendidikan-anak-untuk-program-wajar-9-tahun 13 April 2012. 3. Prinsip Perhatian Slameto 2010:106-107, mengemukakan beberapa prinsip penting yang berkaitan dengan perhatian yaitu: a. Perhatian seseorang tertuju atau diarahkan pada hal-hal yang baru, hal-hal yang berlawanan dengan pengalaman yang baru saja diperoleh atau dengan pengalaman yang didapat selama hidupnya. b. Perhatian seseorang tertuju dan tetap berada dan diarahkan atau tertuju pada hal-hal yang dianggap rumit, selama kerumitan tersebut tidak melampaui batas kemampuan orang tersebut. c. Orang mengarahkan perhatiannya pada hal-hal yang dikehendakinya, yaitu hal-hal yang sesuai dengan minat, pengalaman dan kebutuhannya. Kegiatan belajar siswa berlangsung di sekolah, tetapi yang lebih utama sebenarnya kegiatan proses belajar siswa berlangsung di rumah. Di rumah tersebut, siswa lebih banyak berinteraksi dengan para anggota keluarga terutama dengan orangtua. Secara otomatis, orangtua pasti memberikan perhatian kepada anaknya terhadap segala kebutuhan anaknya yaitu pendidikannya. Orangtua menyerahkan anaknya kepada pihak sekolah agar si anak dapat menimba ilmu pengetahuan dan mencapai prestasi belajar yang optimal di sekolahnya. Tetapi pihak sekolah tidak sepenuhnya mengontrol si anak apabila si anak berada di luar sekolah. Disinilah peranan orangtua sangat penting. Perhatian orangtua haruslah maksimal jika si anak berada di rumah. Orangtua dapat memberikan perhatiannya kepada si anak melalui pengawasan jam belajar anak, menyediakan fasilitas belajar anak, dan membimbing anak.

B. Minat Belajar

1. Pengertian Minat Mulyasa 2003:39, minat adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan. Winkel 1984:25, menyebutkan minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Fudyartanta 2002:36, minat adalah kesadaran seseorang bahwa sesuatu objek, seseorang, suatu soal, atau situasi mengandung sangkutpaut dengan dirinya. Mappiare 1982:62, berpendapat timbulnya minat berasal dari harapan. Sebab minat terdiri dari perasaan, prasangka, atau kecenderungan untuk mengarahkan individu pada suatu pilihan. Hal ini berarti minat seseorang akan timbul jika seseorang memiliki rasa senang, mempunyai harapan terhadap objek, memiliki pandangan terhadap dirinya dan ada kecenderungan untuk melakukan kegiatan yang mendukung. Suhirin 1980:12, minat adalah kecenderungan dalam individu untuk tertarik pada suatu objek atau mengenai suatu objek. Dengan demikian tidaklah mengherankan apabila siswa lebih dekat dengan mata pelajaran yang diminati, karena rasa tertarik tersebut, kemauan atau keinginan untuk dekat dan menekuni timbul dari dalam dirinya sendiri. Crow and Crow 1980:304, minat bisa berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong kita untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, atau kegiatan ataupun bisa sebagai pengalaman efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Slameto 2010:180, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. The Liang Gie 1984:28, minat berarti sibuk, tertarik sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu. 2. Pengertian Belajar Hamalik Oemar, belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Tersedia: http:www.informasiku.com201012minat-belajar-untuk- meningkatkan.html 13 April 2012. Menurut Gagne, belajar didefinisikan sebagai proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Menurut James O.Wittaker, “learning may be defined as the process by which behavior organites or is altered through training or experience”. Belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Tersedia: http:www.informasiku.com201012minat-belajar-untuk- meningkatkan.html 13 April 2012. Menurut Howard L. Kingsley, “learning is the process by which behavior in the broader sense I was organited or changed through practice or training”. Belajar adalah proses dimana tingkahlaku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Tersedia: http:www.informasiku.com201012minat-belajar-untuk- meningkatkan.html 13 April 2012. Leflon 1991 menyatakan bahwa learning as a relatively permanent change in the organism that occurs as a result of experience, this change is often seen in overt or observed behavior, but not always . Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa belajar adalah terjadinya perubahan perilaku dalam diri organisme yang bersifat relatif permanen sebagai hasil dari pengalaman. Tersedia: http:www.informasiku.com201012minat-belajar-untuk- meningkatkan.html 13 April 2012. 3. Strategi Belajar Menurut Setyaningsih, siswa dalam belajar memiliki srategi belajar yang berbeda, demikian pula dalam mengikuti pelajaran. Agar dalam mengikuti pelajaran dapat konsentrasi dengan baik, ada beberapa cara yang harus diperhatikan: a. Niat Niat adalah asas, pokok dan pondasi untuk langkah-langkah berikutnya. b. Kemauan yang kuat Kemauan adalah modal yang sangat penting dalam belajar, hal ini bersamaan dengan usaha yang keras, perjuangan yang gigih, penuh semangat dan pantang menyerah menghadapi berbagai kesulitan dan rintangan. c. Perhatian Perhatian yaitu mengfungsikan alat pendengaran sebaik mungkin sehingga dapat mendengarkan uraian dan materi yang diberikan oleh bapak atau ibu guru. d. Konsentrasi Konsentrasi yaitu pemusatan pikiran pada inti masalah saja, lainnya tidak. Dalam hal ini, seorang pelajar dalam belajar harus bisa memusatkan perhatiannya pada masalah pelajaran yang sedang dihadapi. e. Appersepsi Untuk dapat mengikuti pelajaran dengan baik siswa harus membaca atau mengulangi pelajaran yang pernah diberikan sebelumnya, membaca bab berikutnya, membaca sumber lain supaya dapat mengikuti pelajaran dengan mudah. f. Catatan Catatan merupakan tali pengikat agar supaya tidak lupa, maka catatan harus lengkap, bersih, rapi, terang,jelas dan mudah dibaca. g. Bertanya Siswa harus berani bertanya hal-hal yang belum jelas baik kepada guru, teman ataupun orang lain sehingga menjadi paham, mengerti dan tidak sesat. Tersedia: http:ningsihsetya99.wordpress.comcategorycara-mengikuti- pelajaran-di-kelas 28 Agustus 2012. 4. Kondisi Belajar Menurut Drs. Zuldafrial, M.Si, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh guru untuk menciptakan kondisi belajar yang kondusif antara lain: a. Memberikan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yang cepat dalam melakukan tugas pembelajaran. Dalam sistem pembelajaran kelasikal, sebagian peserta didik akan sulit untuk mengikuti pembelajaran secara optimal dan menuntut peran ekstra guru untuk memberikan pembelajaran remedial. b. Memberikan pembelajaran remedial bagi para peserta didik yang kurang berprestasi, atau berprestasi rendah. Dalam sistem pembelajaran klasikal, sebagian peserta didik akan sulit untuk mengikuti pelajaran secara optimal. Dan menuntut peran serta guru untuk memberikan pembelajaran remedial. c. Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman, dan aman bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik, serta pengelolaan kelas yang tepat, efektif dan efisien. d. Menciptakan kerja sama saling menghargai, baik antar peserta didik maupun antara peserta didik dengan guru dan pengelola pembelajaran lain. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap peserta didik memiliki kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengemukakan pandangannya tanpa ada rasa takut mendapatkan sangsi atau dipermalukan. e. Melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan belajar dan pembelajaran. Dalam hal ini guru harus mampu memposisikan diri sebagai pembimbing dan manusia sumber. Sekali-kali cobalah untuk melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan pembelajaran,