Lingkungan Belajar Siswa TINJAUAN PUSTAKA

3. Beberapa Faktor Lingkungan Keluarga Menurut Salzmann, ada beberapa faktor keluarga yang dapat digolongkan menjadi lima golongan, yaitu: a. Cara mendidik anak Setiap keluarga mempunyai spesifikasi dalam mendidik. Ada keluarga yang cara mendidik anak secara diktator militer, ada yang demokratis dimana pendapat anak diterima oleh orangtua. Tetapi ada juga keluarga yang acuh dengan pendapat setiap anggota keluarga. b. Hubungan orangtua dan anak Ada keluarga yang hubungan anak dan orangtua dekat sekali sehingga anak tidak mau lepas dari orangtuanya. Bahkan ke sekolah pun susah. Ia takut terjadi sesuatu dengan orangtuanya. Pada anak- anak yang berasal dari hubungan keluarga demikian kadang-kadang mengakibatkan anak menjadi tergantung. c. Sikap orangtua Hal ini tidak dapat dihindari, karena secara tidak langsung anak adalah gambaran dari orangtuanya. Jadi sikap orangtua menjadi contoh bagi anak. d. Ekonomi keluarga Faktor ekonomi sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan rumah tangga. Keharmonisan hubungan antara orangtua dan anak kadang-kadang tidak dapat terlepas dari faktor ekonomi. Begitu pula faktor keberhasilan seseorang. Pada keluarga yang ekonominya kurang mungkin dapat menyebabkan anak kekurangan gizi, kebutuhan-kebutuhan anak mungkin tidak dapat terpenuhi. Selain itu ekonomi yang kurang menyebabkan suasana rumah menjadi muram dan gairah untuk belajar tidak ada. Tetapi hal ini tidak mutlak demikian. Kadang-kadang kesulitan ekonomi bisa menjadi pendorong anak untuk lebih berhasil, sebaliknya bukan berarti pula ekonomi yang berlebihan tidak akan menyebabkan kesulitan belajar. Pada ekonomi yang berlebihan anak mungkin akan selalu dipenuhi semua kebutuhannya, sehingga perhatian anak terhadap pelajaran-pelajaran sekolah akan berkurang karena anak terlalu banyak bersenang-senang, misalnya dengan permainan yang beranekaragam atau pergi ke tempat-tempat hiburan dan lain-lain. e. Suasana dalam keluarga Suasana rumah juga berpengaruh dalam membantu belajar anak. Apabila suasana rumah itu selalu gaduh, tegang, sering ribut dan bertengkar, akibatnya anak tidak dapat belajar dengan baik, karena belajar membutuhkan ketenangan dan konsentrasi. Tersedia: http:www.orangtua.org20110418pengaruh-lingkungan-keluarga- terhadap-prestasi-belajar-anak 30 Agustus 2012. 4. Beberapa Pengaruh dari Faktor Lingkungan Masyarakat Adit azizi berpendapat bahwa faktor masyarakat di lingkungan tempat tinggal siswa merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat, antara lain: a. Kegiatan Siswa dalam Masyarakat Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi siswa perlu membatasi kegiatan masyarakat yang diikutinya, kalau perlu memilih kegiatan yang mendukung belajarnya. b. Mass Media Yang termasuk dalam mass media adalah radio, TV, surat kabar, buku-buku, dan lain-lain. Semuanya itu ada dan beredar dalam masyarakat. Mass media memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap prestasi belajar siswa. Sebaliknya mass media yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap prestasi belajar siswa. c. Teman Bergaul Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga. d. Bentuk Kehidupan Masyarakat Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada anak siswa yang berada di situ. Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang-orang yang terpelajar yang baik-baik, mereka mendidik dan menyekolahkan anaknya akan membawa pengaruh yang baik bagi siswa. Pengaruh itu akan mendorong siswa untuk belajar lebih giat lagi. Tersedia: http:aditazizi.blogspot.com201106pengaruh-lingkungan-belajar- terhadap.html 30 agustus 2012. 5. Cara Guru Memberikan Motivasi Belajar Siswa di Kelas Menurut M. Sobry Sutikno, ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut: a. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik. Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siwa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar. b. Hadiah Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. c. Saingan Kompetisi Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya. d. Pujian Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun. e. Hukuman Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. f. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar. Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik. g. Membentuk kebiasaan belajar yang baik. h. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok. i. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tersedia: http:blog.binadarma.ac.idmuhammadinah?p=119 30 Agustus 2012. 6. Kriteria Lingkungan Sekolah yang Menunjang Prestasi Belajar Siswa Dra. I. Mufidah, M.Pd berpendapat ada beberapa kriteria lingkungan sekolah yang menunjang prestasi belajar siswa yaitu: a. Sekolah yang sehat adalah sekolah yang memiliki halaman luas Halaman sekolah dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan prestasi siswa dalam bidang olahraga atau pun ekstrakurikuler. Selain itu, halaman sekolah dapat dijadikan sebagai sarana belajar outdor dan tempat refresing siswa. b. Halaman sekolah yang rindang Halaman sekolah yang rindang, dapat dimanfaatkan sebagai sarana belajar secara langsung outdor. Guru kreatif akan memanfaatkan lahan sebagai sarana belajar siswa secara langsung. Dengan belajar secara langsung, siswa akan mendapatkan pengalaman belajar. c. Sistem sanitasi yang baik Sistem sanitasi yang baik adalah syarat terpenting sebuah lingkungan layak huni. Dengan sistem sanitasi yang bersih, maka seluruh warga sekolah akan dapat lebih tenang dalam mengadakan proses belajar mengajar. Selain itu diperlukan juga sistem sumur resapan air untuk mengaliri air hujan agar tidak menjadi genangan air yang dapat menjadikan kotor lingkungan sekolah, atau bahkan membahayakan apabila didiami oleh jentik-jentik nyamuk. d. Bangunan sekolah yang kokoh Bangunan sekolah yang kokoh akan membuat siswa merasa tenang dalam belajar. Seperti yang sering kita lihat di TV, akhir-akhir ini banyak bangunan siswa yang roboh. Baik karena usia ataupun karena kualitas bangunan yang kurang bagus. Tentunya kondisi gedung sekolah membawa dampak negatif bagi siswa. Siswa tidak akan tenang dalam belajar. Selain itu, sekolah yang bagus adalah sekolah yang dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang menunjang, di antaranya adalah laboratorium dan multimedia. Dengan tersedianya hal tersebut, siswa akan bersemangat belajar. Dengan demikian prestasi belajar di sekolah tidak hanya dipengaruhi oleh bagaimana anak-anak giat belajar dan dapat memahami pelajaran di sekolah, tapi juga kondisi lingkungan sekolahnya yang mendukung. Lingkungan sekolah yang nyaman dan bersih dapat mendukung tumbuh kembang anak secara optimal, anak-anak menjadi lebih sehat dan dapat berpikir secara jernih, sehingga dapat menjadi anak- anak yang cerdas dan kelak menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Tersedia: http:guru- indonesia.netforumforum_topik_isi-135.html 30 agustus 2012.

D. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1990:700, adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar adalah suatu hasil usaha yang telah dicapai oleh siswa yang mengadakan suatu kegiatan belajar di sekolah dan usaha yang dapat menghasilkan perubahan pengetahuan, sikap dan tingkah laku. Hasil perubahan tersebut diwujudkan dengan nilai atau skor Winkel, 2005:532. Menurut Hamalik 1989:4, prestasi belajar adalah hal-hal yang telah dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan prestasi, merupakan sangat dibutuhkan seseorang untuk mengetahui kemampuan setelah melakukan kegiatan bersifat belajar. Muhibbin Syah 2004:141, prestasi belajar adalah setiap macam kegiatan belajar yang menghasilkan suatu perubahan yang khas yaitu hasil belajar. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Koesno 1982:2-7, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: a. Faktor kemampuan belajar siswa meliputi bakat, usia, dan intelegensi. b. Faktor kondisi belajar siswa meliputi faktor internal motivasi, sikap, minat dan faktor eksternal orangtua, lingkungan, masyarakat, guru, metode mengajar, kurikulum, dan media pendidikan. c. Faktor usaha belajar meliputi frekuensi belajar, cara belajar.

E. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian Maria E.B. 2005, yang berjudul Hubungan Antara Lingkungan Belajar Siswa, Dorongan Orangtua, dan Minat Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa studi kasus siswa kelas II SMU Bopkri 2 Yogyakarta, menyimpulkan bahwa 1 lingkungan belajar siswa berhubungan positif dengan prestasi belajar siswa ditunjukkan dari hasil analisis korelasi bahwa nilai r 0,408 dan uji hipotesis menunjukkan hubungan tersebut signifikan karena t hitung 3,765 t tabel 1,667, 2 minat belajar siswa adanya hubungan yang positif dengan prestasi belajar siswa ditunjukkan dari hasil analisis korelasi bahwa nilai r 0,369 dan uji hipotesis menunjukkan hubungan tersebut signifikan karena t hitung 3,345 t tabel 1,667. Penelitian Christina Y.P 2006 yang berjudul Hubungan Antara Perhatian Orangtua, Minat Belajar Siswa, Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi Akuntansi studi kasus SMA PGRI 2 Gemolong, menyimpulkan bahwa 1 perhatian orangtua berhubungan positif dengan prestasi belajar siswa hal ini didukung dari hasil perhitungan r xy 0,414 t tabel 0,195 dan hasil perhitungan t hitung 3,710 t tabel 2,625, 2 minat belajar siswa berhubungan positif dengan prestasi belajar siswa hal ini didukung dari hasil perhitungan r xy 0,306 t tabel 0,195 dan hasil perhitungan t hitung 2,972 t tabel 2,625 hal ini didukung dari hasil perhitungan r xy 0,414 t tabel 0,195 dan hasil perhitungan t hitung 2,972 t tabel 2,625. Penelitian Alfonsa Mintarti 2003, yang berjudul Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Lingkungan Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Ekonomi studi kasus pada SMU Sang Timur, menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar siswa dengan prestasi belajar ekonomi. Dengan hasil penelitiannya sebagai berikut: 1 Lingkungan Belajar Keluarga dengan Prestasi Belajar Ekonomi ═ r 0,495 dan p 0,012, 2 Lingkungan Belajar Sekolah dengan Prestasi Belajar Ekonomi ═ r 0,528 dan p 0,010, 3 Lingkungan Belajar Masyarakat dengan Prestasi Belajar Ekonomi ═ r 0,348 dan p 0,028. Penelitian Agata Nurwantari yang berjudul Hubungan Antara Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, dan Perhatian Orangtua terhadap Prestasi Belajar Siswa studi kasus SMK Tamansiswa Nanggulan kelas II jurusan Akuntansi menyimpulkan bahwa adanya hubungan positif antara perhatian orangtua terhadap prestasi belajar siswa kelas II, hal ini ditunjukkan dari hasil analisis korelasi nilai r sebesar 0,424 lebih besar dari nol. Uji hipotesis menunjukkan hubungan tersebut signifikan karena t hitung 5,831 t tabel 1,67. Dalam penelitian Theresia Trisusanti 2003 yang berjudul Pengaruh Bimbingan Guru di Kelas, Minat Belajar, dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi studi kasus siswa kelas II Akuntansi siswa SMK Katolik Klaten menyimpulkan bahwa minat belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar akuntansi siswa pada taraf signifikansi 5 t hitung 2,475 t tabel 1,665 dengan SE sebesar 13,648.

F. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh Perhatian Orangtua terhadap Prestasi Belajar Siswa Perhatian orangtua dalam pencapaian prestasi belajar siswa sangat penting peranannya. Perhatian adalah pemusatan energi psikis yang tertuju kepada suatu objek atau dapat dikatakan sebagai banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas. Sebagai wujud perhatian, orangtua harus memahami apa yang menjadi kebutuhan anak siswa. Kegiatan belajar yang mendapat perhatian intensif akan menghasilkan pencapaian prestasi belajar yang tinggi. Oleh karena itu perhatian intensif dari orangtua sangat penting dalam pencapaian prestasi belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perhatian orangtua sangat berpengaruh dalam pencapaian prestasi belajar anaknya siswa yang sifatnya mendukung dalam kegiatan belajar anak. 2. Pengaruh Minat Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa Minat belajar merupakan keinginan siswa untuk mengetahui sesuatu hal. Secara sederhana minat adalah kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu hal. Siswa yang mempunyai rasa suka terhadap suatu pelajaran maka minat akan muncul dengan sendirinya. Pengaruh minat terhadap prestasi belajar adalah siswa yang memiliki minat belajar tinggi dan kesempatan untuk melakukan kegiatan belajar sebaik-baiknya akan menghasilkan prestasi belajar maksimal, tetapi jika minat belajar siswa rendah maka prestasi belajar yang akan dicapai juga rendah. 3. Pengaruh Lingkungan Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa Siswa hidup di dalam masyarakat berarti hal ini siswa adalah bagian dari masyarakat. Siswa perlu menjalin hubungan dengan masyarakat di sekitarnya. Dalam menjalin hubungan dengan masyarakat perlu dijaga jangan sampai bergaul dengan teman yang buruk tidak baik pergaulannya. Siswa yang hidup di lingkungan kumuh, serba kekurangan, dan terdapat anak-anak pengangguran dapat mempengaruhi aktivitas belajar mereka misalnya anak dapat melupakan tugasnya sebagai pelajar. Sebaliknya siswa yang hidup di lingkungan masyarakat anak-anak yang rajin belajar dapat menjadi daya dorong si anak untuk rajin belajar.

G. Perumusan Hipotesis

1. Perumusan hipotesis pertama Ho: Tidak ada pengaruh antara perhatian orangtua terhadap prestasi belajar siswa. Ha: Ada pengaruh antara perhatian orangtua terhadap prestasi belajar siswa. 2. Perumusan hipotesis kedua Ho: Tidak ada pengaruh antara minat belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa. Ha: Ada pengaruh antara minat belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa. 3. Perumusan hipotesis ketiga Ho: Tidak ada pengaruh antara lingkungan belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa. Ha: Ada pengaruh antara lingkungan belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa.