Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari tujuh bagian, yaitu latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan spesifikasi produk yang dikembangkan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik, pengendalian diri UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003. Oleh karena itu pendidikan sangat penting untuk ditanamkan sejak dini, supaya peserta didik dapat menghadapi permasalahan yang dihadapi. Dalam pendidikan terdapat berbagai mata pelajaran yang diberikan untuk peserta didik, salah satu mata pelajaran yang dapat diterapkan di dalam pembelajaran adalah Ilmu Pengetahuan Alam IPA. Ilmu Pengetahuan Alam IPA adalah pengetahuan yang di dalamnya berupa metode atau cara yang digunakan untuk mengamati seluruh alam semesta Samatowa 2016:3. Mata pelajaran IPA khususnya di sekolah dasar yang menggunakan kurikulum 2013, maka IPA akan terintegrasi di dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam pembelajaran IPA salah satunya membahas tentang lingkungan. Lingkungan adalah semua benda, daya, dan kondisi yang terdapat dalam suatu tempat atau ruang tempat manusia atau makhluk hidup berada dan dapat mempengaruhi hidupnya Siahaan 2004:4. Lingkungan sangat mempengaruhi kehidupan manusia karena lingkungan tidak hanya digunakan sebagai tempat untuk beraktivitas, tetapi lingkungan juga sangat berperan dalam berbagai aktivitas manusia. Selain itu manusia dapat memperoleh manfaat yang dapat digunakan dalam kehidupan. Manusia dan lingkungan akan berinteraksi secara terus menerus. Kondisi lingkungan akan dipengaruhi oleh perilaku manusia. Perilaku manusia akan mempengaruhi kondisi lingkungan. Dengan demikian, manusia seharusnya mampu memelihara lingkungan. Memelihara lingkungan dapat diawali dari dalam diri yaitu dengan sikap peduli lingkungan dari diri pribadi setiap manusia. Sikap peduli lingkungan adalah sikap yang selalu berusaha untuk mencegah aktivitas-aktivitas yang dapat berdampak pada kerusakan lingkungan Wibowo dalam Kurniawan:2013.41. Sikap peduli terhadap lingkungan seharusnya dimiliki oleh setiap pribadi manusia, namun dilihat dari kenyataan bahwa banyak masyarakat yang masih kurang memiliki sikap peduli terhadap lingkungan. Terlihat terjadi berbagai kerusakan di lingkungan akibat ekosistem yang tidak seimbang. Ekosistem yang tidak seimbang terjadi karena manusia memiliki kebiasaan-kebiasaan kurang baik yang terus menerus dilakukan. Salah satu penyebab kerusakan lingkungan adalah masyarakat cenderung mengeksploitasi alam untuk kepentingannya tanpa memperhatikan kelestarian. Selain itu masyarakat juga kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan, masyarakat dengan mudahnya membuang sampah sembarangan sehingga sampah terus menumpuk dan mengakibatkan banjir. Kurangnya sikap kepedulian juga terlihat pada peserta didik kelas III Eksistensial SD Joannes Bosco Yogyakarta. Dari hasil wawancara kepala sekolah dan guru kelas III Eksistensial, peserta didik tidak memiliki kegiatan khusus dalam aksi kegiatan lingkungan. Berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan oleh peneliti kepada 24 peserta didik kelas III Eksistensial, terlihat bahwa peserta didik perlu ditanamkan sikap peduli lingkungan. Sedangkan dari observasi terlihat bahwa sebagian peserta didik membuang sampah tidak pada tempatnya, padahal pihak sekolah sudah menyediakan tempat sampah di dalam dan di luar kelas. Sebagian peserta didik juga masih merusak tanaman. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa peserta didik kelas III Eksistensial SD Joannes Bosco Yogyakarta masih kurang baik dalam sikap peduli terhadap lingkungan. Peserta didik perlu diajak untuk melakukan aksi nyata, supaya peserta didik memiliki sikap peduli terhadap lingkungan. Dari uraian di atas, peneliti menawarkan solusi untuk menanamkan sikap peduli lingkungan dengan menggunakan pendidikan emansipatoris. Pelaksanaan pendidikan emansipatoris dalam proses pembelajaran selalu menekankan humanisasi yaitu memberdayakan peserta didik supaya peserta didik tidak hanya sebagai penerima yang dianggap sebagai objek namun peserta didik menjadi subjek yang mencari pengetahuannya sendiri. Pembelajaran yang berbasis pendidikan emansipatoris juga akan meningkatkan relasi antar peserta didik, menghargai pendapat orang lain, dan mengetahui permasalahan yang ada di lingkungan sekitar. Oleh, karena itu pembelajaran perlu untuk dikembangkan supaya peserta didik memiliki kesadaran kritis terhadap lingkungan. Peneliti akan mengembangkan Modul IPA berbasis Pendidikan Emansipatoris untuk peserta didik kelas III Eksistensial. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: “PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA KELAS III EKSISTENSIAL SEKOLAH DASAR BERBASIS PENDIDIKAN EMANSIPATORIS UNTUK MENANAMKAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN”.

1.2 Batasan Masalah