j Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.
2 Kompetensi Kepribadian
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian
adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.19 tahun 2007, kompetensi kepribadian guru meliputi:
a Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan
kebudayaan nasional Indonesia. b
Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
c Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif,
dan berwibawa d
Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
e Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
3 Kompetensi Profesional
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir c dikemukan bahwa kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
Ruang lingkup kompetensi profesional guru adalah sebagai berikut: a
Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya
b Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf
perkembangan peserta didik c
Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya
d Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi e
Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan
f Mampu mengorganisasi dan melaksanakan program pembelajaran
4 Kompetensi Sosial
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir d dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah
kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tuawali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Hal tersebut diuraikan lebih lanjut dalam RPP tentang Guru, bahwa
kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat, yang sekurang-kurangnya memiliki potensi untuk:
a Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat b Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional
c Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, dan orang tuawali peserta didik d
Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar
3. Sertifikasi Guru
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2007 Pasal 1, sertifikasi guru dalam jabatan adalah proses
pemberian sertifikasi pendidik untuk guru dalam jabatan. Dijelaskan lebih lanjut dalam pedoman sertifikasi dalam jabatan bahwa yang mengikuti
sertifikasi adalah yang telah memenuhi persyaratan kualifikasi akademik minimal bervariasi maka juga perlu mempertimbangkan 1 masa
kerjapengalaman mengajar, 2 usia, 3 pangkatgolongan bagi PNS, 4 beban mengajar, 5 jabatantugas tambahan dan 6 prestasi kerja.
Penyelenggaraan sertifikasi ini telah ditetapkan oleh pemerintah, yaitu oleh Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan program pengadaan tenaga
kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah. Dalam buku pedoman sertifikasi guru dalam jabatan dijelaskan
bahwa pelaksanaan sertifikasi guru melibatkan berbagai institusi, maka untuk standarisasi kualitas proses dan hasil sertifikasi guru diperlukan institusi
berbentuk konsorsium, yakni Konsorsium Sertifikasi Guru KSG. Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.056P2007, keanggotaan
KSG terdiri atas berbagai institusi yang terkait dengan penyelenggaraan sertifikasi guru tersebut sebagai berikut :
1. Direktur Jenderal Pendidik Tinggi Depdiknas.
2. Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan.
3. Sekretaris Jenderal Departemen Agama.
4. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
5. Rektor Universitas Pendidikan Indonesia.
6. Rektor Universitas Negeri Makasar.
7. Rektor IKIP PGRI Semarang.
8. Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.
9. Rektor Universitas Katolik Sanata Dharma.
10. Rektor Universitas Negeri Padang.
11. Dekan FKIP Universitas Palangkaraya.
Setelah sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilaksanakan, guru tersebut akan memperoleh sertifikat pendidik melalui uji kompetensi. Uji
kompetensi yang dilakukan adalah dalam bentuk portofolio. Portofolio adalah bukti fisik dokumen yang menggambarkan pengalaman berkaryaprestasi
yang dicapai dalam menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval tertentu Depdiknas, 2007:3. Komponen penilaian portofolio mencakup
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No.18 Tahun 2007 : 1.
Kualifikasi akademik. 2.
Pendidikan dan pelatihan. 3.
Pengalaman mengajar. 4.
Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. 5.
Penilaian dari atasan dan pengawas. 6.
Prestasi akademik. 7.
Karya pengembangan profesi. 8.
Keikutsertaan dalam forum ilmiah. 9.
Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial. 10.
Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Guru yang belum lulus uji kompetensi akan diberi kesempatan untuk
mengulang ujian materi pendidikan dan pelatihan yang belum lulus, sesuai dengan prosedur. Apabila sampai pengulangan penilaian guru tersebut tidak
lulus juga, maka guru tersebut wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan diklat profesi guru untuk meningkatkan kompetensi guru sesuai dengan
persyaratan sebagai guru profesional yang ditetapkan oleh undang-undang. Diklat ini akan dilaksanakan oleh perguruan tinggi yang akan ditetapkan oleh
menteri pandidikan nasional. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan profesi guru ini diakhiri dengan ujian yang mencakup ujian tulis dan ujian
kinerja praktik mengajar. Ujian tulis untuk mengungkap kompetensi profesional, sedangkan ujian praktik untuk mengungkap kompetensi
profesional, pedagogik, sosial dan kepribadian. Kompetensi pedagogik dinilai antara lain melalui dokumen kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan,
pengalaman mengajar,
perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran. Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dinilai antara lain melalui
dokumen penilaian dari atasan dan pengawas. Kompetensi profesional dinilai antara lain melalui dokumen kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan,
pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, dan prestasi akademik. Keempat kompetensi tersebut juga bisa dinilai selama
proses pelatihan berlangsung. Bagi yang lulus, kesejahteraan guru akan terjamin karena mereka
akan mendapatkan tunjangan profesi pendidik sebesar satu kali gaji pokok yang dibayarkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Banyak
harapan yang ingin diwujudkan dari program sertifikasi guru ini. Bukan hanya kesejahteraan saja yang ingin dicapai, tetapi diharapkan juga dengan adanya
sertifikasi ini ada banyak lulusan sekolah menengah yang ingin menjadi