lulus juga, maka guru tersebut wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan diklat profesi guru untuk meningkatkan kompetensi guru sesuai dengan
persyaratan sebagai guru profesional yang ditetapkan oleh undang-undang. Diklat ini akan dilaksanakan oleh perguruan tinggi yang akan ditetapkan oleh
menteri pandidikan nasional. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan profesi guru ini diakhiri dengan ujian yang mencakup ujian tulis dan ujian
kinerja praktik mengajar. Ujian tulis untuk mengungkap kompetensi profesional, sedangkan ujian praktik untuk mengungkap kompetensi
profesional, pedagogik, sosial dan kepribadian. Kompetensi pedagogik dinilai antara lain melalui dokumen kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan,
pengalaman mengajar,
perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran. Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dinilai antara lain melalui
dokumen penilaian dari atasan dan pengawas. Kompetensi profesional dinilai antara lain melalui dokumen kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan,
pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, dan prestasi akademik. Keempat kompetensi tersebut juga bisa dinilai selama
proses pelatihan berlangsung. Bagi yang lulus, kesejahteraan guru akan terjamin karena mereka
akan mendapatkan tunjangan profesi pendidik sebesar satu kali gaji pokok yang dibayarkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Banyak
harapan yang ingin diwujudkan dari program sertifikasi guru ini. Bukan hanya kesejahteraan saja yang ingin dicapai, tetapi diharapkan juga dengan adanya
sertifikasi ini ada banyak lulusan sekolah menengah yang ingin menjadi
tenaga pendidik. Kalau dulu guru dianggap pekerjaan yang sia-sia saja karena pendapatan gaji yang kecil, sekarang tidak lagi karena dengan adanya
sertifikasi akan menjamin kehidupan yang memiliki sertifikat. Tapi bukan hanya masalah materi saja kualitas guru juga diharapkan akan semakin
meningkat dan bisa mencetak manusia yang cerdas dan kompetitif. Tujuan Sertifikasi Guru:
Menurut Suyatno 2008:2, tujuan sertifikasi guru adalah sebagai berikut :
a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen
pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. b.
Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan. c.
Meningkatkan martabat guru. d.
Meningkatkan profesionalisme guru. Manfaat Sertifikasi Guru:
Menurut Suyatno 2008:2, manfaat sertifikasi guru adalah sebagai berikut :
1 Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten,
yang dapat merusak citra profesi guru. 2
Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak profesional.
3 Meningkatkan kesejahteraan guru
.
4. Bidang Studi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1982:137 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan bidang adalah segi pandangan, aspek yang
membahas suatu masalah. Sedangkan yang dimaksud dengan studi adalah pelajaran; penggunaan waktu dan pikiran untuk memperoleh ilmu
pengetahuan. Dalam kegiatan pendidikan bidang studi adalah mata pelajaran yang
diampu seorang guru dalam memberikan pengajaran di sekolah. Bidang studi seorang guru didasarkan pada ijasah akademik pendidikan terakhir guru.
5. Masa kerja
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1982:634 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan masa adalah waktu, zaman atau lama waktu
yang tertentu permulaan dan batasnya. Dan yang dimaksud kerja adalah perbuatan melakukan sesuatu. Dengan demikian masa kerja adalah lamanya
waktu untuk melakukan sesuatu, yaitu pekerjaan tersebut. Dalam bekerja ada yang dibatasi melalui kontrak dan ada yang tidak dibatasi.
Masa kerja guru adalah waktu mulai bekerjanya seorang guru. Bagi guru PNS masa kerja dihitung mulai dari diterbitkannya surat keterangan
melaksanakan tugas berdasarkan SK CPNS. Bagi guru non PNS masa kerja dihitung selama guru mengajar yang dibuktikan dengan Surat Keputusan dari
Sekolah berdasarkan surat pengangkatan dari yayasan.
6. Golongan ruang
Menurut Piet A. Sahertian 1994:15 Ruang atau pekerjaan adalah satu kelompok dari tugas-tugas atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh
pegawai bagi organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Penggolongan dari ruang seorang guru didasarkan pada ijasah pendidikan terakhir guru.
Samana 1994:80 mengungkapkan bahwa jabatan guru adalah jabatan fungsional yang perkembangan kariernya lebih didasarkan pada
disiplin kerja. Apabila disimpulkan berikut ini disajikan matriknya : No.
Jabatan Guru Pangkat dan Golongan Ruang
1. Guru Pratama
Pengatur Muda, IIa 2.
Guru Pratama Tingkat I Pengatur Muda Tingkat I,IIb
3. Guru Muda
Pengatur, IIc 4.
Guru Muda Tingkat I Pengatur Tingkat I, IId
5. Guru Madya
Penata Muda, IIIa 6.
Guru Madya Tingkat I Penata Muda Tingkat I, IIIb
7. Guru Dewasa
Penata, IIIc 8.
Guru Dewasa Tingkat I Penata Tingkat I, IIIb
9. Guru Pembina
Pembina, IVa 10
Guru Pembina Tingkat I Pembina Tingkat I, IVb
11. Guru Utama Muda
Pembina Utama Muda, IVc 12.
Guru Utama Madya Pembina Utama Madya, IVd
13. Guru Utama
Pembina Utama, IVe
B. Kerangka Berpikir 1
Profesionalisme Guru Pasca Sertifikasi Ditinjau dari Bidang Studi
Cara pandang guru terhadap profesionalisme guru pasca sertifikasi sangat dipengaruhi oleh bidang studi. Guru yang dapat mengikuti sertifikasi
adalah guru yang telah memenuhi persyaratan utama, yaitu memiliki ijasah akademik atau kualifikasi akademik minimal DII. Antara guru yang satu
dengan guru yang lain mempunyai bidang studi yang berbeda-beda sesuai dengan pendidikan formal yang ditempuh seorang guru.
Oleh karena itu, sejalan dengan pemikiran tersebut dapat diduga adanya perbedaan pandangan antara guru yang satu dengan guru yang lain
ditinjau dari bidang studinya.
2 Profesionalisme Guru Pasca Sertifikasi Ditinjau dari Masa Kerja
Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2007, sertifikasi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh
sertifikat pendidik. Uji kompetensi tersebut dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio. Guru yang lulus sertifikasi akan mendapatkan sertifikat pendidik.
Ada 10 komponen yang dimasukkan dalam komponen penilaian portofolio. Komponen tersebut adalah kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan,
pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, penilaian dari atasan, prestasi akademik, karya pengembangan profesi, keikutsertaan
dalam forum ilmiah, pengalaman berorganisasi dan penghargaan pendidikan. Mengingat banyak komponen yang harus dipenuhi, maka pada guru
yang memiliki masa kerja lama akan lebih mudah memenuhi persyaratan dibandingkan guru yang baru saja memulai karier. Dengan demikian diduga
kuat ada perbedaan pandangan guru terhadap profesionalisme guru ditinjau dari masa kerjanya. Pada guru yang memiliki masa kerja lama diduga akan
lebih memiliki cara pandang positif dibandingkan dengan guru yang baru merintis karier. Dugaan tersebut di atas semakin dikuatkan dengan besarnya
bobot penilaian portofolio pada aspek masa kerja.