Hasil Penelitian yang Relevan
                                                                                52 suatu  kegiatan  yang  berupa  siklus,  maka  untuk  selanjutnya  masing-masing
berperan  secara  berkesinambungan. Model  yang  dikemukakan Kemmis
Taggart merupakan  pengembangan  lebih  lanjut  dari  model  Kurt  Lewin. Secara mendasar tidak ada perbedaan yang prinsip antara keduanya. Model
ini  banyak  dipakai  karena  sederhana  dan  mudah  dipahami.  Rancangan Kemmis    Taggart dapat mencakup  sejumlah  siklus,  masing-masing  terdiri
dari tahap-tahap: perencanaan plan, pelaksanaan dan pengamatan act
observe,  dan  refleksi  reflect.  Tahapan-tahapan  ini  berlangsung  secara berulang-ulang,  sampai  tujuan  penelitian  tercapai. Model
John  Elliott juga merupakan  pengembangan  lebih  lanjut  dari  model  Lewin.  Elliott  mencoba
menggambarkan  secara  lebih  rinci  langkah  demi  langkah  yang  harus dilakukan  peneliti.  Ide  dasarnya  sama,  dimulai  dari  penemuan  masalah
kemudian dirancang tindakan tertentu yang dianggap mampu  memecahkan masalah tersebut, kemudian diimplementasikan, di monitor, dan selanjutnya
dilakukan tindakan berikutnya jika dianggap perlu. Dari  beberapa  model  rancangan  Penelitian  Tindakan  Kelas yang
dikemukakan oleh  para  pakar,  dipilih  salah  satu  model  yang  sesuai.  Model dipilih berdasarkan  observasi  kelas  yang  dilakukan  di  kelas  XII  OA  Jurusan
Otomotif SMK N 2 Klaten. Dari observasi tersebut diketahui karakter siswa – siswi  kelas  XII OA    Jurusan  Otomotif  menunjukkan  karakter  yang  belum
sesuai  harapan,  seperti  pada  saat  pembelajaran  ada  yang  suka  bermain handphone, ada siswa yang suka ngobrol dengan temannya pada saat guru
menjelaskan materi. Dengan karakter seperti itu akan sangat mempengaruhi motivasi  dan  hasil  belajar  siswa.  Dari  hal  tersebut,  peneliti  melakukan
53 konsultasi  dengan  guru  mata  diklat  sistem  injeksi  bahan  bakar  bensin
tentang  model  Penelitian  Tindakan  Kelas  yang  sesuai.  Setelah  dilakukan kajian  maka  dipilihlah  model  Penelitian  Tindakan  Kelas  yang  dikemukakan
oleh Kemmis dan  Mc  Taggart.    Adapun  proses  tindakannya terdiri  dari
perencanaan plan,  pelaksanaan  tindakan  act,  pengamatan  observe,
refleksi reflect hasil pengamatan, dan perubahanrevisi perencanaan untuk
pengembangan selanjutnya. 1. Perencanaan
plan Tahap  perencanaan  dimulai  dengan  penemuan  masalah  di
lapangan. Tahap ini dilakukan melalui pengamatan awal di SMK Negeri 2 Klaten  secara  keseluruhan,  yang  meliputi  pengamatan  proses
pembelajaran  di  kelas,  wawancara  serta  diskusi  dengan  guru  mata pelajaran.  Dari  hasil  pengamatan  dan  diskusi  tersebut  ditemukan
beberapa masalah yang perlu segera mendapatkan pemecahan. Masalah- masalah tersebut telah diuraikan secara jelas dalam identifikasi masalah.
Peneliti  dengan  pihak  terkait  yaitu  guru  mata  pelajaran pemeliharaan servis sistem Injeksi bahan  bakar bensin mendiskusikan rancangan yang
berisi  langkah-langkah  atau  perlakuan  yang  harus  diberikan  untuk mengatasi  masalah-masalah  tersebut.  Rencana  ini  bersifat  fleksibel  dan
terbuka terhadap
perubahan-perubahan yang
terjadi saat
pelaksanaannya. 2. Pelaksaan tindakan
act Tindakan  ini  merupakan  penerapan  dari  perencanaan  yang  telah
dibuat yang dapat berupa suatu penerapan model pembelajaran tertentu
                                            
                