51 17 Usaha tungku sekam di Kelompok Tani Hurip nantinya akan mendatangkan
keuntungan sehingga memiliki kontribusi terhadap pajak penghasilan. 18 Komponen yang mengalami perubahan merupakan komponen yang memiliki
kontribusi besar baik dalam pengeluaran maupun penerimaan. Komponen tersebut ialah input seng, gaji tenaga kerja tetap, volume produksi tungku
sekam serta harga jual tungku sekam.
4.6. Asumsi-Asumsi Dasar yang Digunakan
Beberapa asumsi yang akan digunakan dalam analisis finansial adalah sebagai berikut :
1 Tungku sekam dan sekam merupakan satu paket produk penjualan yang
dijual secara bersamaan. 2
Umur proyek yang akan digunakan adalah 10 tahun, didasarkan pada umur ekonomis bangunan tempat produksi tungku sekam.
3 Analisis kelayakan finansial hanya menghitung produk tungku sekam saja
bukan menghitung kelayakan finansial sekam dan abu gosok. 4
Modal pendanaan usaha berasal dari Tim Peneliti IPB. 5
Dilakukan dua skenario, skenario I yaitu analisis kelayakan usaha tungku sekam dengan menggunakan gerabah sebagai pelindung tungku dan skenario
II adalah kelayakan usaha tungku sekam dengan menggunakan kaleng cat sebagai pelindung tungku sekam.
6 Perhitungan akan menggunakan basis harga tetap fixed price dan penentuan
harga akan menggunakan harga yang berlaku pada periode pengambilan data pada bulan Maret 2009.
7 Tingkat discount rate yang akan digunakan adalah suku bunga deposito Bank
Rakyat Indonesia BRI yang berlaku pada periode pengambilan data pada bulan Maret 2009. Hal ini juga berkaitan dengan inflasi yang mungkin terjadi
di masa yang akan datang sehingga mempengaruhi nilai pada masa sekarang. Tingkat discount rate nantinya akan mempengaruhi tingkat produktivitas dari
investasi yang akan ditanamkan dalam usaha tungu sekam atau tingkat pengembalian internal. Maka dari itu, nilai discount rate yang digunakan
ialah 6,25 persen.
52 8
Bahan-bahan input produksi, mesin, peralatan, investasi, serta teknologi produksi akan mengacu pada proses pembuatan tungku sekam yang telah
dilakukan oleh Tim Peneliti IPB. 9
Jumlah potensi pasar usaha tungku sekam ialah sebesar 2988 calon konsumen per tahun.
10 Rencana produksi ditetapkan oleh pengelola. Untuk kedua skenario, dua tahun pertama memproduksi sebanyak 1500 unit. Skenario I, setiap dua
tahun akan meningkat 15 persen. Sedangkan pada skenario II, setiap dua tahun akan meningkat 16 persen. Perbedaan ini mengacu pada harga jual
tungku sekam pada skenario II yang lebih murah sehingga konsumen lebih memilih untuk menggunakannya.
11 Rencana penjualan sekam pada dua tahun pertama ialah 1.500 karung sekam, selanjutnya meningkat mengikuti persentase peningkatan penjualan tungku
sekam. Untuk abu gosok, pada dua tahun pertama akan dijual sebanyak 5.904 bungkus yang diambil dari desa-desa sekitar Desa Cikarawang. Kemudian
penjualannya meningkat sesuai dengan peningkatan presentase penjualan tungku sekam.
12 Biaya promosi memiliki nilai yang cukup besar pada awal pendirian usaha yaitu sebesar Rp 18.000.000. Selanjutnya, setelah produk tungku sekam
mulai dikenal dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat semakin populer, maka biaya promosi turun dengan peresentase 20 persen setiap dua tahun
sekali selama umur usaha. 13 Untuk tungku sekam skenario I harga jual sebesar Rp 120.000unit.
Sedangkan untuk skenario II harga jual sebesar Rp 115.000unit. Perbedaan harga jual dikarenakan adanya perbedaan harga input produksi yaitu gerabah
dan kaleng cat. 14 Harga jual sekam sebesar Rp 3.000karung dan abu gosok sebesar Rp
500bungkus. 15 Gaji ditetapkan oleh pengelola dengan pertimbangan dua tahun pertama
masih rendah, kemudian terdapat peningkatan setiap dua tahun sekali sampai akhir tahun analisis.
53 16 Penyusutan peralatan dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus dan
nilai sisa dihitung berdasarkan perhitungan nilai sisa dengan metode garis lurus dimana harga beli dibagi dengan umur ekonomis. Sedangkan untuk
harga tanah diasumsikan harga beli sama dengan harga jual pada akhir umur proyek.
17 Biaya yang dikeluarkan untuk usaha tungku sekam terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya
variabel. 18 Perhitungan pajak akan dilakukan melalui analisis rugi laba berdasarkan
Undang-undang no 17 tahun 2000. Apabila laba bersih 0 sampai dengan 50 juta Rupiah maka besarnya pajak yang harus dibayarkan sebesar 10 persen
dari laba bersih. Bila laba bersih diantara 50 juta Rupiah sampai 100 juta Rupiah, maka pajak yang dibayarkan sebesar 10 persen dari 50 juta Rupiah
ditambah sisa labanya dikalikan sebesar 15 persen. Bila nilai laba bersih di atas 100 juta Rupiah, maka pajak yang harus dibayarkan sejumlah 50 juta
Rupiah dikalikan 10 persen ditambah 100 juta Rupiah dikalikan 15 persen ditambah dengan sisa laba yang dicatakan dikalikan sebesar 30 persen.
19 Analisis Switching Value akan dilakukan dengan dua perubahan, yaitu peningkatan harga input operasional dan penurunan volume produksi.
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian 5.1.1. Desa Cikarawang