Jenis Data dan Sumber Data Pertimbangan-Pertimbangan dalam Menyusun Asumsi

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dipilih secara sengaja Purposive dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut telah menerima sosialisasi tungku sekam dan beberapa anggota kelompok tani pernah mengikuti pelatihan pembuatan tungku sekam yang diadakan oleh Tim Peneliti IPB. Selain itu, Desa Cikarawang merupakan salah satu daerah yang potensial untuk pengembangan tungku sekam didasarkan atas ketersediaan sekam yang cukup melimpah sebagai hasil sampingan dari penggilingan gabah di daerah tersebut. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Maret 2009.

4.2. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang terdiri dari data kualitatif dan kuantitatif. Data primer bersumber dari masyarakat dan kelompok tani di daerah penelitian. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari studi literatur dan informasi dari beberapa instansi terkait seperti BPS Kabupaten Bogor, dan referensi-referensi lainnya berupa makalah, hasil penelitian terdahulu, hasil penelitian Tim Peneliti Departemen Fisika, dan LPPM IPB, serta internet.

4.3. Metode Pengumpulan Data

Data dan informasi dikumpulkan untuk mendapatkan suatu gambaran dan berbagai keterangan yang berkaitan dengan lingkup usaha. Proses pengumpulan data menggunakan Metode Participatory Action Research, yaitu metode yang menyertakan dan melibatkan masyarakat agar kesadaran masyarakat akan potensi ekonomi di daerahnya meningkat, masyarakat dibangun motivasinya untuk memanfaatkan potensi ekonomi desanya dengan sebaik mungkin sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat, metode ini memungkinkan adanya pembelajaran bersama masyarakat dan timbulnya inisiatif masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan mereka. 39

4.3.1. Tahapan Penelitian Aksi Partisipatif

1 Sosialisasi dan Identifikasi Potensi Tujuan dari kegiatan sosialisasi adalah untuk memberitahukan maksud kedatangan mahasiswa kepada para aparat dan masyarakat Desa Cikarawang. Selain itu, mahasiswa sebagai peneliti memberikan pemahaman bahwa penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian parisipatif dalam rangka membangun potensi ekonomi Desa Cikarawang. Setelah melakukan sosialisasi, dilanjutkan dengan proses identifikasi potensi untuk mengetahui potensi-potensi apa saja yang terdapat di dalam Desa Cikarawang meliputi sumberdaya alam, sumber daya manusia dan usaha-usaha apa saja yang sedang berkembang. Proses ini dilakukan melalui wawancara dengan pihak- pihak yang terkait seperti ketua kelompok tani dan aparat desa setempat. 2 Pemilihan Kelompok Tani Tujuannya ialah untuk memilih salah satu kelompok dalam masyarakat Desa Cikarawang yang dianggap paling berpotensi dalam melakukan penelitian secara partisipatif. Berdasarkan hasil kunjungan pertama kali dan penerimaan serta kelompok terhadap peneliti, maka ditetapkan Kelompok Tani Hurip sebagai tempat untuk dilakukannya penelitian partisipatif. Proses pemilihan ini juga melalui diskusi dengan Tim Peneliti tungku sekam IPB serta arahan dari dosen pembimbing peneliti. 3 Kesepakatan dengan Kelompok Tani Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membuat kesepakatan dengan Kelompok Tani Hurip. Kesepakatan berisi tentang usaha tungku sekam yang akan menjadi salah satu unit bisnis kelompok tani. Setelah adanya kesepakatan dari kelompok, maka selanjutnya dapat dibuat suatu jadwal kegiatan atau pertemuan secara bersama-sama selama dua atau tiga bulan guna adanya pendampingan tersebut. Dengan adanya kesepakatan ini, diharapkan anggota Kelompok Tani Hurip menyetujui untuk ikut berpatisipasi dan bersama-sama berembuk untuk membahas permasalahan yang ada di kelompok. 4 Identifikasi Masalah a Visi, Misi, dan Tujuan 40 Tujuan dari kegiatan ini adalah agar dapat diketahui akan ke arah mana usaha tungku sekam dibawa atau dikembangkan. Oleh karena itu sangat perlu dibangun suatu harapan secara bersama-sama tentang usaha tersebu, karena tidak dapat dilakukan apa-apa jika tidak ada harapan yang akan dicapai. Dengan menggunakan teknik-teknik Focus Group Discussion FGD seperti merancang skenario masa depan dalam menetapkan visi, misi, dan tujuan Kelompok Tani Hurip. Skenario masa depan sangat berguna untuk situasi yang sangat kompleks dan ketidakpastian tinggi. Metode ini membantu untuk menentukan arah dan tujuan yang hendak dicapai dengan mempertimbangkan berbagai faktor ang saling mempengaruhi, kondisi sat ini dilihat dari potensi- potensi ekonomi yang ada di Desa Cikarawang, dan perkiraan kecenderungan trend masa depan. b Gambaran Kegiatan Usaha Dari kegiatan ini dapat dilihat bagaimana usaha tungku sekam selama ini telah dijalankan, terutama oleh Tim Peneliti tungku sekam IPB, yaitu Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat Institut Pertanian Bogor LPPM IPB dan Departemen Fisika, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Petanian Bogor Dept Fisika FMIPA IPB. Tujuan dilakukannya kegiatan ini agar mahasiswa dan masyarakatKelompok Tani Hurip dapat belajar secara bersama-sama apakah selama ini, usaha tersebut sudah baik atau masih kekurangan. Dengan menggunakan teknik sejarah usaha dan teknis analisis waktu pola aktivitas harian, mahasiswa dan Kelompok Tani Hurip melakukan diskusi serta pelatihan ulang terkait pembuatan dan penggunaan tungku sekam dengan dibimbing oleh Tim Peneliti tungku sekam IPB. c Perumusan Masalah Tujuan dari kegiatan ini adalah agar para masyarakatanggota Kelompok Tani Hurip dapat mengetahui secara pasti satu per satu masalah yang ada dalam usaha tungku sekam, dan juga sebagai bahan untuk menyusun suatu rencana usaha ke depan. Tahap ini merupakan tahapan yang paling penting dan menentukan. Permasalahan usaha tungku sekam yang akan 41 dijalankan oleh Kelompok Tani Hurip terlihat dari setiap aspek yang akan dibahas mulai dari aspek pasar pemasaran sampai ke aspek finansialkeuangan. d Pengumpulan Data Tahap pengumpulan data dibagi menjadi dua yaitu pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan empat metode, yaitu : i Focus Group Discussion FGD yaitu diskusi kelompok terfokus yang melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam Kelompok Tani Hurip. ii Wawancara langsung dengan obyek penelitian yaitu anggota Kelompok Tani Hurip dan para pihak yang terkait dalam penelitian. iii Future Scenario skenario masa depan. Proses penetapan visi, misi, dan tujuan Kelompok Tani Hurip, metode ini membantu untuk menentukan arah dan tujuan yang hendak dicapai dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang saling mempengaruhi, kondisi saat ini dilihat dari potensi-potensi ekonomi yang ada di Desa Cikarawang, dan perkiraan kecenderungan trend masa depan. iv Resource Mapping adalah kajian lapang bersama masyarakat unutk memetakan potensi dan mencari solusi dari permasalahan yang ada. Data sekunder diperoleh dari instansi pemertintah, lembaga penelitian, serta departemen teknis lainnya yang berkaitan dengan penelitian, seperti BPS Kabupaten Bogor, dan referensi-referensi lainnya berupa makalah, hasil penelitian terdahulu, hasil penelitian Tim Peneliti Departemen Fisika, dan LPPM IPB, serta internet. Aspek pasar dan pemasaran, data diperoleh dari wawancara ke para warga yang telah memperoleh sosialisasi tungku sekam, survey lapang ke 16 desa, dan kunjungan ke usaha sejenis, yaitu usaha tungku sekam yang selama ini dijalankan oleh Tim Peneliti IPB. Strategi pemasaran dilakukan melalui penentuan segmen pasar, penetapan pasar sasaran, dan posisi produk di pasar. Bauran pemasaran menganalisis empat unsur 42 untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran yaitu produk, harga, distribusi, dan promosi. Aspek teknis dan teknologis, data dan informasi yang diperoleh dipergunakan untuk perencanaan kapasitas produksi ekonomis dan tingkat aplikasi teknologi, proses produksi, sanitasi dan penanganan limbah, serta penentuan luas area pabrik yang dibutuhkan dalam pendirian usaha. Keterkaitan antar aktivitas dan tata letak pabrik dirancang berdasarkan informasi di atas. Aspek kelayakan organisasi diperoleh dengan menyusun rencana kontrak kerjasama usaha antara Tim Peneliti IPB dan Kelompok Tani Hurip. Dengan membuat kontrak secara bersama, maka akan diketahui kepastian status usaha tungku sekam yang merupakan usaha kemitraan. Aspek manajamen operasional meliputi perencanaan struktur organisasi, deskripsi tugas, kualifikasi kebutuhan tenaga kerja, legalitas usaha serta sistem penggajian. Aspek sosial, ekonomi dan lingkungan meliputi prediksi dampak usaha dan biaya dampak lingkungan.

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kualititatif yaitu dengan menganalisis kelayakan usaha tungku sekam dilihat dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen operasional usaha, dan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Metode analisis data secara kuantitatif dilakukan dengan menghitung kelayakan usaha ini dari dan aspek finansialnya. Kemudian hasil analisis tersebut dijelaskan secara deskriptif. Hal yang akan dilakukan berkenaan dengan aspek finansial yaitu dengan menghitung Net Present value NPV, Internal Rate Return IRR, dan Net Benefit Cost Ratio Net BC, Break Event Point BEP, Harga Pokok Produksi HPP, Payback Periode PBP, analisis Switching Value menggunakan alat bantu Microsoft Excel.

4.4.1. Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran

Pengkajian mengenai aspek pasar dilakukan dengan menganalisis permintaan, penawaran, harga, program pemasaran, pesaing dan perkiraan 43 penjualan. Melalui analisis aspek pasar ini dapat dilihat kondisi pasar yang terjadi dan dapat diperkirakan penjualan yang mungkin akan terjadi yang nantinya dibutuhkan dalam memperkirakan anggaran usaha. Analisis permintaan dan pesaing didapat dari wancara dengan anggota Kelompok Tani Hurip dan warga yang telah menggunakan tungku sekam hasil sosialisasi Tim Peneliti IPB, kemudian dibandingkan dengan tungku kompor yang sebelumnya biasa mereka pakai. Data tersebut diolah menggunakan Microsoft Excel

4.4.2. Analisis Aspek Teknis dan Teknologis

Penilaian aspek teknis dan teknologis dilakukan dengan menganalisis apakah dari segi pembangunan usaha dan implementasinya secara teknis dapat dilaksanakan, terutama dalam kemampuan tim usaha Kelompok Tani Huri dalam mengadopsi teknologi pembuatan tungku sekam dari Tim Peneliti IPB. Berdasarkan analisis ini dapat diketahui pula rancangan awal penaksiran biaya investasi dari usaha ini. Hal-hal yang perlu dianalisis dari aspek teknis antara lain: 1 Lokasi proyek, dimana usaha didirikan dengan pertimbangan lokasi dan lahan usaha 2 Skala usahaluas produksi, ditetapkan untuk mencapai suatu tingkatan skala ekonomis. 3 Mesin serta alat pembantu mesin, dengan melihat kriteria pemilihannya 4 Proses produksi dan tata letak, termasuk bangunan dan fasilitas lainnya. 5 Penyediaan bahan baku.

4.4.3. Analisis Aspek Kelayakan Organisasi

Kelayakan organisasi bertujuan untuk mengetahui kepastian anggota tim usaha atau kelompok yang akan terlibat dalam kegiatan usaha. Hal ini dibutuhkan untuk mengantisipasi adanya perpecahan diantara para anggota karena sifat usaha yang dibangun berdasarkan sistem kekeluargaan yang akhirnya hanya dikendalikan oleh satu individu saja. Aspek kelayakan organisasi memaparkan kesepakatan secara tertulis diantara pihak yang berperan dalam kegiatan usaha. Oleh karena itu, semua pihak akan membuat suatu perjanjian kerjasama yang berisi pembagian wewenang, 44 tugas dan pembagian kerja yang jelas dan tuntas serta rencana pengadaan modal kerja dan sistem pembagian keuntungan. Dengan adanya perjanjian tersebut, kelancaran usaha diharapkan dapat terlaksana.

4.4.4. Analisis Aspek Manajemen Operasional

Tujuan analisis kelayakan usaha dari aspek manajemen adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi usaha dapat direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan, sehingga pada akhirnya rencana usaha dapat dikatakan layak atau tidak layak. Hal yang perlu dianalisis dalam aspek manajemen antara lain : 1 Manajemen dalam masa pendirian usaha, yaitu prosedur perizinan usaha tungku sekam dan legalitas. 2 Manajemen dalam operasi, yaitu bentuk organisasi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan.

4.4.5. Analisis Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

Aspek ini menganalisis dampak dari pendirian usaha tungku sekam terhadap lingkungan sekitar, jika banyak benefit atau manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dan lingkungan, maka pendirian usaha tersebut memiliki dampak yang baik, sehingga dapat dinyatakan layak. Namun, bila yang terjadi sebaliknya, benefit atau manfaat yang dirasakan oleh lingkungan dan masyarakat sedikit, maka usaha tersebut dinyatakan tidak layak.

4.4.6. Analisis Aspek Finansial

Usaha tungku sekam yang akan didirikan oleh Kelompok Tani Hurip, membutuhkan investasi pada awal pendiriannya. Maka dari itu, terdapat beberapa kriteria investasi yang harus di analisa, diantaranya ialah : 1 Net Present Value NPV Net Present Value NPV suatu proyek adalah selisih antara nilai sekarang present value dari manfaat terhadap arus biaya. NPV juga dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus kas yang ditimbulkan oleh investasi. Dalam menghitung NPV dibutuhkan informasi mengenai tingkat suku bunga yang relevan. Rumus perhitungan NPV menurut Husnan 2000 adalah sebagai berikut: 45 NPV = ∑ = − + n t t t t i C B 1 Keterangan: B t = manfaat yang diperoleh setiap tahun C t = biaya yang dikeluarkan setiap tahun n = jumlah tahun i = tingkat bunga diskonto Kriteria investasi berdasarkan NPV yaitu, jika nilai NPV 0, maka proyek tersebut dinyatakan menguntungkan dan dapat dilaksanakan. Jika NPV 0, maka proyek tersebut tidak menghasilkan nilai biaya yang dipergunakan, atau dengan kata lain proyek tersebut merugikan dan sebaiknya tidak dilaksanakan. Misalkan usaha tungku sekam menghasilkan nilai NPV sebesar Rp 100.000.000, maka manfaat bersih yang diperoleh dari proyek tersebut selama umur proyek terhadap tingkat diskon discount rate yang berlaku ialah sebesar Rp 100.000.000;. 2 Internal Rate of Return IRR IRR yaitu tingkat rata-rata keuntungan intern tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen. Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan. Rumus IRR menurut Husnan 2000 yaitu: IRR = i i NPV NPV NPV i − − + Keterangan: i = Discount rate yang menghasilkan NPV positif i’ = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif NPV = NPV yang bernilai positif NPV’ = NPV yang bernilai negatif Suatu investasi dianggap layak apabila memiliki nilai IRR lebih besar daripada tingkat suku bunga yang berlaku, demikian juga sebaliknya investasi 46 akan dianggap tidak layak apabila nilai IRR lebih kecil daripada tingkat suku bunga yang berlaku. 3 Net Benefit and Cost Ratio Net BC Rasio Net Benefit dan Cost Ratio Net BC Rasio merupakan angka perbandingan antar jumlah nilai sekarang yang bernilai positif dengan jumlah nilai sekarang yang bernilai negatif. Adapun rumus perhitungan Net BC yaitu Husnan 2000: Net BC = ∑ ∑ = = + − + − n t t n t t i Ct Bt i Ct Bt 1 1 Dimana − − t t t t C B C B Keterangan: B t = manfaat yang diperoleh setiap tahun C t = biaya yang dikeluarkan setiap tahun n = jumlah tahun i = tingkat bunga diskonto Kriteria investasi berdasarkan Net BC yaitu jika Net BC 1, artinya proyek tersebut menguntungkan. Sebaliknya jika Net BC 1, maka proyek tersebut merugikan. Misalkan usaha tungku sekam memiliki nilai Net BC sebesar 1,5 maka setiap 1 rupiah yang dikeluarkan selama umur proyek menghasilkan manfaat bersih sebesar Rp 1,5. 4 Break Event Point BEP atau Titik Impas Titik impas adalah suatu kondisi pada saat tingkat produksi atau besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran perusahaan sehingga pada saat itu perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Perhitungan BEP dapat dilakukan dengan beberapa cara Mulyadi 1997. BEP unit = Total Biaya Tetap Harga Jual – Biaya Variabel Rata-Rata BEP Rupiah = Total Biaya Tetap 1 – Biaya Variabel Rata-Rata 47 Harga Jual Misalkan usaha tungku sekam menghasilkan nilai BEP sebesar 100 unit, artinya jumlah produksi minimum yang harus dihasilkan dan harus habis terjual oleh produsen agar mencapai titik impas ialah sebanyak 100 unit. Sedangkan jika nilai BEP tersebut dinyatakan dalam rupiah bernilai Rp 15000.000; maka hasil penjualan minimum yang harus dicapai produsen agar mencapai titik impas ialah sebesar Rp 15.000.000. 5 Harga Pokok Produksi HPP Harga pokok produksi merupakan cara penentuan harga berdasarkan biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah produk. Harga pokok produksi menjadi pedoman produsen dalam menetukan harga jual. Misalkan usaha tungku sekam memiliki nilai HPP sebesar Rp 10.0000unit, maka harga jual produk tersebut harus lebih tinggi dari HPP agar kelompok tani memperoleh keuntungan. Rumusnya ialah : HPP = Biaya Tetapunit + Biaya Variabelunit 6 Tingkat Pengembalian Investasi Payback Period Untuk melihat jangka waktu pengembalian suatu investasi dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode Payback Period yang menunjukkan jangka waktu kembalinya investasi yang dikeluarkan melalui pendapatan bersih tambahan yang diperoleh dari usaha tungku sekam. Rumus yang digunakan untuk menghitung jangka pengembalian investasi adalah: b A I period Payback = Keterangan : I = besarnya investasi yang dibutuhkan. A b = benefit bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya. Masa pengembalian investasi ditunjukkan pada saat proyek mulai mengalami nilai present value yang positif. Semakin cepat tingkat pengembalian suatu usaha maka akan semakin baik. 7 Analisis Switching Value Perencanaan suatu usaha pada umumnya menggunakan perkiraan dalam menentukan semua biaya yang akan dikeluarkan dan penerimaan yang akan 48 diperoleh tiap tahun oleh suatu usaha. Variabel-variabel kebijakan yang digunakan sebagai alat analisis Switching Value pada penelitian ini adalah perubahan biaya operasional yang terdiri peningkatan harga input seng dan upah tenaga kerja tetap. Sementara itu, komponen penerimaan yang digunakan adalah penurunan volume penjualan. 8 Analisis Laba Rugi Analisa laba rugi digunakan perusahaan untuk mengetahui perkembangan usaha dalam periode tertentu. Komponen laba rugi usaha tungku sekam terdiri dari, pendapatan penjualan hasil produksi, biaya operasional, biaya penyusutan, beban bunga, dan pajak penghasilan. Laba sebelum pajak EBT diperoleh dari pendapatan penjualan dikurangi dengan biaya operasional, beban bunga, dan biaya penyusutan. Laba setelah pajak EAT diperoleh dari laba sebelum pajak dikurangi dengan pajak penghasilan

4.5. Pertimbangan-Pertimbangan dalam Menyusun Asumsi

Beberapa pertimbangan yang digunakan dalam menyusun asumsi-asumsi adalah sebagai berikut : 1 Usaha yang akan dilakukan adalah usaha produksi tungku sekam, dimana produk yang dihasilkan adalah tungku sekam ukuran sedang untuk rumah tangga. Rencananya Kelompok Tani Hurip juga akan menyediakan sekam yang ditampung dari penggilingan gabah di sekitar Desa Cikarawang serta menjual abu gosok yang diambil dari masyarakat pengguna tungku sekam. 2 Umur usaha tungku sekam didasarkan pada umur ekonomis dari investasi yang sangat berpengaruh, yaitu bangunan tempat produksi tungku sekam. 3 Kelompok Tani Hurip akan mendapatkan investasi dari Tim Peneliti IPB sesuai dengan kesepakatan yang telah diatur dalam rancangan kontrak kerjasama antara kedua belah pihak. Keuntungan usaha akan dibagi dengan proporsi 60 : 40. Sedangkan semua kerugian akan ditanggung oleh Tim Peneliti IPB. 4 Biaya Investasi yang dikeluarkan oleh Kelompok Tani Hurip digunakan untuk mendirikan usaha tungku sekam. 5 Produk tungku sekam yang akan disediakan memiliki dua jenis produk. Pertama adalah tungku sekam dengan menggunakan gerabah dan kedua 49 adalah tungku sekam dengan menggunakan kaleng cat sebagai pelindung tungku sekam. 6 Usaha tungku sekam menggunakan pendekatan harga konstantetap. Artinya hanya satu harga yang akan selalu digunakan dalam perhitungan selama umur usaha. Hal itu terkait dengan inflasi yang akan mempengaruhi harga pada tingkat yang hampir sama sehingga perbandingan antar harga barang-barang masih akan tetap sama. 7 Usaha tungku sekam memperoleh nilai sekarang dari suatu nilai yang akan datang sehingga dibutuhkan suatu teknik untuk menurunkan manfaat yang diperoleh dari masa yang akan datang dan arus biaya menjadi nilai biaya pada masa sekarang atau dengan kata lain disebut sebagai proses diskonto. Proses tersebut membutuhkan suatu tingkat suku bunga sehingga menghasilkan tingkat diskonto discount rate. Dalam hal ini suku bunga yang dipakai cukup kompetitif, yaitu suku bunga deposito berjangka waktu satu tahun Bank Rakyat Indonesia BRI sebesar 6,75 persen. Penentuan ini mengarah pada pendekatan pesimistic, artinya usaha tungku sekam nantinya belum tentu dapat memberikan keuntungan yang besar jika terjadi inflasi. Sehingga tingkat discount rate juga tidak dapat diperbesar. 8 Beberapa anggota Kelompok Tani Hurip pernah mengikuti pelatihan pembuatan tungku sekam di Laboratorium Mekanika dan Kayu, Departemen Fisika, FMIPA, IPB. Hasil kegiatan pelatihan pembuatan tungku sekam di Laboratorium Mekanika dan Kayu, menunjukkan bahwa dalam satu hari kerja anggota Kelompok Tani Hurip mampu menghasilkan minimal 4 unit produk tungku sekam. Jika dalam satu tahun terdapat 300 hari kerja, maka jumlah minimum yang mampu diproduksi ialah 1200 unit tungku sekam. 9 Jumlah potensi pasar usaha tungku sekam ditentukan berdasarkan survey peneliti ke 16 desa lingkar kampus IPB yang telah mendapatkan sosialisasi tungku sekam, yaitu sebesar 2988 calon konsumen. Umur ekonomis produk tungku sekam ialah selama 1 tahun. 10 Kapasitas produksi ekonomis usaha tungku sekam di Kelompok Tani Hurip ditentukan berdasarkan kombinasi antara jumlah potensi pasar usaha tungku 50 sekam per tahun dan tingkat produksi minimum yang dapat dilakukan oleh Kelompok Tani Hurip per tahunnya. 11 Kegiatan promosi yang dilakukan dalam usaha tungku sekam diprediksikan akan meningkatkan market share produk tersebut. Penentuan periode peningkatan market share tidak dilakukan setiap tahun melainkan setiap dua tahun sekali mengingat tingkat adopsi produk tungku sekam di masyarakat belum maksimal. Persentase peningkatan market share ditentukan berdasarkan jumlah potensi pasar yang ada setiap tahunnya sehingga pada akhir umur usaha jumlah produk yang ditawarkan tidak melebihi jumlah potensi pasar yang ada . 12 Produk tungku sekam diprediksikan akan semakin populer seiring dengan pelaksanaan kegiatan promosi. Untuk itu dibutuhkan jumlah yang besar dalam melakukan promosi terutama pada awal usaha berjalan. Selanjutnya dengan semakin populernya produk tungku sekam di masyarakat, biaya promosi juga akan semakin menurun. 13 Periode penurunan biaya promosi ditentukan setiap dua tahun sekali bukan setiap tahun selama umur usaha. Hal ini dilakukan agar Kelompok Tani Hurip tetap dapat mempertahankan image dan daya ingat konsumen. Persentase penurunan biaya promosi diusahakan lebih besar daripada persentase peningkatan persentase market share. 14 Harga jual tungku sekam didasarkan pada perhitungan Harga Pokok Produksi sesuai kapasitas produksi minimum yang dapat dicapai oleh tim usaha Kelompok Tani Hurip. Perbedaan harga jual dari kedua skenario usaha diprediksikan juga akan menyebakan perbedaan peningkatan market share dari kedua skenario usaha tersebut. 15 Pembayaran gaji akan dibedakan menjadi dua, yaitu gaji bagi karyawan tetap atau pengelola maupun gaji bagi buruh atau karyawan tidak tetap. 16 Beban penyusutan akan digunakan dalam perhitungan laba-rugi. Selanjutnya perhitungan laba-rugi akan digunakan dalam menghitung besarnya pajak penghasilan. Pajak penghasilan menjadi salah satu komponen dalam sisi pengeluaran pada Cashflow. 51 17 Usaha tungku sekam di Kelompok Tani Hurip nantinya akan mendatangkan keuntungan sehingga memiliki kontribusi terhadap pajak penghasilan. 18 Komponen yang mengalami perubahan merupakan komponen yang memiliki kontribusi besar baik dalam pengeluaran maupun penerimaan. Komponen tersebut ialah input seng, gaji tenaga kerja tetap, volume produksi tungku sekam serta harga jual tungku sekam.

4.6. Asumsi-Asumsi Dasar yang Digunakan

Dokumen yang terkait

Analisis kelayakan finansial dan kesempatan kerja pada usahatani pepaya (studi kasus di Kebun Percobaan Cikarawang, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 16 129

Analisis Tingkat Partisipasi dan Loyalitas Anggota Pada Kelompok Tani Hurip Dengan Pendekatan Participatory Action Research /PAR (Kasus Kelompok Tani Hurip, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor)

0 8 10

Studi kelayakan pendirian usaha penggilingan gabah di desa Cikarawang, kecamatan Dramaga, kabupaten Bogor

1 24 267

Studi kelayakan bisnis tanaman buah jambu kristal pada kelompok tani desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor

9 47 64

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ubi jalar: studi kasus Kelompok Tani Hurip, Desa Cikarawang Kecamatan Darmaga Kabupaten Bogor

10 37 93

Analisis kelayakan finansial usaha pupuk kompos (Studi Kasus : Kelompok Tani Hurip, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

2 12 227

Kelayakan Usaha Pembesaran Itik Pedaging (Studi Kasus pada Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

5 55 317

Keanekaragaman Jenis Kelelawar di Desa Cikarawang Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat

0 3 24

Analisis Pemasaran Ubi Jalar (Studi Kasus: Kelompok Tani Hurip, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor)

9 46 125

Partisipasi Dan Perubahan Perilaku Anggota Kelompok Wanita Tani Di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

0 2 1